Swiss secara mengejutkan menahan imbang Brasil, 1-1, pada laga Grup E Piala Dunia 2018, Senin (18/6/2018) dini hari WIB. Namun, di balik kekecewaan tim "Samba" karena gagal mendulang poin penuh pada laga perdana, gol cantik gelandang serang Philippe Coutinho menjadi pelipur lara.
Gol pada partai di Stadion Rostov-on-Don, Rostov, Rusia, itu diciptakan Coutinho pada menit ke-20. Coutinho berdiri di sisi kanan luar kotak penalti Swiss. Operan lambung dari pemain Brasil dibuang oleh gelandang Steven Zuber dengan sundulan. Celakanya, bola mendarat di dekat Coutinho yang segera menyambar dan mengonversinya menjadi gol indah.
Situs FIFA kemudian menjadikan gol gelandang serang Barcelona itu sebagai salah satu kandidat gol terbaik turnamen sepak bola terakbar empat tahunan ini. Gol oleh pemain yang dijuluki "Sang Pesulap" ketika masih membela Liverpool itu bersaing dengan sejumlah gol cantik yang tercipta di Rusia pada laga-laga sebelumnya.
Di antaranya gol milik megabintang Cristiano Ronaldo (Portugal) dari tendangan bebas di luar kotak penalti saat melawan Spanyol, gol bek Nacho (Spanyol) dari tendangan first time di luar kotak 12 pas kala menghadapi Portugal, dan gol gelandang Denis Cherysev (Rusia) dari kaki kiri ketika menundukkan Arab Saudi.
Di laga itu, penampilan Coutinho juga tak kalah bersinar dibandingkan bintang lainnya, terutama Neymar. Ia menjalankan peran cukup baik sebagai salah satu pengatur serangan dan jembatan aliran bola dari tengah ke depan.
Hanya nasib buruk yang membuat Brasil tak menang pada laga di hadapan 43.200 penonton di stadion itu. Situs FIFA juga menobatkan Coutinho sebagai pemain terbaik laga tersebut.
Akun resmi Twitter perusahaan statistik olahraga Opta (@OptaJoe) menyatakan, gol Coutinho itu merupakan gol ke-37 yang dibuat oleh Brasil dari luar kotak penalti sejak Piala Dunia 1966. Jumlah itu lebih banyak 11 buah daripada tim lainnya.
Di sisi lain, Coutinho sudah berkali-kali mencetak gol serupa dari sudut di luar kotak penalti, terutama saat masih membela Liverpool. Itulah alasan kuat mengapa Coutinho dijuluki "Sang Pesulap": Mampu mencetak gol dari situasi dan sudut yang sulit.
Mantan bintang Italia, Alessandro Del Piero, dalam akun resmi Twitter (@delpieroale), mengungkapkan kekagumannya atas gol Coutinho itu. Pandangan serupa diutarakan oleh mantan sayap serang Brasil, Denilson De Oliveira (@denilsonshow).
Coutinho adalah "produk" akademi sepak bola Vasco Da Gama. Pemuda kelahiran Rio De Janeiro, 12 Juni 1992, itu kemudian direkrut oleh raksasa Italia, Inter Milan, pada 2008. Namun, dua musim pertama, Coutinho diperkenankan membela klub lamanya Vasco Da Gama.
Semusim berikutnya, Coutinho membela Inter, tetapi amat jarang dimainkan. Musim berikutnya, Coutinho dipinjamkan ke Espanyol (Spanyol) dan pada 2013 dibeli oleh Liverpool.
Lima musim di Liverpool menjadi masa krusial Coutinho yang tampil dalam 152 laga dan mengemas 41 gol. Penampilannya menarik minat Barcelona, yang terlebih dahulu merekrut penyerang Liverpool Luis Suarez. Sebelumnya, Barcelona merekrut gelandang bertahan Liverpool Javier Mascherano.
Kesamaan antara Coutinho, Suarez, dan Mascherano adalah berasal dari Amerika Latin yang menunjukkan penampilan impresif saat di Liverpool. Namun, karena klub Inggris itu tak kunjung meraih gelar domestik atau internasional, ketiganya memilih hengkang. Salah satu alasannya yakni demi menikmati gelar juara, dalam hal ini bersama Barcelona. (AFP/fifa.com)