JAKARTA, KOMPAS – Sejumlah cabang olahraga yang menjalankan pelatnas di Indonesia diliburkan pada hari raya Idul Fitri. Meski libur, pelatih setiap cabang memberikan program latihan khusus untuk atlet demi menjaga kondisi dua bulang jelang Asian Games 2018.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto mengatakan, sudah menerima dan mengizinkan permintaan setiap cabang untuk libur pada lebaran. Lama libur itu berbeda-beda tergantung keputusan pengurus cabang.
“Itu merupakan hak atlet dan sudah lazim setiap tahunnya. Kami serahkan pada pengurus untuk waktunya, pastinya mereka juga tidak mau lama-lama karena bisa mengganggu persiapan Asian Games,” ucap Gatot, dari Jakarta.
Pada sepatu roda, pelatnas sudah libur sejak 11 Mei. Atlet akan kembali pada 20 Mei untuk mengikuti seleksi tahap akhir pendaftaran nama atau entry by name Asian Games 2018. Tim sepatu roda hanya akan mendaftarkan 4 dari 8 atlet yang sudah menjalani pelatnas sejak Maret 2018.
Pelatih sepatu roda Faisal Norman mengatakan, sudah menginstruksikan pesepeda untuk tetap berlatih di rumah. “Mereka tinggal conditioning saja di rumah, karena saat masuk nanti langsung seleksi,” tuturnya.
Pelatnas senam akan libur mulai 15 Juni – 17 Juni. Meski hanya tiga hari, tim pelatih tetap meminta atlet untuk melakukan pemanasan setikdanya 45 menit dalam sehari. Pemanasan itu bisa berupa push up, sit up, dan ritual sebelum senam lainnya.
“Ini yang kita khawatirkan. Kalau lebaran kan makanannya itu lemak semua, ada gulai dan kue-kue kering. Jadi selain mengurangi makanan itu, mereka tetap harus berlatih agar tidak kaku saat kembali,” kata pelatih senam Eva Butar Butar.
Senada dengan senam, pelatnas sepeda disiplin trek yang diliburkan 14 Juni – 18 Juni juga mengkhawatirkan makanan selama lebaran. Hal itu karena atlet sedang menjalankan program pengurangan karbohidrat untuk mengefisiensikan massa otot dan kekuatan.
Untuk itu, pelatih sepeda Nur Rohman berharap anak asuhnya mampu menahan untuk tidak mengonsumsi makanan tinggi lemak dan karbohidrat. Untuk mengantisipasi penurunan, pada 18 Juni, pelatnas akan mengadakan tes kecepatan di Jakarta Internasional Velodrom, Rawamangun.
Pada kurash, pelatnas libur 13 Juni – 17 Juni. Tim pelatih meminta para atlet untuk menjaga kondisi dengan berlari selama 45 menit sehari dan mengangkat beban dengan waktu yang sama. Kedua hal itu merupakan kegiatan latihan fisik yang dilakukan setiap hari di Pelatnas Ciloto. “Sama saja tidak ada bedanya, bedanya mereka latihan di rumah,” ucap pelatih kurash Sugiri Wijaya.
Kesadaran sendiri
Para atlet ternyata memiliki cara sendiri untuk menjaga kondisi. Mereka berkomitmen untuk menjaga kondisi karena mengetahui Asian Games tinggal dua bulan lebih lagi.
Pebalap sepeda nomor individual pursuit Elan Riyadi berkomitmen untuk berlatih setiap hari. Bahkan, ia akan pulang pergi ke daerah asalnya Sukabumi dari Jakarta dengan menggunakan sepeda.
“Lumayan untuk meningkatkan ketahanan tubuh. Paling pagi berangkat, siang sudah sampai,” ucap pebalap yang akan memainkan nomor 4.000 kilometer itu.
Atlet sepatu roda Oky Adrianto, berkomitmen akan mejaga makan dan berlatih fisik selama dua jam sehari. Namun, ia perlu menyesuaikan waktu karena harus berkunjung ke rumah saudara.