EKATERINBURG, JUMAT — Uruguay menghancurkan kutukan tak pernah menang di laga perdana penyisihan grup Piala Dunia sejak edisi 1970, atau 48 tahun lalu. Pada Piala Dunia ke-7 yang diikuti setelah 1970, tempelak itu runtuh oleh gol teramung bek Jose Gimenez yang mengantar Uruguay menang 1-0 atas Mesir, Jumat (15/6/2018), di Arena Ekaterinburg, Rusia.
Gol kemenangan itu tercipta satu menit sebelum waktu normal babak kedua berakhir. Gol berasal dari umpan tendangan bebas yang ditanduk keras oleh Gimenez. Gol itu sekaligus membuyarkan rasa frustrasi para pemain skuad ”La Celeste”, yang sejak awal laga terus menggedor pertahanan ”Firaun”, julukan timnas Mesir, tanpa hasil.
Dengan kemenangan itu, Uruguay untuk sementara berada di urutan kedua klasemen Grup A. Posisi teratas ditempati Rusia yang sehari sebelumnya menghancurkan Arab Saudi, 5-0. Gol tersebut juga menjadi modal berharga bagi Uruguay menghadapi lawan berikutnya, Arab Saudi, pada Rabu, 20 Juni, dan Rusia pada Senin, 25 Juni, untuk lolos ke babak perdelapan final.
Pelatih Mesir Hector Cuper memakai formasi 4-2-3-1. Pelatih asal Argentina itu tak menurunkan penyerang andalan Mohamed Salah meski ujung tombak Liverpool itu diyakini sudah pulih dari cedera.
Sementara Pelatih Uruguay Oscar Tabarez percaya diri dengan skema 4-4-2 yang mengandalkan duet penyerang Edinson Cavani (Paris Saint-Germain) dan Luis Suarez (Barcelona).
Laga di Ekaterinburg merupakan perjumpaan kedua bagi Mesir dan Uruguay. Pertemuan pertama kedua tim terjadi di laga persahabatan pada 16 Agustus 2006 dengan hasil 2-0 untuk kemenangan Uruguay. Ketika itu, Tabarez memimpin Uruguay menang lewat gol bek Diego Godin dan gol bunuh diri Abdelzaher El Saqqa.
Di Ekaterinburg, Cuper ingin Mesir menang atau setidaknya menahan imbang Uruguay, tim yang paling difavoritkan di Grup A. Namun, keinginan Cuper itu diruntuhkan oleh gol Gimenez.
Nyaris sepanjang laga, Mesir mampu mematikan pergerakan duet Cavani-Suarez. Penampilan gemilang kiper Mohamed El Shenawy membuat tiga penyelamatan penting sehingga menjaga gawangnya tidak kebobolan sampai petaka oleh Gimenez datang. Penampilan impresif El Shenawy membuatnya menjadi pemain terbaik laga di situs FIFA.
Uruguay lebih mendominasi pertandingan dengan penguasaan bola 57 persen berbanding 43 persen untuk Mesir. Pemain-pemain Uruguay juga mampu melepaskan operan dengan tingkat akurasi 85 persen yang lebih tinggi daripada Mesir (76 persen).
Uruguay pun menciptakan 14 peluang, 4 tendangan di antaranya mengarah ke gawang. Sementara itu, Mesir membuat 8 peluang dengan 3 tendangan mengarah ke gawang.
Bagi Gimenez, itulah gol perdananya di Piala Dunia sejak edisi 2014, sekaligus gol keenam selama 43 kali membela timnas. Adapun bagi kiper Fernando Muslera, hasil itu menjadi catatan kelima gawangnya tak kebobolan selama tampil di Piala Dunia sejak edisi 2014. Catatan itu menyamai capaian kiper Uni Soviet, Ladislao Mazurkiewicz.
Dalam konferensi pers seusai pertandingan, dikutip dari situs FIFA, Tabarez yang datang dengan tongkat jalan mengatakan, pertandingan bagi tim asuhannya kurang berjalan baik. Mesir amat disiplin dan menyulitkan Cavani-Suarez untuk mencetak gol. Namun, hasilnya sesuai harapan meski harus ditolong gol nyaris di ujung laga.
Bagi Cuper, kekalahan itu akan ditebus di laga berikutnya kontra Rusia, Rabu, 20 Juni, di St Petersburg. Mengenai mengapa Salah tidak diturunkan, Cuper mengatakan, penyerangnya itu amat penting bagi tim. Salah sudah pasti akan dibutuhkan dan diturunkan ketika melawan Rusia untuk membuat perbedaan.
Salah tak diturunkan ketika melawan Uruguay untuk melindunginya agar tidak cedera lagi. Mesir membutuhkan keajaiban Salah guna mengalahkan Rusia dan Arab Saudi sehingga dapat lolos ke babak berikutnya. (AFP/FIFA.COM)