China Tolak Kemungkinan Pertemuan Xi Jinping dan Tsai Ing-wen
Oleh
Elok Dyah Messwati, A Tomy Trinugroho
·3 menit baca
BEIJING, RABU - Hubungan yang membaik antara Amerika Serikat dan Korea Utara tidak berarti China akan mengupayakan pertemuan puncak serupa dengan Taiwan. Hal ini disampaikan pemerintah China, Rabu (13/6/208), menyusul penyelenggaraan pertemuan bersejarah Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong Un, di Singapura, Selasa (12/6/2018) lalu.
Sebelum menjadi lokasi pertemuan Trump-Kim, Singapura menjadi tuan rumah pertemuan Presiden China Xi Jinping dengan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou, yang sekarang digantikan oleh Tsai Ing-wen. Pertemuan Xi dengan Ma berlangsung pada tahun 2015.
Namun, relasi China-Taiwan memburuk sejak Tsai menjadi presiden. China yang memandang Taiwan sebagai wilayahnya menyebut sikap keras terhadap Tsai dan Taiwan dilakukan karena Tsai menolak untuk mengakui prinsip "Satu China" yang dikehendaki Beijing. Di sisi lain, Tsai menyebutkan bahwa dirinya ingin mempertahankan status quo, tetapi tidak mau ditekan oleh China dan akan mempertahan demokrasi Taiwan.
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan milik pemerintah China, Ma Xiaoguang, mengabaikan pandangan bahwa pertemuan trump-Kim akan membawa pencairan ketegangan Beijing-Taipei. "Isu Taiwan adalah murni urusan dalam negeri China. Situasinya berbeda dengan relasi Korut-AS," paparnya.
Kantor perwakilan AS
Sehari sebelumnya, Selasa (12/6/2018) silam, AS mengungkapkan bahwa keberadaan kantor perwakilan mereka di Taiwan sebagai indikasi hubungan kuat antara Washington dan Taipei. Peresmian kantor perwakilan AS di Taiwan memicu kemarahan pemerintah China yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari negara itu.
Pembukaan kantor perwakilan merupakan tanda baru pemerintahan Trump yang hendak memperkuat hubungan dengan Taipei, di tengah perselisihan dagang AS- China. Kantor American Institute in Taiwan (AIT) yang terletak di pinggiran Taipei, ibukota Taiwan, akan menjadi lokasi kantor perwakilan AS tersebut. Kantor ini akan melayani kepentingan AS meski tak ada hubungan diplomatik antara AS dan Taiwan.
Direktur AIT Kin W Moy, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, dan pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS menghadiri upacara peresmian kantor perwakilan AS, Selasa. Acara tersebut dituding Beijing sebagai hal yang berbahaya bagi hubungan AS-China.
Pembukaan kantor perwakilan merupakan tanda baru pemerintahan Trump yang hendak memperkuat hubungan dengan Taipei.
Bergabung dengan Moy adalah Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Marie Royce. Ia menyebut kantor baru itu sebagai "simbol kekuatan dan semangat kemitraan AS-Taiwan pada abad ke-21."
China dan Taiwan terbelah di tengah perang saudara tahun 1949. AS mengalihkan pengakuan diplomatik ke Beijing pada tahun 1979, tetapi, mempertahankan hubungan ekonomi, politik dan keamanan yang erat dengan Taiwan. China menghalangani Taiwan agar tidak bisa menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan banyak organisasi internasional lainnya.
Kantor baru itu sebagai simbol kekuatan dan semangat kemitraan AS-Taiwan pada abad ke-21.
Beijing telah memutuskan semua kontak dengan pemerintah Tsai, melarang turis China untuk mengunjungi Taiwan, dan meningkatkan ancaman militer dengan melakukan patroli udara di sekitar Taiwan. Kapal induk China juga berlayar melalui Selat Taiwan.
Militer Taiwan mengadakan latihan pekan lalu dan melakukan simulasi serangan udara di pangkalan udara utama Taiwan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan bahwa pejabat AS yang menghadiri peresmian kantor perwakilan AS di Taiwan telah melanggar perjanjian diplomatik dan ikut campur dalam urusan dalam negeri China.
"Kami mendesak AS untuk memegang kata-kata mereka terkait masalah Taiwan, dan memperbaiki kesalahan tersebut sehingga tidak membahayakan hubungan China-AS sehingga perdamaian dan stabilitas dalam hubungan lintas selat terjaga," kata Geng.
Hubungan Taiwan dengan AS semakin dekat di tengah perjuangan Washington menghadapi Beijing. Trump pada Maret lalu menandatangani Taiwan Travel Act yang mendorong kunjungan pejabat tinggi kedua negara.
Sebulan kemudian, Departemen Pertahanan AS setuju untuk memberikan lisensi pemasaran kontraktor Amerika untuk teknologi kapal selam listrik-diesel yang dicari oleh angkatan bersenjata Taiwan.