SURABAYA, KOMPAS Jalan tol Jakarta-Surabaya yang pada 2019 bakal membentang sepanjang 745 kilometer diyakini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Daerah yang dilintasi jalan tol perlu memanfaatkan peluang itu. Kreativitas pemerintah daerah menjadi kunci agar perekonomian di jalur lama tidak mati, tetapi sebaliknya supaya muncul sumber pendapatan baru.
Hasil penelitian Litbang Kompas menunjukkan, setelah Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) beroperasi 14 Juni 2015, sejumlah sektor ekonomi di daerah yang dilalui mulai terdampak. Jumlah rumah dan warung makan di jalur pantai utara (pantura) wilayah Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, turun dari 154 unit pada 2013 menjadi 111 pada 2016. Kondisi serupa terjadi di wilayah jalur pantura lain, yakni di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jateng. Jumlah rumah makan di kecamatan itu masih sebanyak 63 unit pada 2012. Pada 2016, jumlahnya berkurang menjadi 44.
Industri rumah tangga juga terdampak. Industri rumah tangga konfeksi di Ulujami semakin berkurang dari 1.211 unit usaha (2012) menjadi 778 (2016).
Kendati begitu, jalan tol pun berdampak positif bagi kegiatan pariwisata di sejumlah wilayah. Di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, misalnya, jumlah pengunjung hotel pada 2016 meningkat 88,2 persen dibandingkan dengan 2014 karena wisata pantai turut dikembangkan. Padahal, di Indramayu hanya terdapat satu pintu tol di Jalan Tol Cipali, yakni Gerbang Tol (GT) Cikedung, yang berjarak lebih dari satu jam dari pusat kota Indramayu.
Kabupaten Majalengka, Jabar, kini memiliki Bandara Kertajati yang berjarak sekitar 3 km dari GT Kertajati, salah satu pintu keluar dari Jalan Tol Cipali. Bandara itu akan terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jabar, yang akan dibangun pada awal 2019. Jarak bandara ke pelabuhan sekitar 40 km. Pemerintah Kabupaten Majalengka juga mendapat berkah atas jalan tol itu. Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (DPPTPM) Majalengka mencatat, hingga 2017 ada 38 perusahaan yang mengajukan proposal investasi.
Kehadiran jalan tol Jakarta-Surabaya membuat Kabupaten Purwakarta, Jabar, pun berbenah. Pemkab Purwakarta dan pelaku usaha setempat berupaya menarik pengguna jalan tol untuk singgah di Purwakarta. Sekitar 3 km dari pintu keluar Sadang di Jalan Tol Cipali terdapat Sate Maranggi. Tidak hanya kuliner, rumah makan itu juga memberikan ruang bagi sejumlah perajin dan penjual keramik tanah liat Purwakarta menjual karya. Pemkab Purwakarta juga menggelar pertunjukan air mancur menari setiap akhir pekan.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuat Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Jatim untuk menjawab kehadiran jalan tol Jawa. Kehadiran jalan tol diantisipasi agar fungsi sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) naik menjadi rumpun ekonomi wilayah dan berkembang menjadi industri.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jatim Budi Setiawan di Surabaya, Selasa (19/6/2018), mengatakan, jalan tol Jakarta-Surabaya melintasi banyak kawasan industri, seperti di Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Pasuruan, Jombang, dan Surabaya. Pada jangka pendek hingga menengah, Pemprov Jatim akan membangun jalan dari sentra industri dan UMKM ke jalan tol.
”UMKM perlu diperhatikan sebab selama ini cakupan pemasaran produk masih berorientasi lokal. Dengan akses itu, orientasi produk di sentra UMKM akan mengarah ke antarkota, antarprovinsi, bahkan antarnegara,” katanya.
Penjualan secara daring
Selain berkoordinasi dengan pengelola tol untuk memasukkan UMKM ke rest area, Pemprov Jateng juga melatih pedagang agar menjual produk secara dalam jaringan (daring) dan menggunakan food truck. ”Kami mengusulkan pembangunan Pintu Tol Pekalongan. Kami akan membebaskan lahan seluas 5 hektar untuk pembangunan pintu itu,” kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Jateng Ema Rachmawati.
Assistant Vice President (AVP) Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru menyatakan akan memberikan tempat kepada masyarakat lokal agar bisa berusaha di area peristirahatan.
Syema (23), pemilik toko batik di Pekalongan, mengatakan, penjualan usaha sudah turun sekitar 10 persen sebelum ada jalan tol. Setelah ada jalan tol kelak, ia khawatir omzet kian turun. Ia mencoba menjual batik secara daring. Sehari, ia bisa menjual rata-rata 15 potong pakaian batik secara daring.
Sejumlah pelaku UMKM telah memasarkan produk melalui toko daring. Saat Kompas mengetik kata Brebes di laman pencarian Tokopedia dan Bukalapak, misalnya, muncul lebih dari 10 penjual yang menawarkan oleh-oleh khas Brebes, seperti telur asin dan bawang goreng. Ketika mengetik Pekalongan, produk yang muncul adalah batik dan taoco.