India dan Pakistan Terlibat Baku Tembak di Kashmir
Oleh
Retno Bintarti
·2 menit baca
SRINAGAR, RABU — Situasi tegang terjadi di Kashmir, Rabu (13/6/2018), menyusul kematian empat paramiliter India oleh tentara Pakistan. Kedua pihak saling menyalahkan, saling menuduh pihak lain sebagai pencetus terjadinya baku tembak.
India menuduh Pakistan lebih dulu melakukan penembakan sebelum akhirnya India membalas. Sebaliknya, Pakistan menyatakan, pihaknya hanya merespons penembakan tanpa alasan yang dilakukan India. Selain empat orang tewas, dalam tembak-menembak itu, tiga tentara India luka-luka.
Kejadian ini menimbulkan friksi diplomatik kedua negara. Pakistan memanggil diplomat India sebagai protes atas pembunuhan warga sipil. Islamabad menuduh India telah ”melanggar gencatan senjata”.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Pakistan menyayangkan tindakan tentara India yang sengaja menyasar wilayah warga sipil. Pelanggaran gencatan senjata, demikian pernyataan Pakistan, mengancam perdamaian dan keamanan.
Penjaga perbatasan India mengatakan, tentara Pakistan pertama-tama melakukan pelanggaran pada tengah malam dengan melepaskan tembakan saat tentara India melakukan patroli di wilayah perbatasan Jammu. Ketika prajurit lain berupaya menyelamatkan rekannya yang jatuh, prajurit Pakistan melakukan penembakan, mengakibatkan terjadinya baku tembak.
Sumber yang tak bersedia disebutkan namanya mengungkapkan, dalam peristiwa itu, tiga tentara tewas di tempat dan seorang lagi meninggal saat dievakuasi.
Sepakat meredakan
Kedua negara belum lama ini menyepakati untuk menghentikan tembak-menembak di perbatasan dan memberlakukan kembali kesepakatan gencatan senjata 15 tahun lalu.
Pada Mei lalu, komandan operasi militer kedua negara lewat percakapan telepon sepakat meredakan ketegangan di Kashmir. Mereka juga setuju untuk menggunakan mekanisme kontak langsung dan melakukan pertemuan tingkat lokal guna memecahkan masalah.
Pada awal Juni, komandan penjaga perbatasan kedua pihak bertemu di perbatasan dan kembali sepakat menghentikan permusuhan yang membahayakan. Kendati demikian, pertempuran tidak juga berhenti.
Komandan operasi militer kedua negara lewat percakapan telepon sepakat meredakan ketegangan di Kashmir.
Ketegangan meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Kedua pihak saling menembaki pos-pos dan desa-desa di perbatasan. Korban tewas, baik sipil maupun tentara, tak terhindarkan. Bahkan, ribuan warga desa terpaksa melarikan diri akibat belasan kali terjadi saling serang.
India dan Pakistan sejak lama sama-sama mengklaim Kashmir sebagai wilayah mereka. Pertempuran menjadi siklus yang bisa diprediksi terjadi menyangkut wilayah Kashmir. Kelompok pemberontak menuntut wilayah bersatu di bawah Pemerintah Pakistan atau sebagai negara independen.
India dan Pakistan sejak lama sama-sama mengklaim Kashmir sebagai wilayah mereka.
India menuduh Pakistan mempersenjatai dan melatih pemberontak anti-India. Selain itu, India juga menuduh Pakistan menyediakan senjata untuk menyerang ke bagian India.
Pakistan menolak tuduhan tersebut dan menyatakan pihaknya hanya menawarkan dukungan moral dan diplomatik kepada orang-orang Kashmir yang menentang Pemerintah India. Upaya pemberontak melawan Pemerintah India terjadi sejak tahun 1989. Hampir 70.000 orang tewas ditumpas oleh militer India. (AP)