Gelandang Maroko, Amine Harit, bermain tenang di tengah laga yang tergolong keras saat menghadapi Iran dalam partai Grup B Piala Dunia 2018, Jumat (15/6/2018).
Para pemain Maroko dan Iran agaknya sedikit frustrasi saat menit ke-90 sudah berlalu, kebuntuan belum juga tuntas. Tak ayal, saling tarik, dorong, dan jegal menyebabkan pertandingan itu bertabur kartu kuning.
Akibatnya, gelandang Maroko, Karim El Ahmadi, serta tiga pemain Iran, yakni penyerang Karim Ansarifard, gelandang Mashoud Shojaei, dan penyerang Alireza Jahanbakhsh, mendapatkan kartu kuning. Meski timnya akhirnya kalah 0-1 pada laga itu, Harit tak lantas ikut menjadi beringas.
Gelandang ”Singa Atlas” tersebut tetap bermain tertib sehingga luput dari hukuman wasit asal Turki, Cuneyt Cakir. Tak heran, Harit dinobatkan menjadi pemain terbaik pilihan penggemar pada situs FIFA dalam pertandingan di Stadion St Petersburg, Rusia, tersebut.
Meski masih tergolong belia, Harit sudah makan asam garam pada tujuh pertandingan internasional. Pemain dengan tinggi 179 sentimeter itu lahir di Perancis 20 tahun lalu dan lulus dari Nantes Youth Academy.
Harit bermain dalam sejumlah pertandingan untuk pemain muda. Harit, yang kelak menjadi pemain berbakat bersama penyerang Perancis, Kylian Mbappe, lalu mengantar tim Perancis menjuarai UEFA Eropa U-19 pada 2016.
Meski demikian, Harit memilih setia kepada tanah airnya. Harit kembali ke negara orangtuanya, Maroko, tahun 2017. Dia pun membuktikan kecakapannya saat menjadi pemain Maroko.
Kelihaian Harit saat menggiring bola menembus pertahanan lawan dari sisi kiri atau tengah membuat penggemar dan pelatih tim sepak bola nasional Maroko, Herve Renard, kagum. Harit masih menimba pengalaman bersama klub Bundesliga Schalke 04. (FIFA.COM)