WASHINGTON DC, RABU — Amerika Serikat keluar dari Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak Selasa (19/6/2018) waktu Washington DC. Salah satu dasar keputusan tersebut adalah karena AS membela Israel.
Keputusan itu diumumkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Wakil Tetap AS untuk PBB Nikki Haley di Washington DC, AS. Perwakilan Tetap AS untuk PBB juga mengeluarkan nota diplomatik guna memperkuat pernyataan kedua diplomat AS itu.
Menurut siaran pers Deplu AS yang diterima Kompas, Rabu (20/6/2018) pagi, AS mundur sebagai anggota Dewan HAM PBB sejak Selasa pukul 17.00 waktu AS bagian timur atau Rabu pukul 04.00 WIB.
Dewan itu menjadi contoh kemunafikan karena mengabaikan sejumlah kasus pelanggaran HAM.
Pompeo mengatakan, AS yakin Dewan HAM PBB memiliki visi mulia. Akan tetapi, belakangan dewan itu menjadi pembela HAM yang buruk. Dewan itu menjadi contoh kemunafikan karena mengabaikan sejumlah kasus pelanggaran HAM. Bahkan, sejumlah negara pelanggar HAM menjadi anggota dewan.
Dalam dewan tersebut terdapat sejumlah negara yang dituding Washington sebagai negara otoriter, seperti Kuba, Venezuela, China, dan Kongo. Padahal, di Kongo ditemukan kuburan massal korban pembantaian.
AS juga menyoroti kebijakan Dewan HAM PBB terhadap Israel. Dewan HAM PBB dituding bias terhadap Israel. AS menyebutkan, dewan itu membuat lebih banyak resolusi mengutuk Israel dibandingkan dengan gabungan kecaman untuk negara-negara lain.
Pompeo menyatakan, AS setuju dengan prinsip PBB untuk melindungi HAM. AS sangat ingin bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut.
Namun, AS tidak akan tinggal diam apabila PBB dipakai untuk melemahkan kepentingan AS dan sekutunya. AS tidak akan menerima petuah dari lembaga munafik terkait HAM karena AS merasa sudah berkorban untuk mempertahankan HAM.
AS tidak akan tinggal diam apabila PBB dipakai untuk melemahkan kepentingan AS dan sekutunya.
Sementara Haley mengatakan, alasan lain AS mundur dari dewan itu adalah karena gagal mereformasi lembaga itu. Selama setahun terakhir, Haley berusaha mendekati anggota PBB untuk mengubah Dewan HAM PBB.
Sepanjang 2018, Haley dan timnya menemui perwakilan 125 anggota PBB. Hampir semua perwakilan tersebut dinyatakan setuju Dewan HAM PBB perlu perombakan. Akan tetapi, tidak ada negara yang mau bergabung dengan AS untuk merombak Dewan HAM PBB.
Menurut Haley, paling tidak, ada dua penyebab utama upaya AS gagal. Pertama, banyak negara yang tidak mengenal kebebasan dan tidak ingin Dewan HAM PBB bekerja secara efektif.
Dewan HAM yang kredibel akan menjadi ancaman untuk negara-negara itu. Ia secara terbuka menyebut Rusia, Mesir, China, dan Kuba melemahkan upaya AS mereformasi Dewan HAM PBB.
Alasan kedua kegagalan itu adalah karena sejumlah negara yang berpandangan sama dengan AS soal HAM tidak serius mendorong reformasi Dewan HAM PBB. AS merasa sudah memberikan cukup kesempatan dan tidak melihat perkembangan yang baik menurut AS.
Oleh karena itu, AS menyatakan mundur dari Dewan HAM PBB. AS dinyatakan akan kembali bergabung apabila Dewan HAM PBB sudah direformasi dalam kerangka yang dipandang sesuai dengan AS. (*)