Lika-liku Senjata Produksi Pindad
PT Pindad Persero menjadi pusat industri senjata dan amunisi untuk memasok TNI, Polri, dan sejumlah instansi lain. Dalam perjalanannya, PT Pindad mengembangkan kemampuan dan jenis produk yang dihasilkan, seperti bidang kelistrikan (motor train) untuk KRL, mobil-motor listrik, generator pembangkit listrik, dan alat berat.
Ketika mengunjungi pabrik Pindad di Bandung pada 1996, salah satu produk kebanggaan yang dipajang adalah senapan serbu 1 atau SS-1 varian 1 dan varian 2 yang dibuat dengan basis senapan serbu buatan Fabrique Nationale de Herstal (FN) Belgia.
Selain itu juga diproduksi beberapa jenis pistol dan senapan mesin model lama dengan basis senapan mesin Browning berbagai ukuran. Beragam hasil riset, seperti senapan serbu dengan tabung pelontar granat dan senapan pelontar granat, juga ditampilkan di gedung utama.
Kala itu, pabrik, di bilangan Kiara Condong, tidak jauh dari Sesko TNI Angkatan Darat dan Kantor Corps Peralatan (CPL) TNI AD, belum seramai saat ini. Corps Peralatan TNI AD memiliki hubungan erat dengan PT Pindad karena mereka mengurus berbagai kebutuhan peralatan TNI AD, terutama persenjataan dan amunisi.
Senapan SS dan berbagai varian yang diproduksi Pindad menjadi unggulan dan menggantikan berbagai jenis senapan organik TNI yang dipakai TNI sejak era 1960-an.
Keberadaan senapan SS-1 menjadi primadona pada tahun 1990-an dengan berbagai promosi dan suvenir terkait senapan tersebut ditampilkan dalam berbagai kesempatan.
Semasa itu, senapan SS dan berbagai varian yang diproduksi Pindad menjadi unggulan dan menggantikan berbagai jenis senapan organik TNI yang dipakai TNI sejak era 1960-an, seperti senapan serbu AK (Avtomat Kalashnikov) buatan Uni Soviet hingga senapan serbu M-16 buatan Amerika Serikat.
Kini, varian SS sudah berkembang sedemikian rupa lebih dari tujuh varian, bahkan ada edisi khusus berwarna biru yang dibuat untuk Direktorat Bea dan Cukai serta senapan bagi polisi hutan (polhut).
Kepala Divisi Pengamanan (Kadiv Pam) PT Pindad Muchsin, yang memandu Kompas di pusat produksi Pindad di Bandung sepanjang Selasa (22/5/2018), menunjukkan beragam varian senapan, pistol, senapan mesin, serta mortar perseorangan dan mortar berat 81 milimeter di ruang pamer di salah satu sudut pabrik PT Pindad di dekat lapangan tembak.
”Senapan di sini diuji tembak untuk menjaga kualitasnya minimal dua kali, yakni selesai dirakit pertama kali, lalu dibongkar, dirakit ulang, kemudian dilakukan uji tembak berikutnya. Setelah lolos uji kualitas, barulah diberi nomor seri,” kata Muchsin.
Kompas pun diajak mencoba langsung sejumlah senapan SS-1 dengan dan tanpa teropong. Terdapat pula varian SS-1 dengan peredam (silencer).
Letusan tembakan terdengar memekakkan telinga berkali-kali sepanjang pagi itu di ruang uji tembak. Penutup telinga dan kacamata menjadi perlengkapan keselamatan yang wajib digunakan di tempat uji tembak.
Uji tembak berlangsung mulus. Peluru yang ditembakkan dari senapan baru dengan teropong tersebut berkali-kali menghantam sasaran logam dan menimbulkan bunyi dentingan keras. Entakan—tolak balik—senapan tidak terlalu keras. Demikian pula pengoperasian senapan serupa tanpa teropong pun masih mudah mengenai sasaran pada jarak 50 meter.
Di sebelah lapangan tembak terbuka, terdapat ruang tertutup untuk uji balistik berbagai jenis produk senjata buatan Pindad. Bangunan serupa terdapat di fasilitas PT Pindad di Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang menjadi salah satu pusat produksi pengisian amunisi dan bahan peledak.
Muchsin menjelaskan proses pembuatan beragam jenis senjata di Pindad. Sebuah senapan, misalnya, dibuat dengan pertimbangan endurance atau daya tahan dan ketepatan atau presisi dalam mengenai sasaran.
Yang dimaksud endurance adalah kemampuan senjata dioperasikan terus-menerus dalam kurun waktu tertentu dapat memuntahkan berapa banyak peluru. Semisal senapan mesin karena dioperasikan terus-menerus, larasnya harus diganti secara periodik karena laras menjadi panas dan memuai.
Senapan buatan Pindad sudah mengantarkan kemenangan 11 tahun berturut-turut tanpa terputus di berbagai nomor kejuaraan.
Indonesia boleh berbangga karena produk PT Pindad, yakni senapan SS-1, sudah puluhan kali memenangi lomba adu tembak antar-angkatan bersenjata di tingkat ASEAN dan internasional di Australia.
Bahkan, menurut Direktur Pemasaran PT Pindad Heru Puryanto, dalam kejuaraan di Australia (AARM), senapan buatan Pindad sudah mengantarkan kemenangan 11 tahun berturut-turut tanpa terputus di berbagai nomor kejuaraan dan tim TNI AD selalu menjadi juara umum.
”Bahkan, ada beberapa prajurit yang mencatat one shoot two kill dalam kejuaraan tersebut,” kata Heru mengisahkan keahlian beberapa prajurit TNI AD.
Pada ruang pamer senjata di Pindad juga ditampilkan beragam varian pistol, revolver, dan senjata suar. PT Pindad sedang mengembangkan beberapa jenis pistol berukuran pendek dan menggunakan beberapa jenis bahan nonmetal sehingga bobotnya lebih ringan.
Pindad, menurut Muchsin, juga membuat pistol dengan basis berbagai pistol buatan luar negeri, seperti FN dan merek-merek lain, sejak tahun 1970-an hingga kini.
Pistol-pistol tersebut digunakan untuk memasok pasukan khusus, tentara reguler, penegak hukum seperti polisi, dan lembaga lain yang diizinkan menggunakan senapan api dalam pekerjaannya.
Menurut Heru, pihaknya mampu mengembangkan beragam jenis senjata dan amunisi sesuai kebutuhan. Namun, pengembangan tersebut terkait dengan besaran investasi untuk pengadaan mesin dan besarnya potensi pasar.
Saat ini, ekspor yang masih rutin dilakukan Pindad adalah penjualan amunisi kaliber kecil untuk kegiatan olahraga menembak di Amerika Serikat. Yang jelas, menurut Heru, PT Pindad selalu siap mendukung kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan kemungkinan mengembangkan ekspor industri strategis Indonesia.