JAKARTA, KOMPAS-Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengimbau masyarakat menghindari puncak arus balik yang diprediksi terjadi tanggal 19 dan 20 Juni. Arus balik relatif pendek, berbeda dengan arus mudik yang berlangsung tujuh hari mulai 8-14 Juni.
“Saya imbau jangan pulang bertumpuk di tanggal 19 dan 20 Juni. Liburnya cukup lama dari tanggal 8 Juni maka kalau bisa tanggal 17-18 Juni sudah mulai kembali, jangan paksakan kembali tanggal 19-20 Juni. Upayakan memilih pulanhg antara tanggal 17-20 Juni atau 21-24 Juni,” kata Tito di markas Polda Metro Jaya, Kamis (14/6/2018).
Saya imbau jangan pulang bertumpuk di tanggal 19 dan 20 Juni. Liburnya cukup lama dari tanggal 8 Juni maka kalau bisa tanggal 17-18 Juni sudah mulai kembali, jangan paksakan kembali tanggal 19-20 Juni.
Tito menuturkan, masalah pada arus balik hampir sama dengan arus mudik yaitu penyempitan di tol Cikampek, penyempitan atau bottle neck di pintu tol Cikarang Utama, dan minimnya rest area di tol Cipali. Saat ini sedang diupayakan untuk menambah jumlah rest area atau memaksimalkan rest area di tol Cipali atau menggunakan fasilitas milik penduduk.
Khusus untuk arus balik di jalur selatan, dokar tidak boleh beroperasi namun mereka mendapat kompensasi. Polisi dan instansi terkait mendirikan pos pengamanan 24 jam. Polisi melakukan sistem buka tutup, kalau arus dari Tasikmalaya padat maka arus dari Bandung menuju Tasikmalaya ditutup.
Faktor penghambat
Tito Karnavian mengakui ada sejumlah faktor yang menyebabkan arus mudik Lebaran 2018 terhambat.
Menurut Tito, hambatan pertama adalah di tol Cikampek KM 10 sampai KM 47 karena proyek LRT dan proyek elevated toll road. Proyek menyebabkan penyempitan sehingga begitu kendaraan keluar Jakarta mulai terjadi kemacetan sepanjang 30 kilometer.
Kedua, arus kendaraan yang besar di pintu gerbang tol Cikarang Utama. Ketiga, di tol Cipali dengan minimnya jumlah tempat istirahat (rest area).
“Karena rest area jumlahnya kurang. Rest area adalah tempat titik lelah pemudik dari Sumatera. Sementara fasilitas seperti toilet kurang. Ada juga masyarakat yang mampir ke bahu jalan untuk buang air atau belanja karena ada yang berjualan. Itu yang membuat perlambatan,” kata Tito.
Selain itu di pintu gerbang tol Kertasari juga terjadi kemacetan. Menteri PU dan Perumahan Rakyat memberikan wewenang kepada Kepala Korlantas apabila antrian mencapai 3 kilometer makan antrian sepanjang 3 km di bagian depan digratiskan.
“Hambatan berikutnya di Jembatan Kali Kuto, Batang, Jawa Tengah. Di sana jembatannya belum selesai tanggal 8, 9, 10, tetapi kemarin sudah selesai satu jalur. Sudah lumayan dibandingkan keluar ke pantura lalu masuk lagi,” ujarnya.
Menurut Tito, masalah lain ada di Kali Kenteng, Salatiga, Jawa Tengah. Jembatan Kali Kenteng belum selesai sehingga menggunakan jalur di bawahnya. Arus ini hanya bisa dilewati satu kendaraan. Otomatis terjadi perlambatan tetapi bisa ditangani dengan manual yaitu diatur oleh anggota.
“Secara umum tanggal 8, 9, 10 Juni meskipun terjadi beberapa titik macet tapi relatif jalan dan bisa dikendalikan, jauh lebih baik dari tahun sebelumnya apalagi tahun 2016 ada horor Breksit dan tahun-tahun sebelumnya yang hanya lewat pantura,” lanjutnya.
Arus mudik kedua
Kapolri menuturkan, pada tanggal 12 dan 13 Juni memang terjadi kemacetan yang relatif cukup panjang. Itu disebabkan pekerja perusahaan swasta baru mendapat cuti tanggal 12 Juni kemudian sore harinya langsung berangkat mudik. Jumlah pemudik pada tanggal 12 Juni mencapai 30 persen dari arus mudik.
“Akibatnya terjadi macet cukup panjang di Cikampek karena ada penyempitan. Kiatnya bagaimana? Dengan contra flow. Kakorlantas ambil keputusan mulai Gerbang Tol Cikarang Utama sampai Gerbang Tol Kertasari lebih dari 200 kilometer dilaksanakan one way,” papar Tito.
Adapun mengenai kemacetan di jalur selatan, Tito menjelaskan hal itu disebabkan penyempitan di tol Cikampek akibat proyek LRT dan elevated toll road. Penyebabnya bukan macet di tol Cipularang maupun di Nagrek.
“Secara umum sampai hari ini dibandingkan dua tahun atau tahun sebelumnya tahun ini relatif cukup baik. Indikator lain adalah jumlah kecelakaan lalu lintas tahun ini turun 30 persen di periode yang sama pada H-1. Ini menunjukkan lalu lintas arus mudik tahun ini lebih baik,” kata Tito.