Buaya di Ancol Belum Berhasil Ditangkap, Ini Kronologi Pencariannya
Oleh
SUTTA DHARMASAPUTRA
·3 menit baca
Pencarian buaya muara yang sempat terlihat di Dermaga Sunda, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara masih terus dilakukan. Sejak informasi itu diunggah, tersebar, dan kemudian ramai dibicarakan di media sosial selama tiga hari belakangan ini, penyisiran terus diupayakan.
Namun demikian, sejumlah tim yang dikerahkan dari berbagai instansi terkait belum berhasil menangkap buaya terbesar di dunia yang bernama latin Crocodylus porosus itu.
Berikut kronologi penemuan dan penyisiran buaya itu selama empat hari terakhir yang dirangkum dari berbagai sumber:
Kamis, 14/6/2018
(17.48)
Buaya muara diinformasikan pertama kali terlihat oleh anggota KRI Teluk Sibolga, KRI Lemadang, KRI Celurit, dan KRI John Lie di dermaga Sunda, Pondok Dayung.
(23.25)
Pengecekan di mesin pencari video berjudul : News!! Buaya di pondok dayung 10km dari ancol adalah yang paling pertama mengunggahnya ke YouTube oleh pemilik akun Child Elite.
Jumat, 15/6/2018
(02.11)
Video berjudul: Buaya Besar di Pondok Dayung dekat Ancol juga diunggah di Youtube oleh pemilik akun Perawatan Lovebird.
(9:49 WIB)
Video lainnya berjudul Buaya nyasar ini menuju pantai Ancol? Diunggah di Youtube oleh pemilik akun Suara Indonesia dan juga tersebar.
(Siang)
Badan SAR Nasional (Basarnas) DKI Jakarta mengimbau melalui media agar wisatawan di Pantai Ancol waspada.
Corporate Communication Ancol Taman Impian Rika Lestari memastikan area pantai aman, telah dipasang jaring. Tim pengaman pantai berjaga-jaga selama 24 jam dibantu TNI, Polri, Satpol PP. Setiap hari ada 266 petugas keamanan ditambah petugas penjaga pantai sebanyak 37 personel, petugas P3K 50 orang, tour guide 97 orang.
Sabtu, 16/6/2018
(08.00-10.00)
Tim Basarnas DKI Jakarta sebanyak 5 orang melakukan penyisiran mulai dari sekitar Dermaga Pondok Dayung, sampai ke perairan dekat Pantai Ancol. Terakhir, menuju ke Dermaga Kali Adem Penjaringan untuk memantau wisatawan yang hendak berangkat ke Kepulauan Seribu.
Anggota Satkopaska Sersan Mayor Benyamin Steven di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara mengatakan pada pers, penampakan buaya sudah terlihat dari tanggal 14, 15, 16 Juni 2018 sebanyak 15 sampai 20 kali kemunculan di lokasi dermaga Sunda, alur Pondok Dayung, dan dermaga Polairud. Dia tidak bisa memastikan apakah buaya yang muncul adalah buaya yang sama dengan yang pertama dilihat di dermaga Sunda.
Penampakan buaya sudah terlihat dari tanggal 14, 15, 16 Juni 2018 sebanyak 15 sampai 20 kali kemunculan
Penuturan anggota Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmada I, Kapten Laut Edy Tirtayasa, kepada wartawan di Pangkalan Utama TNI AL III, Tanjung Priok, Jakarta Utara: Dilaksanakan dua kali penembakan. Saat tanggal 15 itu memang terkena di bagian leher dan bagian belakang kepala, tapi buaya itu tidak mati, langsung masuk ke air. Bangkainya juga tidak muncul.
Kepala Dinas Penerangan Koarmabar Letkol Laut (P) Agung Nugroho mengatakan pada pers, mendapat laporan dari Polair pagi hari mengenai kemunculan kembali buaya berukuran 3 meter.
Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan, Darjarmuni mengkhawatirkan buaya itu mempunyai pasangan.
Minggu, 17/6/2018
(10.00-12.00)
Pencarian dilakukan kembali dimulai dari Dermaga 20 Marina Ancol. Pencarian dibagi menjadi 4 tim dan 10 kapal dikerahkan. Tim terdiri dari TNI AL, Pemadam Kebakaran, Satpol PP, BPBD DKI, Basarnas, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP), Tim Margasatwa Ragunan, dan kepolisian Polres Kepulauan Seribu.
Basarnas menuju Kaliadem, Damkar menyisir sekitar Ancol, TNI AL sekitar Pondok Dayung, Polres dan Satpol PP ke wilayah laut Pulau Bidadari.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar meminta warga tidak menembak buaya yang berkeliaran di Dermaga Pulau Dayung, Ancol, Tanjungpriok, Jakarta Utara. Dia menyarankan reptil itu dijaring.
Siti Nurbaya Bakar meminta warga tidak menembak buaya
Menteri LHK memperkirakan buaya tersebut lepas dari penangkaran atau lepas waktu banjir dan akan segera menyelidiki.
Kepolisian berencana menghubungi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta pawang buaya
Kepala Seksi Pertolongan dan Penyelamatan Korpolairud Polri Kompol Faried memastikan akan menangkap buaya muara itu hidup-hidup.
Warga yang menemukan buaya muara itu diminta untuk melapor langsung ke online Polri 110.