Yulvianus Harjono & Herpin Dewanto dari Moskwa, Rusia
·3 menit baca
NOVOGORSK, KOMPAS - Tim nasional sepak bola Rusia menyerukan tekad kuat dan pesan persatuan menjelang laga kontra Arab Saudi yang menjadi penanda dimulainya Piala Dunia 2018, Kamis (14/6/2018) malam. Seruan itu dimaksudkan untuk mengusir skeptisisme yang kini melanda publik Rusia akan sepak terjang tim mereka.
Artem Dzyuba (29), ujung tombak timnas Rusia, tiba-tiba meninggikan suaranya, pada akhir wawancara bersama sejumlah media, termasuk Kompas, Selasa (12/6) di Novogorsk, kawasan di barat laut Moskwa. Tangannya lalu menyambar bendera putih-biru-merah dari jurnalis FIFA TV yang juga warga Rusia. Bendera Federasi Rusia itu lalu
dikalungkannya ke pundaknya yang dipenuhi keringat.
”Saya memohon kepada semua warga Rusia untuk bersatu mendukung kami. Kita semua bersaudara. Saya sadar, banyak pandangan skeptis akan tim kami saat ini. Namun, saya bisa menjamin bahwa kami di tim ini sepenuhnya berkomitmen untuk berjuang, memberikan hasil terbaik di lapangan nanti,” ujar Dzyuba yang menatap nanar sejumlah kamera televisi.
Meski berstatus tuan rumah, timnas Rusia sebelumnya tidak banyak mendapatkan dukungan, bahkan dari publik negaranya sendiri. Mayoritas warga Rusia pesimistis timnya melaju jauh di Piala Dunia kali ini. Dibandingkan dengan 31 negara peserta lainnya, peringkat Rusia terendah, yakni peringkat ke-70 dunia. Posisi mereka lebih rendah dari calon lawannya yang juga dianggap salah satu tim lemah, Arab Saudi (peringkat ke-67).
Skeptisisme publik Rusia kian menjadi-jadi menyusul serentetan hasil negatif tim itu di laga-laga uji coba menjelang Piala Dunia 2018. Mereka tidak pernah bisa menang di tujuh laga terakhir. Namun, Dzyuba berkata, serangkaian laga uji coba itu tidaklah mencerminkan performa sesungguhnya timnya itu.
”Laga uji coba tidak bisa dijadikan acuan untuk mengukur kekuatan sebuah tim. Uji coba adalah bagian dari proses untuk beradaptasi dengan berbagai keputusan terbaru pelatih, misalnya perubahan sistem bermain, personel, dan taktik,” ujar striker andalan klub Zenit St Petersburg itu.
Timnas Rusia saat ini terus ditempa di Pusat Olimpiade Rusia di Novogorsk. Fasilitas negara warisan Uni Soviet ini dianggap sebagai tempat sakral yang melahirkan banyak atlet Rusia elite berkelas dunia. Fasilitas latihan terpadu itu dijaga sangat ketat oleh personel militer maupun polisi federal. ”Hal yang kami butuhkan saat ini adalah curahan hati dan emosi rakyat Rusia. Bukan pesimisme atau hal yang lain,” ujarnya kemudian.
Sementara itu, di Ramensky, kawasan resor yang berada 40 kilometer dari pusat kota Moskwa, timnas Portugal fokus menyiapkan duel melawan Spanyol di penyisihan Grup B, Sabtu (16/6) pukul 01.00 WIB. Mereka berlatih secara tertutup di wilayah yang hening ini.
Selain wartawan dan dua fans yang beruntung, tidak ada orang lain yang boleh masuk dan melihat aktivitas tim juara Eropa ini. Staf timnas Portugal hanya memberikan waktu bagi para wartawan selama 15 menit untuk mengambil gambar ketika para pemain sedang melakukan pemanasan.
Semua pemain dalam skuad Portugal tampak ikut berlatih. Di antara semua pemain, Cristiano Ronaldo tetap menjadi pemain yang paling disorot kamera wartawan. Bintang Real Madrid yang meraih lima penghargaan Ballon d’Or ini bakal menjadi tumpuan Portugal di Piala Dunia kali ini.
Bertarung di Grup B yang dihuni Spanyol, Iran, dan Maroko, Portugal menyimpan ambisi menghancurkan Spanyol, lawan terkuat di grup itu. Jika bisa menumbangkan Spanyol dalam laga perdana akhir pekan nanti, Portugal berpeluang besar menjuarai grup. Harapan mereka untuk melanjutkan sukses di Piala Eropa 2016 pun semakin terbuka lebar.