JAKARTA, KOMPAS-Bulan Ramadhan dan libur Idul Fitri turut menopang transaksi di Jakarta Fair Kemayoran 2018. Jumlah pengunjung ditarget 6,8 juta dengan total transaksi Rp 7 triliun.
Tahun 2017, yang juga bersamaan dengan bulan Ramadhan, jumlah pengunjung 6,1 juta dengan total transaksi Rp 6,8 triliun. “Saat malam takbiran (Kamis, 14/6/2018), kami tutup pukul 18.00. Andaikata kami tidak tutup (hingga pukul 22.00), pengunjung juga tetap membeludak,” kata Direktur Pemasaran PT Jakarta International Expo (JIExpo) Ralph Scheunemann, Rabu (13/6/2018), di Jakarta. PT JIExpo penyelenggara sekaligus pemilik tempat.
Hari-H Idul Fitri, Jumat dan Sabtu lalu menjadi puncak kunjungan ke JFK. Tren kunjungan tinggi diperkirakan hingga tujuh hari pascalebaran.
Tahun 2016, rata-rata 120.000 orang datang ke JFK per hari selama Hari-H Lebaran hingga sepekan setelahnya. Tahun 2017, JFK pada hari kedua Lebaran dikunjungi 119.000 orang dan H+1 dikunjungi 130.000 orang, sedangkan hari biasa dikunjungi 50.000-60.000 orang per hari.
Ralph mengatakan, pengunjung hingga Selasa (12/6/2018) lalu mencapai 2,2 juta orang. Transaksi di JFK hingga tanggal itu Rp 3 triliun. Namun, ia belum memberi angka pengunjung pada hari pertama dan kedua Lebaran kemarin Jumat dan Sabtu.
Otomotif berjaya
Dari tahun ke tahun, sektor otomotif, baik mobil maupun sepeda motor, memegang nilai transaksi terbesar. Pada JFK 2017, nilai transaksi sepeda motor Rp 1,7 triliun atau 25 persen dari total transaksi seluruh sektor Rp 6,8 triliun.
Adapun nilai transaksi mobil terbesar ketiga, Rp 1,63 triliun atau 23,9 persen dari total transaksi JFK 2018. Sektor dengan nilai transaksi terbesar kedua tahun lalu adalah makanan dan minuman, senilai Rp 1,69 triliun (23,8 persen total nilai transaksi). Namun, jika transaksi sepeda motor dan mobil digabung, porsinya menjadi 48,9 persen dari total nilai transaksi.
Supervisor Area pada PT Wahana Makmur Sejati (dealer utama motor Honda untuk Jakarta dan Tangerang), Reza, menuturkan, sekitar 16.000 unit motor berbagai merek terjual pada JFK 2017, dengan 5.000-an unit di antaranya produk Honda.
Transaksi di stan motor Honda tahun lalu minimal Rp 100 miliar.Jumlah itu signifikan, terutama jika dibanding penjualan motor Honda di area Jakarta Pusat keseluruhan per bulan. “Pasar Jakarta Pusat 2.000-3.000 unit per bulan,” katanya.
Hingga pertengahan pekan lalu, Reza menghitung ada lebih dari 3.000 unit motor Honda terjual di JFK 2018, yang paling laku skuter matik PCX. Penyelenggaraan PRJ berbarengan libur Lebaran turut membantu penjualan. Ia optimistis jumlah yang terjual tahun ini 1,5 kali lipat jumlah tahun lalu.
Direktur Tunas Toyota Nugraha Indra Permadi menambahkan, JFK juga berdampak positif terhadap penjualan mobil Toyota. Ia ikut serta dalam JFK sejak tahun lalu dan perpaduan antara JFK dengan Ramadhan dan Lebaran menggembirakan, sehingga kantornya memesan tempat lagi. “Tahun ini, pemesanan kendaraan meningkat dibanding tahun lalu,” ucapnya.
JFK 2017, 200 unit mobil Toyota dipesan. Tahun ini, hingga 12 Juni, 190 unit sudah dipesan. Padahal, JFK baru berakhirklebih dari dua pekan lagi. Sekitar 70 persen dari total unit yang dipesan tahun ini jenis Calya, Avanza, dan Rush. “Kami menargetkan minimal 250 unit terjual tahun ini,” kata Permadi.
Jumlah itu signifikan mengingat jika dealer Toyota mengadakan pameran hanya menghasilkan 20-30 pesanan per acara. Ikut serta di JFK memberi keuntungan.
Sewa stan
Dengan nilai transaksi triliunan rupiah selama JFK, Ralph menolak menyebut pendapatan JIExpo dari ajang tahunan itu. Ia menyebut manfaat besar diperoleh peserta maupun pengunjung, daripada jika JFK dipegang pengelola lain.
Tahun ini, JIExpo memasang tarif Rp 1,2 juta-Rp 4,4 juta per meter persegi, bergantung lokasinya, bagi peserta JFK untuk mendirikan stan.
Di sisi lain, JIExpo menjamin kebersihan, keamanan, dan kenyamanan pengunjung. “Jangan anggap membuat Jakarta Fair perkara gampang. Dengan luas total 130.000 meter persegi, jumlah pengunjung ditargetkan 6 juta ke atas, dengan menjaga kebersihan, keamanan, parkir, dan sebagainya. Siapa bisa membuatnya?” tutur Ralph.
Dari sisi kebersihan, misalnya, untuk area pameran seluas itu, petugas kebersihan bersiaga di banyak titik dengan kerapatan cukup tinggi. Mereka langsung memasukkan sampah yang terlihat ke dalam wadah yang mereka bawa. Bahkan, pada konser GodBless hari Rabu lalu misalnya, di tengah penonton yang bersuka ria dan sesekali bergerak mengikuti irama, petugas kebersihan bersliweran mencari sampah tanpa menunggu konser bubar.
Salah satu pengunjung, Dody H (54), mengakui kualitas jaminan kenyamanan dari panitia JIExpo. Kenyamanan jauh bertambah dibanding puluhan tahun lalu, terutama saat JFK masih bernama Pekan Raya Jakarta dan diselenggarakan di Monas. “Waktu di Monas, saya kurang minat karena banyak yang kehilangan motor, motor digergaji, mobil dikempesin. Keamanan tidak terjamin,” kata dia.
Namun, Dody merasa roh pameran pada JFK tergerus, karena aspek belanja lebih ditonjolkan dibanding pameran. Ia mencontohkan, stan pameran daerah Bangka-Belitung semestinya lebih kuat mempromosikan pariwisata di daerah tersebut dibanding berjualan makanan.