Meski Lebaran, Pencarian Korban KM Arista Terus Dilakukan
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Hingga Jumat (15/6/2018), tim pencarian dan penyelamatan (SAR) terus melakukan pencarian terhadap korban Kapal Motor Arista yang tenggelam di perairan Selat Makassar pada Rabu.
”Walau hari Lebaran, tim SAR tetap melakukan pencarian. Selain menyisir dengan kapal SAR, sejumlah penyelam juga diterjunkan untuk mencari korban. Kami menyisir rute yang dilalui kapal dan juga mengikuti arus dan arah angin,” tutur Hamsidar, Juru Bicara Kantor SAR Makassar, Jumat.
Kecelakaan KM Arista terjadi pada Rabu siang di perairan Selat Makassar, tepatnya sekitar Pulau Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. Kapal yang berangkat dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo dihantam angin kencang dan gelombang tinggi sekitar 5 mil laut (sekitar 9 kilometer) dari Pelabuhan Paotere pukul 12.45 Wita. Kapal akhirnya tenggelam.
Hingga saat ini, masih ada perbedaan data manifes penumpang. Berdasarkan data Basarnas Kantor Makassar, penumpang di atas kapal saat terjadi kecelakaan berjumlah 73 orang. Sebanyak 71 orang dapat diidentifikasi, terdiri dari 16 orang tewas, 55 orang selamat, dan 2 orang masih dicari. Sebanyak 13 korban yang tewas itu ditemukan pada Rabu, sesaat setelah kejadian, sedangkan 3 orang ditemukan pada Kamis (14/6/2018).
Sementara itu, versi Direktorat Polisi Air Polda Sulawesi Selatan, sebagaimana disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Komisaris Besar Dicky Sondani, penumpang KM Arista berjumlah 74 orang. Dari jumlah ini, 15 korban meninggal, 57 selamat, dan 2 orang masih dicari.
Karena ada perbedaan tersebut, Basarnas Makassar dan Polda Sulsel menyebut jumlah penumpang saat kapal mengalami kecelakaan lebih dari 70 orang.
Polisi saat ini sudah menahan DL, nakhoda kapal, karena berdasarkan hasil penyelidikan, kapal tersebut mengangkut penumpang melebihi kapasitas. Hal fatal adalah kapal yang digunakan sebenarnya merupakan kapal nelayan atau pencari ikan yang dimodifikasi menjadi kapal penumpang.
Ketidakjelasan informasi terkait jumlah penumpang pun terjadi akibat KM Arista merupakan kapal ikan, bukan kapal penumpang. Dengan demikian, penumpang tidak terdata, spesifikasi kapal tidak sesuai standar untuk memuat banyak penumpang, serta kapal tidak memiliki surat persetujuan berlayar untuk penumpang.
Sebagian besar penumpang tewas adalah perempuan dan anak-anak. Mereka merupakan warga Pulau Barrang Lompo yang baru saja berbelanja kebutuhan Lebaran di Makassar.