Pusat Perbelanjaan Jadi Favorit Warga Mencari Santapan
Oleh
I GUSTI AGUNG B ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama libur Lebaran, warga Jakarta cenderung mengincar pusat-pusat perbelanjaan untuk mencari santapan. Hal itu menyebabkan jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan meningkat hingga 50 persen.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani, Rabu (20/6/2018), menyampaikan, tingkat kunjungan ke restoran-restoran yang ada di Jakarta selama libur panjang Lebaran bervariasi.
Kunjungan ke restoran atau rumah makan yang berada di pusat perbelanjaan meningkat. Namun, tidak halnya dengan rumah makan yang ada di kompleks perkantoran.
Hariyadi mengatakan, ada penurunan kunjungan sebesar 15 persen untuk rumah makan yang terletak di kompleks perkantoran dan kawasan industri. Masa libur Lebaran sejak 11 hingga 20 Juni cukup berpengaruh terhadap tingkat kunjungan restoran.
Pada hari terakhir libur Lebaran, berdasarkan pantauan di pusat perbelanjaan Blok M Square, tepatnya pada bagian restoran, terlihat banyak pengunjung mal bersama keluarganya sedang bersantap siang. Bangku-bangku restoran nyaris terisi penuh. Banyaknya pengunjung yang hendak memesan makanan menyebabkan antrean hingga 4 meter.
”Kondisi sebaliknya terjadi di rumah makan yang ada di destinasi wisata atau daerah-daerah. Saya perkirakan ada kenaikan kunjungan sebanyak 30 persen untuk restoran yang ada di luar Jakarta,” tutur Hariyadi.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengungkapkan, selama libur Lebaran 2018 terjadi peningkatan kunjungan di seluruh pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta. Ridwan mengatakan, kenaikan jumlah pengunjung berada pada kisaran 20 hingga 50 persen.
Ia mengungkapkan, kecenderungan warga untuk berwisata kuliner di pusat perbelanjaan turut berkontribusi terhadap jumlah kunjungan masyarakat. Menurut Ridwan, gerai kuliner menjadi favorit selama libur Lebaran. Menyusul kemudian gerai gawai, busana, dan hiburan permainan.
Meski sedang tren belanja secara dalam jaringan (daring), pusat perbelanjaan tetap bisa bersaing. Hanya saja, Ridwan menyarankan agar pengelola pusat perbelanjaan bisa menawarkan pengalaman berkesan bagi pengunjung.
Ia mencontohkan, saat ini masyarakat gemar berswafoto dan mengunggahnya di akun media sosial masing-masing. Kebiasaan itu, kata Ridwan, bisa dimanfaatkan pengelola pusat perbelanjaan untuk lebih kreatif menghadirkan dekorasi apik untuk menarik pengunjung.
Selain itu, katanya, penentuan gerai juga berpengaruh. Gerai yang gencar berpromosi lewat media sosial akan berkontribusi menarik minat masyarakat berkunjung ke pusat perbelanjaan.
”Promosi saat ini selain dari mulut ke mulut juga dari gawai ke gawai,” kata Ridwan.
Dihubungi terpisah, Managing Director PT Supermal Karawaci Heru Nasution mengatakan, selama libur Lebaran terjadi peningkatan jumlah pengunjung. Jika pada periode yang sama tahun lalu Supermall Karawaci dikunjungi 60.000-65.000 orang, pada libur Lebaran tahun ini jumlah pengunjung mencapai 70.000 orang per harinya.
Heru mengungkapkan, banyak pengunjung yang datang ke mal hanya untuk mencari santap siang. Hal itu didukung dengan hadirnya sejumlah gerai baru di Supermall Karawaci.
Sementara itu, Marketing Communication Manager Central Park Mall Welly Adi Kristya menyampaikan, selama libur Lebaran, jumlah pengunjung di Central Park Mall meningkat sebesar 20 persen.