Dua Perusahaan Terkemuka Indonesia-Korsel Sepakati Pengembangan Industri Kabel Listrik
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·2 menit baca
SEOUL, SENIN — Peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Korea Selatan terus diperkuat. Kepercayaan yang tumbuh antara pelaku bisnis di kedua negara membuat kerja sama itu berkembang.
Salah satu wujud dari kerja sama itu ditandai dengan investasi senilai lebih dari 50 juta dollar AS oleh sebuah perusahaan Korea Selatan, LS Cable & System. Perusahaan itu akan membangun pabrik kabel listrik di kawasan Artha Industrial Hill, Karawang Barat.
Skema kerja sama investasi itu adalah joint venture dengan menggandeng PT Artha Metal Sinergi (AMS) sebagai mitra. Melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, anggota staf Bidang Sosial dan Budaya KBRI Seoul, Purna Widodo, mengabarkan, kesepakatan kerja sama itu terjalin dengan ditandatanganinya perjanjian kerja sama antara LS Cable & System dan PT Artha Metal Sinergi, Senin (18/6/2018), di KBRI Seoul.
Kesepakatan itu ditandatangani Presiden Direktur PT Artha Metal Sinergi Felix Efendi, Artha Graha Network Panji Yudha Winata, serta CEO dan CSO LS Cable & System Ltd, Myun Roe-hyun dan Ju Wan-soeb. Penandatanganan itu disaksikan oleh Direktur Indonesia Investment Promotion Centre di Seoul Imam Soejoedi dan Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi.
CEO AMS Felix Effendi mengatakan, usaha patungan itu tidak hanya menandai kolaborasi kedua perusahaan. Kerja sama itu, menurut dia, juga memperkuat kerja sama kedua negara. Selain mengandalkan pengalaman dan keahlian dari masing-masing pihak, kerja sama itu juga menjadi sarana transfer teknologi. Hal itu menegaskan bahwa usaha patungan itu memperkuat kerja sama kedua negara.
”Saya menyebut Indonesia dalam formula 3 + 2. Tiga hal utama yang menjadikan Indonesia tempat terbaik adalah besarnya pasar yang ada, akses dan ketersediaan bahan mentah, serta jumlah angkatan kerja yang berlimpah. Selain itu, dua elemen pendorongnya adalah Pemerintah Indonesia yang probisnis serta Indonesia juga merupakan negara yang aman,” kata Umar Hadi.
Sambil mengutip rilis Gallup Report yang menyebutkan bahwa Indonesia negara ke-10 teraman di dunia, Umar Hadi menegaskan, Indonesia merupakan tempat terbaik untuk mengembangkan bisnis.
Senada dengan Umar Hadi, CEO LSCS Myun Roe-hyun mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara dengan perkembangan tercepat di dunia. Menurut rencana, perusahaan asal Korea Selatan itu akan membangun pabrik seluas lebih kurang 64.000 meter persegi. Diperkirakan, pabrik itu akan siap beroperasi pada akhir 2019, dengan target penjualan mencapai 100 juta dollar AS pada 2025.
Dalam pesan tertulisnya, Purna menyebutkan, LSCS didirikan sejak tahun 1962. Perusahaan itu telah berkembang menjadi salah satu produsen kabel listrik terbesar di dunia. Dengan berdirinya pabrik di Indonesia, LSCS akan memiliki tujuh perusahaan produksi di Asia, termasuk di Tiongkok, India, Myanmar, dan Vietnam. (*/JOS)