SARANSK, SELASA – Gol dari sundulan Yuya Osako pada menit ke-73 mengantar Jepang menang 2-1 atas Kolombia di laga perdana penyisihan Grup H Piala Dunia 2018, Selasa (19/6/2018) malam, di Mordovia Arena, Saransk, Rusia.
Jepang menjadi tim Asia pertama yang mengalahkan tim Amerika Selatan di Piala Dunia. Gol penyerang 28 tahun Osako (FC Koln) melengkapi sukses gelandang 29 tahun Shinji Kagawa (Borussia Dortmund) mengeksekusi penalti pada menit ke-6. Gol balasan Kolombia dicetak oleh gelandang 25 tahun Juan Quintero (River Plate) lewat tendangan bebas pada menit ke-39.
Kemenangan itu sekaligus pembalasan dendam dari Piala Dunia 2014. Di Brasil empat tahun lalu, “Samurai Biru”, julukan Jepang dan “Los Cafeteros”, julukan Kolombia berada dalam Grup C. Di laga ketiga penyisihan di Arena Pantanal, Cuiaba, Brasil, Kolombia mengempaskan Jepang dengan skor 4-1.
Setelah meninggalkan Brasil empat tahun lalu tanpa kemenangan, Jepang tak jera bermimpi tinggi meski mendaki jalan terjal di turnamen di Rusia. Mereka bahkan sempat diragukan setelah Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) memecat pelatih 66 tahun Vahid Halilhodzic (Bosnia & Herzegovina) pada April 2018. JFA menunjuk direktur teknik tim nasional berusia 63 tahun Akira Nishino sebagai pengganti.
Namun, kemenangan Jepang atas Kolombia dianggap diwarnai keberuntungan. Sepuluh “Petani Kopi” (Los Cafeteros) Kolombia harus menghadapi sebelas “Samurai Biru” Jepang sejak menit ke-4. Itu akibat gelandang 32 tahun Carlos Sanchez (Espanyol) sengaja memegang bola di kotak penalti untuk menggagalkan peluang gol Jepang. Wasit 41 tahun Damir Skomina (Slovenia) mengeluarkan kartu merah dan menunjuk titik tendangan 12 pas yang kemudian sukses dieksekusi oleh Kagawa.
Kartu merah untuk Sanchez menjadi salah satu yang tercepat dikeluarkan di turnamen terakbar sepak bola itu. Para punggawa Kolombia sempat protes karena Skomina mengeluarkan kartu merah tanpa memakai teknologi VAR yang sudah resmi dimanfaatkan di turnamen empat tahunan ini di edisi Rusia 2018. Kartu merah tercepat dikeluarkan di Piala Dunia terjadi di edisi Meksiko 1986. Waktu itu, Jose Batista dari Uruguay dikeluarkan saat melawan Skotlandia hanya dalam waktu 52 detik.
Selama 86 menit pertandingan, 10 pemain Kolombia harus bertarung mempertahankan diri dari gempuran serangan 11 pemain Jepang yang agresif. Kehilangan Sanchez membuat kekuatan Kolombia pincang. Apalagi, gelandang kreatif 26 tahun James Rodriguez (Bayern Muenchen) baru diturunkan pada menit ke-59 menggantikan Quintero. Kehadiran penyerang senior 32 tahun Radamel ‘El Tigre’ Falcao tak banyak membantu karena pergerakannya dimatikan para pemain Jepang.
Pencetak gol terbanyak Piala Dunia 2014, Rodrigues yang masih cedera betis tak banyak menolong. Kreativitasnya padam, tak seperti empat tahun lalu saat membungkam Jepang di Brasil. Para pendukung Kolombia yang membuat Mordovia Arena menjadi lautan kuning menjadi terdiam setelah gol Osako.
Di laga itu itu, pelatih Kolombia Jose Pekerman yang dianggap cukup sukses memoles “Los Cafeteros” menerapkan formasi 4-2-3-1. Nishino juga menyiapkan model yang sama. Kedua pelatih cenderung menyukai formasi ini. Pekerman membawa Kolombia hingga perempat final Piala Dunia 2014 dan Piala Amerika 2015, serta urutan ketiga Piala Amerika Centenario 2016.
Namun, di Mordovia Arena, Nishino unggul. Dengan modal menugaskan sejumlah pemain senior, Jepang tetap lebih agresif dibandingkan generasi emas Kolombia yang bermain dengan 10 orang. Situs FIFA mencatat Jepang membuat 14 peluang yang 6 tendangan di antaranya tepat sasaran. Kolombia hanya membuat 8 peluang yang 3 tendangan di antaranya tepat sasaran.
“Kami telah berusaha dengan amat keras dan tim memetik buahnya,” kata Nishino dalam jumpa pers seusai laga dikutip dari situs FIFA.
Sebaliknya, Pekerman mengeluh dengan keputusan wasit mengusir Sanchez. Kolombia jelas menjadi pincang sejak awal laga. “Sulit melawan tim dengan pemain ekstra sejak awal. Apalagi beberapa pemain belum fit,” katanya.
Di laga kedua penyisihan grup, jalan Kolombia untuk lolos ke babak 16 besar kian terjal karena menghadapi Polandia yangkalah 1-2 dari Senegal. Jika Kolombia kalah dari Polandia, lolos ke fase gugur sudah pasti tertutup. Jika menang, peluang masih ada tetapi harus menjungkalkan Senegal di laga ketiga. (AFP)