Laga perdana babak penyisihan grup Piala Dunia 2018 menjadi panggung gemerlap bagi para penjaga gawang medioker. Bak gerhana, kiper-kiper yang jarang terdengar namanya saat bermain di level klub itu bersinar pada momen tertentu, seperti di kompetisi antarnegara.
Mereka adalah kiper Meksiko Guillermo Ochoa (32), kiper Eslandia Hannes Thor Halldorsson (34), dan kiper Swiss Yann Sommer (29). Ketiganya berhasil menjaga asa negara masing-masing untuk lolos dari penyisihan grup Piala Dunia 2018.
Kiper terbaik pekan pertama layak disematkan kepada sang debutan, Halldorsson. Namanya menjadi magnet pembicaraan usai aksi briliannya dalam laga melawan finalis Piala Dunia 2014, Argentina.
Kiper yang meraih predikat pemain terbaik laga itu menepis eksekusi penalti dari sang megabintang, Lionel Messi. Ia membaca arah sepakan peraih lima kali gelar pemain terbaik dunia itu saat pertandingan menyisakan 25 menit. Halldorsson juga berhasil menghalau sembilan tembakan yang mengarah ke gawangnya.
"Saya sudah melihat banyak tendangan penalti yang diambil Messi. Saya juga melihat bagaimana pergerakan saya pada penalti sebelumnya. Itu menentukan keputusan ke mana saya harus bergerak," ucap Halldorsson usai laga.
Aksi itu membawa “Negeri Es” menahan 1-1 “Tim Tango”. Eslandia sebagai debutan Piala Dunia pun menjaga asa untuk melangkah lebih jauh. Namun, mereka masih perlu tampil gemilang menghadapi lawan lain di Grup D, yakni Kroasia dan Nigeria.
Peran vital
Di Grup F, kiprah Ochoa tak kalah mengejutkan. Meski pemain terbaik laga diserahkan ke pencetak gol teramung Meksiko, Hirving Lozano, peran kiper berambut keriting itu vital dalam menjaga keunggulan 1-0 atas juara bertahan Jerman.
Kiper skuad berjuluk "El Tri" itu mampu menjaga kesucian gawangnya selama 90 menit. Padahal, gempuran “Die Mannschaft” datang dari berbagai sisi sepanjang pertandingan.
Penyelamatan krusial Ochoa terjadi pada menit ke-38. Saat itu, Jerman mendapatkan tendangan bebas dari jarak 22,86 meter. Gelandang Real Madrid Toni Kroos mengambil tendangan itu. Sepakan Kroos membuat bola melengkung dan menuju sudut kiri gawang Meksiko.
Saat itu, fans tim “Panser” yang berada di Stadion Luzhniki, Moskwa, sudah mengangkat tangannya untuk selebrasi. Akan tetapi, dengan sigapnya, Ochoa terbang dan menahan bola menggunakan kedua tangannya.
Total, pada pertandingan itu, Ochoa menyelamatkan sembilan kali percobaan sang juara bertahan. Jumlah penyelamatan itu merupakan rekor bagi kiper Meksiko sejak Piala Dunia 1966.
Rekor itu sekaligus mengamankan satu kaki El Tri di babak 16 besar. Di atas kertas, dua pertandingan selanjutnya melawan Swedia dan Korea Selatan bukan masalah besar bagi Meksiko yang selalu lolos dari babak grup sejak Piala Dunia 1994 itu.
Kecewakan unggulan
Selain Argentina dan Jerman, juara dunia lima kali Brasil pun menjadi korban kehebatan kiper "gerhana". Di laga perdana Grup E, tim “Samba” gagal memetik poin penuh setelah ditahan imbang Swiss, 1-1.
Awalnya, harapan Swiss nyaris hilang ketika Brasil unggul 1-0 melalui sepakan melengkung Coutinho dari seperempat lapangan. Bola yang menuju ke sudut gawang itu tak mampu ditahan Sommer. Kiper manapun rasanya akan sulit menghentikan bola yang meluncur seperti itu.
“La Nati” terselamatkan oleh sundulan Steven Zubber melalui umpan Xherdan Shaqiri saat lima menit babak kedua dimulai. Kedudukan pun menjadi 1-1. Tim Samba, yang ingin membalas kegagalan di rumah sendiri pada 2014, menyerang habis-habisan.
Skuad dengan lini serang mapan yang terdiri dari Gabriel Jesus, Coutinho, dan Neymar itu pun bergantian menguji Sommer. Namun, sampai peluit akhir dibunyikan wasit, tiga pemain dengan total nilai harga jual mencapai Rp 6 triliun tersebut gagal memperdaya Sommer.
Kepiawaian Sommer mengakibatkan Brasil gagal memenangi laga pembuka. Padahal, tiga poin tidak pernah lepas dari tim Samba sejak Piala Dunia 1978.
Pada sisa dua laga, Swiss akan menghadapi Serbia dan Kosta Rika. Secara hitung-hitungan materi pemain, ketiga tim ini cukup berimbang. Segala skenario untuk lolos ke perdelapan final masih sangat mungkin terjadi.
Berulang kali
Aksi Ochoa, Halldorsson, dan Sommer bukan yang pertama. Penampilan gemilang Ochoa sudah terjadi pada debutnya di Piala Dunia 2014. Sementara itu, Halldorsson dan Sommer merupakan kiper-kiper terbaik pada ajang Euro 2016.
Namun, di level klub, kiper-kiper ini jarang mendapat atensi. Ochoa bermain bersama klub Belgia Standard Liege. Halldorsson merupakan kiper klub Denmark Randers FC, sambil membagi waktu menjadi sutradara profesional di Eslandia.
Hanya Sommer yang terbilang bernasib lumayan. Ia baru setahun ini bermain bersama Borussia Monchengladbach di Bundesliga, liga top Jerman.
Di klub masing-masing, ketiga kiper ini tidak mendapatkan panggung semegah Piala Dunia. Klub mereka bahkan tidak masuk turnamen paling bergengsi di Eropa, yakni Liga Champions. (REUTERS)