SOLO, KOMPAS — Pelaksanaan shalat Idul Fitri 1439 Hijriah di Solo, Jawa Tengah, Jumat (15/6/2018), berjalan khidmat dan lancar. Ibadah puasa dan Idul Fitri menjadi momentum berharga untuk membasmi korupsi dan berbagai kejahatan lain.
Shalat Idul Fitri (shalat Id) di Solo dilaksanakan di sejumlah tempat, antara lain halaman Balai Kota Solo, Stadion Sriwedari, lapangan Pura Mangkunegaran, dan Masjid Agung Surakarta.
Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo melaksanakan shalat Id di halaman Balai Kota bersama warga.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah Nashruddin Baidan dalam khotbahnya di halaman Balai Kota Solo mengatakan, sejak 1998 Indonesia telah memerangi korupsi. Namun, sampai sekarang upaya itu belum menunjukkan hasil berarti karena korupsi masih terjadi dalam skala luas.
Menurut Nashruddin, kejahatan tidak mungkin terjadi secara spontan, tetapi ada pemicu yang memotivasinya, baik faktor internal maupun eksternal.
Jadikan Idul Fitri sebagai momen untuk membasmi kejahatan, termasuk korupsi. Kejahatan korupsi bukan lagi kejahatan biasa.
Faktor internal jauh lebih dominan dalam memicu kejahatan. Faktor internal tersebut antara lain kondisi spiritual atau kejiwaan yang terjadi dan bergelora di dalam diri pelaku.
Nashruddin mengatakan, untuk menanggulangi suatu kejahatan, termasuk memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya, tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan kualitas kejiwaan seseorang dari level jiwa yang selalu menyuruh berbuat kejahatan menjadi jiwa yang selalu mendapat ilham, tuntutan langsung dari Allah.
”Momen ini perlu kita jadikan momen yang sangat istimewa untuk membasmi kejahatan ini, kejahatan korupsi bukan lagi kejahatan biasa. Korupsi sudah merupakan kejahatan massal, itu merusak semuanya, merusak sistem, bahkan merusak jiwa, pikiran orang jadi rusak,” tutur Nashruddin yang juga merupakan Guru Besar Ilmu Tafsir Institut Agama Islam Negeri Surakarta.