Menguji Truk Scania R650 di Trek Khusus Scania
Sebuah kesempatan luar biasa diberikan oleh pabrikan otomotif Scania yang juga anak perusahaan Volkswagen Group. Jurnalis dari Indonesia, termasuk Kompas, diberikan kesempatan mencicipi sejumlah deretan truk yang telah diproduksi Scania.
Tak hanya jurnalis, ternyata kesempatan langka itu diberikan bagi sejumlah konsumen loyal asal Indonesia yang kebetulan berkunjung ke pabrik Scania di kota Södertälje, Swedia.
Di pengujung April 2018, hujan deras baru saja reda. Tepat di hari kedua kunjungan ke pabrikan Scania, Kompas bersama empat jurnalis dari Indonesia diajak memasuki sebuah lokasi yang disebut Demo Centre.
Demo Centre juga mencakup trek jalan yang sudah dirancang khusus. Panjangnya, kurang lebih tiga kilometer, untuk mengetes keunggulan truk-truk yang diproduksi Scania.
Medan trek yang dibangun tentu sesuai dengan berbagai kondisi jalan yang sesungguhnya. Ada yang dibangun melingkar, ada trek tanjakan maupun turunan, serta jalan menikung ke kiri maupun kanan.
Yang membedakan justru kemudinya. Seluruh truk maupun bus yang disiapkan memiliki posisi kemudi di sebelah kiri. Sangat berbeda dengan posisi kemudi yang selama ini beroperasi di Indonesia, terutama di kawasan pertambangan.
Begitu pula posisi kemudi bus yang beberapa tahun belakangan ini dioperasikan sebagai bus Transjakarta.
Namun, pihak Scania meyakini, tidak terlalu membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi, terlebih truk ini pun sudah dirancang dengan transmisi otomatis.
Jarak lintasan memang tergolong pendek, tetapi cukup mengesankan, karena rancang bangun trek ini sudah dirancang dengan ketinggian sebesar delapan persen. Walau demikian, kecepatan yang diizinkan untuk kalangan pemula hanya mencapai 50 kilometer per jam.
Di lapangan parkir, sudah disediakan sebanyak 3 model bus dan 12 model truk dengan berbagai ukuran. Usai menerima berbagai penjelasan praktis, Kompas pun menjatuhkan pilihan pada dua model dari sekitar 15 unit yang disediakan.
Ternyata, karena waktu terbatas, maka setiap peserta hanya dapat menguji dua model. Usai menguji sebuah bus, Kompas memanfaatkan kesempatan itu dengan menjatuhkan pilihan pada truk R650.
Kesempatan ini menjadi sebuah tantangan tersendiri. Sebab, truk yang dipilih Kompas dirancang bukan hanya membawa kontainer biasa, melainkan sudah dipenuhi dengan potongan kayu log yang begitu panjang sekitar 12 meter.
Ditambah lagi, truk itu sudah berada dalam bentuk gandeng yang juga dipenuhi dengan tumpukan kayu balok.
Dengan sedikit ragu bercampur kenekatan, Kompas mulai membuka pintu kemudi dan menaiki truk tersebut. Seorang instruktur berkebangsaan Swedia memandu dengan duduk di belakang kemudi. Terlebih dahulu, posisi tempat duduk perlu diatur agar tetap merasa nyaman dalam berkendara. Begitu pula, posisi kemudi yang bisa diatur ketinggiannya.
Tak lupa digunakan sabuk pengaman. Kemudian, anak kunci pun segera diaktifkan. Suara deru mesin truk ini pun mulai terdengar. Begitu halus. Maklum, Scania merancang teknologi mesin truk-truknya sudah memenuhi standar kualitas emisi Euro 6 di negara-negara di Eropa.
Sekali lagi, standar pengaturan emisi gas buang ini pun masih jauh dibandingkan truk-truk yang bergerak bebas di Indonesia, terutama di kawasan pertambangan.
Uji kendaraan pun dimulai. Untuk memulai perjalanan lebih mengesankan, instruktur pun meminta Kompas untuk menekan tombol klakson. Wah, begitu terdengar suara klakson, jadi teringat demam anak-anak jalanan di Indonesia yang belum lama ini dikenal dengan teriakan “Om telolet, om”.
Betul juga, posisi kemudi sebelah kiri memerlukan sekilas adaptasi. Truk mulai masuk ke jalur pengujian. Jalan mulai menanjak dan berkelok-kelok. Sesekali, instruktur mengingatkan untuk mengambil ancang-ancang lebih jauh, mengingat truk ini berbentuk gandengan dan sangat berat bobotnya.
Namun, teknologi mesin yang sangat mumpuni membuat truk ini terasa ringan. Bahkan, saat laju kendaraan mulai ditambah kecepatannya, lalu posisi jalan mulai menurun, posisi engine brake diminta untuk difungsikan. Terasa sekali, daya pengereman berfungsi secara otomatis.
Truk trailler ini dibekali mesin V8 bertenaga 650 horse power dengan torsi rating 3.300 Nm. Kapasitas mesin ini boleh dibilang sama seperti seri truk heavy duty Scania 520 and 580.
Scania R 650 menggunakan teknologi pembersihan exhaust SCR, seperti pada seri truk Scania bermesin diesel 13 liter. Teknologi terbaru itu disematkan untuk mendapatkan standar emisi gas buang yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Tak terasa, perjalanan pengujian sejauh tiga kilometer pun harus dihentikan. Lintasan terakhir menikung tajam ke kiri, lalu berbelok ke kanan untuk kembali ke area parkir Demo Centre.
“Good job,” begitu kata instruktur Scania, mengakhiri uji berkendara ini