Dari ”Kerja Lembur bagai Kuda” hingga Tidak Sama Sekali
“Kerja lembur bagai kuda
hingga lupa orang tua,
oh hati terasa durhaka…”
Penggalan lirik itu menggema dan sontak sebagian besar penumpang di gerbong kereta rangkaian listrik berpaling ke arah sumber suara. Tampak di layar sekelompok perempuan yang memainkan musik kasidah sambil mempromosikan belanja Lebaran di suatu toko ritel.
Iklan promosi itu dikeluarkan oleh PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk pada awal Ramadan 2018. Menurut Head of Marketing and Promotion PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Ainu Rofik, pencapaian penjualan selama Ramadan-Lebaran.
Ainu menuturkan, pihaknya telah mengemas iklan kreatif sejak dua tahun silam. “Berkat iklan kreatif kami pada saat itu, kami memecahkan rekor dalam penjualan selama Ramadan – Lebaran 2016,” katanya.
Berkat iklan kreatif kami pada saat itu, kami memecahkan rekor dalam penjualan selama Ramadan – Lebaran
Dengan iklan yang beredar saat ini, Ainu berharap, rekor penjualan Ramayana menembus rekor hingga 7,3 persen pada Mei-Juni 2018 secara tahun ke tahun (year-on-year). Penjualan pada periode ini menyumbang proporsi 40 persen dalam setahun.
Karena menyasar kelompok masyarakat SES C dan D, iklan tersebut ditayangkan di sejumlah stasiun televisi serta media sosial. “Lewat iklan kami, kami ingin menyadarkan hak tampil keren pada masyarakat yang bisa diwujudkan dengan harga murah,” ujar Ainu.
Promosi belanja Lebaran 2018 lewat media sosial juga digencarkan oleh pelaku ritel pada umumnya. Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan dan Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengungkapkan hal senada.
Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Mitra Adi Perkasa Tbk Fetty Kwartati mengatakan, pihaknya melakukan promosi seperti biasa. “Kami mengandalkan citra merek-merek yang kami jual,” ucapnya.
Target pertumbuhan
Ramadhan-Lebaran merupakan momen yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ritel. Roy mengatakan, sekitar 40 – 45 persen target pertumbuhan dalam setahun hendak dicapai pada saat Lebaran-Ramadhan.
Pertumbuhan penjualan selama Ramadhan-Lebaran 2018 anggota Aprindo ditargetkan sebesar 15-20 persen. “Strateginya dengan mempersiapkan stok sejak empat bulan lalu. Saat ini, stok kami cukup hingga Agustus 2018,” kata Roy.
Hippindo menargetkan pertumbuhan anggotanya mencapai 20 – 30 persen jika dibanding Lebaran 2017. Untuk mencapai target tersebut, Budihardjo memastikan, pertambahan stok anggotanya mencapai 20 – 30 persen sejak Mei 2018.
Sementara, PT Mitra Adi Perkasa Tbk menargetkan penjualan Lebaran 2018 mencapai 20 persen. Fetty mengatakan, pertumbuhan itu biasanya disumbang dari specialty store seperti toko-toko yang menjual perlengkapan rumah tangga. Proporsinya mencapai sekitar 70 persen.
Belanja yang menandai konsumsi pada Ramadan-Lebaran 2018 ini dinilai penting oleh Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih. Menurutnya, pertumbuhannya dapat tercermin dari angka peningkatan inflasi inti 0,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan Juni.
“Inflasi inti ini menandakan permintaan masyarakat. Jika konsumsinya tinggi, permintaannya tinggi dan daya beli masyarakat tumbuh. Ini menandakan sehatnya ekonomi nasional,” tuturnya.
Inflasi inti ini menandakan permintaan masyarakat. Jika konsumsinya tinggi, permintaannya tinggi dan daya beli masyarakat tumbuh. Ini menandakan sehatnya ekonomi nasional
Menilik pertumbuhan ritel pada Mei 2018 sebesar 10-15 persen dibandingkan bulan sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita optimistis. Menurutnya, daya beli masyarakat terjaga.
Para pelaku ritel telah menggencarkan promosi habis-habisan. Tak ada salahnya bukan menyempatkan belanja di ritel fisik di hari raya untuk memberi berkah pada perekonomian nasional?