SINGAPURA, KOMPAS - Singapura siap menggelar pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa besok. Pertemuan ini—jika berhasil—bisa menjadi batu landasan penghentian perseteruan nuklir di antara dua negara musuh bebuyutan, serta awal transformasi Korea Utara yang terisolasi.
Kim dan Trump tiba di Singapura, Minggu (10/6/2018). Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, selaku tuan rumah, berharap pertemuan Trump dan Kim dapat terwujud dan menjadi satu langkah konstruktif terkait denuklirisasi hingga tercapai perdamaian demi kestabilan di Semenanjung Korea.
Kim Jong Un dan rombongan mendarat di Bandara Changi, sekitar pukul 14.30 waktu Singapura, menggunakan pesawat milik maskapai Air China. Kim Jong Un didampingi sejumlah pembantu utama. Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, melaporkan, para pendamping itu termasuk Kim Yong Chol, Wakil Ketua Partai Pekerja Korea (WPK), yang baru-baru ini bertemu dengan Trump di Washington untuk menyampaikan surat dari Kim. Turut pula Ri Su Yong, Wakil Ketua WPK dalam urusan internasional, dan Menteri Luar Negeri Ri Yong Ho.
Sementara Trump tiba di Singapura, Minggu malam, dengan menjalani penerbangan panjang dengan pesawat kepresidenan AS, seusai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-7 di Quebec, Kanada. Trump dan rombongan mendarat di Lapangan Udara Paya Lebar sekitar pukul 20.24 waktu setempat.
Kedatangan Kim Jong Un dan Trump disambut Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan. ”Saya menuju Singapura untuk menyambut kesempatan mencapai sebuah hasil yang sungguh-sungguh bagus bagi Korea Utara dan dunia. Akan menjadi sebuah hari yang menyenangkan dan saya pikir Kim Jong Un akan bekerja sekeras mungkin guna mencapai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Trump melalui akun Twitter-nya.
Kedatangan Kim Jong Un di Singapura adalah peristiwa bersejarah. Ini merupakan kunjungan pertama Kim Jong Un ke Singapura dan wilayah Asia Tenggara. Sejarah berikutnya akan tercipta jika pertemuan dirinya dengan Trump benar-benar terjadi. Pertemuan keduanya dijadwalkan digelar di Hotel Capella, Pulau Sentosa, Selasa besok.
Kepada media, PM Lee menyatakan, tak sekadar sebagai tempat penyelenggaraan KTT AS-Korut, Singapura ingin berperan sebagai pembawa semangat keamanan dan stabilitas di kawasan. Meski jalan mungkin masih panjang, pertemuan puncak di Singapura itu diharapkan konstruktif.
”Jadi Anda tidak bisa menghapus semua (hal yang sudah terjadi) itu dengan satu pertemuan,” kata Lee. ”Apa yang
dapat Anda harapkan adalah memulai hal-hal yang bergerak ke arah yang positif...,” kata Lee.
Minggu kemarin, Lee menggelar pertemuan bilateral dengan Kim Jong Un. Pertemuan bilateral serupa dijadwalkan akan digelar antara Lee dan Trump, Senin ini.
Dari pengamatan Kompas, keamanan lokasi-lokasi yang menjadi tempat penyelenggaraan KTT maupun tempat menginap rombongan peserta KTT dipastikan digelar superketat.
Untuk menjamin keamanan wilayah-wilayah itu, lalu lintas dibatasi dan diatur sedemikian rupa. Beberapa wilayah itu antara lain St Regis Hotel-Tanglin Road, Tomlinson Road, Orchard Boulevard dan Cuscaden Road. Kemudian Hotel Shangri-la-Anderson Road dan Orange Grove Road; Keppel Road, Telok Blangah Road dan Sentosa Gateway.
Di Bandara Changi, cek secara random digelar. Hal itu tampak ketika Kompas tiba di bandara itu pada Minggu siang. Puluhan orang dipisahkan oleh sejumlah petugas.