JAKARTA, KOMPAS - Tim penyelamat korban tenggelam Kapal Motor Arista menghentikan pencarian korban pada Rabu (13/6/2018) pukul 18.00 waktu setempat. KM Arista sebelumnya tenggelam dalam perjalanan pulang dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo, di perairan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, sekitar pukul 13.00
Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, Victor Vikki Subroto, saat dihubungi dari Jakarta, menyatakan, pencarian korban lainnya dihentikan pada pukul 18.00 waktu setempat akibat ombak yang besar. Tim penyelamat terdiri dari gabungan Basarnas, Polda Sulawesi Selatan, dan TNI AL.
Adapun tim dari Kantor Kesyahbandaran Utama bergabung dengan tim SAR.
“Pencarian korban yang hilang akan dilanjutkan esok hari berdasarkan keterangan dari keluarga,” tuturnya. Jumlah potensi korban tidak dapat dinyatakan karena jumlah penumpang tidak diketahui secara pasti. Namun, ia menerima kabar bahwa jumlah penumpang sekitar 30 orang.
Ketidakjelasan informasi terkait jumlah penumpang terjadi akibat KM Arista merupakan kapal ikan, bukan kapal penumpang. KM Arista merupakan kapal jenis Jolloro dengan berat GT 6. Pada saat insiden terjadi, kapal sedang mengangkut penumpang yang akan berbelanja keperluan Lebaran ke Makassar.
Dengan demikian, penumpang menjadi tidak terdata, spesifikasi kapal tidak sesuai standar untuk memuat banyak penumpang, dan kapal tidak memiliki Surat Persetujuan Berlayar (SPB) untuk penumpang. Kapal pun berlayar tanpa sepengetahuan Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar.
“Masyarakat sudah kami imbau berulang kali untuk menggunakan kapal sesuai peruntukannya melalui sosialisasi pelayaran,” kata Victor. Namun, masih ada yang tidak menaati imbauan tersebut. Bahkan, setelah tenggelamnya KM Arista, ia masih menemukan masyarakat yang ingin menyeberang menggunakan kapal ikan di lapangan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Basarnas, 13 orang tewas, 8 orang hilang, dan 22 orang selamat setelah KM Arista mengalami kecelakaan di Selat Makassar. Korban selamat dirawat di Rumah Sakit TNI AL dan sebagian dievakuasi ke Pulau Barrang Lompo. Semua korban diperkirakan adalah warga Pulau Barrang Lompo.