Pelabuhan Merak Padat, tetapi Belum Mencapai Puncak
Oleh
IQBAL BASYARI
·5 menit baca
CILEGON, KOMPAS — Hingga empat hari menjelang Idul Fitri atau H-4 Lebaran 2018, pemudik terus mengalir meninggalkan Pulau Jawa melalui Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten. Meski terjadi peningkatan penyeberangan selama dua hari terakhir, jumlahnya masih berkisar 30 persen dari perkiraan total pemudik di pelabuhan ini. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-3 dan H-2 seperti tahun lalu.
Pantauan Kompas, Senin (11/6/2018), di Pelabuhan Merak, pemudik terus mengalir untuk menyeberang ke Pulau Sumatera. Tidak terlihat antrean yang berarti karena tiap kali datang pemudik yang menggunakan mobil dan sepeda motor langsung diangkut oleh kapal roro yang selalu tersedia di enam dermaga.
Berdasarkan data PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Merak, sejak H-8 hingga H-4 pukul 08.00, pemudik pejalan kaki yang menyeberang sebanyak 32.682 orang atau 24,1 persen dari perkiraan 143.475 orang.
Kemudian pemudik dengan sepeda motor sebanyak 12.954 unit atau 17,5 persen dari perkiraan 78.586 unit, mobil sebanyak 24.656 unit atau 30,8 persen dari perkiraan 84.760 unit. Lalu untuk bus sebanyak 1.313 unit atau 34,3 persen dari perkiraan 3.829 unit dan truk sebanyak 6.474 unit atau 67,6 persen dari perkiraan 9.567 unit.
Puncak arus mudik di Pelabuhan Merak belum terjadi karena pemudik yang menyeberang baru sekitar 30 persen dari perkiraan total pemudik yang menyeberang ke Pulau Sumatera.
Adapun lonjakan pemudik terjadi pada H-6 dan H-5. Pada H-6 tercatat ada 114.424 penumpang dan 23.939 unit kendaraan yang menyeberang. Sementara H-5 naik menjadi 126.407 penumpang dan 25.054 unit kendaraan.
Jumlah pemudik tersebut masih lebih rendah dibandingkan puncak arus mudik tahun lalu. Berdasarkan catatan ASDP Cabang Merak, puncak arus mudik 2017 pada H-3 mencapai 173.773 penumpang dan 39.369 unit kendaraan serta di H-2 sebanyak 144.367 pemudik dan 39.467 unit kendaraan.
”Puncak arus mudik di Pelabuhan Merak belum terjadi karena pemudik yang menyeberang baru sekitar 30 persen dari perkiraan total pemudik yang menyeberang ke Pulau Sumatera,” ujar Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian saat meninjau arus mudik di Pelabuhan Merak, Senin.
Hadir dalam acara tersebut di antaranya Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, dan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi.
Menurut Tito, pemudik yang belum melakukan penyeberangan di Pelabuhan Merak akan terbagi di tiga hari tersisa sebelum Lebaran. Namun, diperkirakan kepadatan tertinggi akan terjadi pada H-3 dan H-2 seperti tahun lalu. Jumlah pemudik yang menyeberang diperkirakan lebih banyak dibandingkan H-6 dan H-5 yang merupakan salah satu titik kritis arus mudik tahun ini.
Untuk mengantisipasi kepadatan yang kemungkinan terjadi, Tito meminta semua jajaran ASDP dan kepolisian mempersiapkan dengan sebaik mungkin. Ada tiga titik krusial yang harus diantisipasi, yakni jalan tol, titik antrean, dan di dermaga keberangkatan. ”Kita harus memikirkan hal terburuk sehingga kontigensi (ketidakpastian) bisa diantisipasi karena tahun lalu kemacetan sampai di pintu Tol Merak,” ujarnya.
Ira memaparkan, ASDP Cabang Merak mengantisipasi puncak arus mudik dengan meningkatkan pelayanan di loket antrean dan keberangkatan kapal. Di bagian loket antrean, jumlah untuk arus mudik ditambah agar tidak terjadi kepadatan saat pemudik antre tiket.
Untuk loket penumpang pejalan kaki, loket ditambah dari 5 loket menjadi 26 loket. Kemudian untuk sepeda motor juga ditambah dari 2 loket menjadi 34 loket dan untuk mobil ditambah dari 8 loket menjadi 18 loket. Jumlah personel juga ditambah dari 881 orang menjadi 1.000 personel.
Adapun untuk mempercepat penyeberangan, pihaknya menyiapkan 36 kapal berukuran besar yang mampu mengangkut hingga 2.500 sepeda motor atau 250 mobil di enam dermaga. Khusus untuk sepeda motor disiapkan di dermaga 6. Namun jika terjadi lonjakan, pemudik sepeda motor akan diarahkan ke dermaga 1, 2, 3, dan 4 seperti yang terjadi pada H-6 dan H-5 lalu. Begitu pula ketika kapal di dermaga 6 belum siap, sepeda motor langsung diarahkan ke dermaga yang lain.
Kemudian jika sebuah kapal sudah penuh dan berlayar, kapal selanjutnya sudah bersiap sehingga penumpang tidak terlalu lama menunggu. ”Waktu bongkar muat juga dikurangi dari 60 menit menjadi 45 menit agar tidak terjadi penumpukan pemudik,” ujarnya.
Sementara untuk pintu keluar Tol Merak, Direktur Teknik dan Operasi PT Marga Mandala Sakti (MMS) mengatakan, jumlah pintu tol di Gerbang Tol Merak ditambah dari empat unit menjadi enam unit. Jika masih terjadi antrean panjang, kendaraan menuju Pelabuhan Merak akan dikeluarkan di Pintu Tol Cilegon Barat yang memiliki enam gardu.
”Kapasitas maksimal bisa mengeluarkan 2.000 kendaraan per jam sehingga kami akan koordinasi dengan ASDP agar tidak terjadi penumpukan,” ujarnya.
Hadi mengatakan, pengaturan arus kendaraan harus melibatkan aparat agar tetap bisa menjaga ketertiban. Selain itu, perlu ada posko di lokasi yang diperkirakan terjadi penumpukan untuk menyediakan keperluan kesehatan dan makanan bagi pemudik.
Menurut Puan, puncak arus mudik untuk di darat dan laut berbeda. Jika puncak arus mudik untuk jalur darat, terutama di jalan tol dan nontol sudah terjadi pada H-6 dan H-5. Oleh sebab itu, petugas harus mempersipkan dengan baik agar pemudik bisa nyaman kembali ke kampung halaman.
Budi menuturkan, terbaginya puncak arus mudik disebabkan libur dan cuti bersama yang panjang. Pemudik bisa memilih waktu kepulangan sehingga tidak menumpuk di satu waktu yang bersamaan. Selain itu, libur pegawai juga bervariasi sehingga arus mudik bisa lebih tersebar. ”Infrastruktur sekarang juga bagus sehingga mumudahkan perjalanan pemudik,” katanya.