Satu Arah Diberlakukan Lebih dari 260 Km, Rabu Ini Puncak Arus Balik
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kendaraan di ruas jalan nasional dan jalan tol mulai merangkak naik. Sistem one way atau satu arah yang diterapkan lebih dari 40 kilometer mengindikasikan prediksi Kementerian Perhubungan bahwa pada 19 dan 20 Juni 2018 adalah puncak arus balik.
Sejak satu hari sampai tiga hari setelah Lebaran, jumlah kendaraan yang masuk ke Jakarta melalui ruas jalan nasional dan jalur tol meningkat.
Menurut data dari PT Jasa Marga, sudah ada 1.025.770 kendaraan yang kembali ke Jakarta dari H+1 sampai dengan H+3 Lebaran pukul 14.00 (shift 1) melalui 16 ruas jalan yang dipantau.
Data tersebut meningkat cukup tinggi jika dibandingkan dengan data H+1 hingga H+3 Lebaran tahun 2017. Adapun jumlah tahun lalu sebesar 781.200 kendaraan.
Meskipun tidak lebih banyak dari jumlah pada periode yang sama tahun 2017, jumlah kendaraan yang melintasi ruas jalan nasional (Merak, Sadang, Balonggandu, dan Rancaekek) terus merangkak naik. Hingga Selasa (19/6/2018) pukul 18.00, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mencatat sudah 409.386 kendaraan yang masuk Jakarta.
Sementara itu, arus balik melalui sejumlah moda transportasi umum (laut, darat, udara, penyeberangan, dan kereta) hingga pukul 18.40 tercatat sudah 2.740.055 pemudik yang kembali ke Jakarta.
Lalu lintas padat
Dari pantauan Kompas melalui monitor CCTV di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2018, kepadatan mulai terjadi sejak Selasa pagi. Pergerakan arus balik sudah mulai terasa, ditandai dengan pemberlakuan lebih banyak lawan arus (contraflow) hingga satu arah (one way).
Menurut PT Jasa Marga, sistem lawan arus dilakukan sejak Selasa pagi. Adapun untuk one way diberlakukan dari ruas B Tol Pejagan-Pemalang hingga Cawang pukul 15.00 hingga 21.00.
”One way diberlakukan karena mulai ada kepadatan akibat pertemuan arus kendaraan dari arah Jawa Tengah dan arah Jawa Timur,” ujar Traffic Control System Manager PT Jasa Marga Atika Dara.
Dalam konferensi pers pada Rabu (13/6/2018), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan, jika kepadatan sudah mulai terjadi, sebaiknya dilakukan sistem lawan arus untuk mengurainya. Hingga Selasa malam, tidak hanya lawan arus, petugas kepolisian bahkan memberlakukan sistem satu arah sejauh lebih dari 260 km.
Pada Rapat Harian Shift I yang dipimpin Ketua Harian Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Arif Toha Tjahjagama, Selasa, Direktur Prasarana Ditjen Perhubungan Darat J E Wahjuningrum mengatakan, puncak tidak selalu identik dengan padat. Meskipun begitu, bukan tidak mungkin kepadatan yang terjadi hari Selasa bukan salah satu indikator puncak arus balik. Lonjakan jumlah kendaraan pada H+3 malam harus tetap diwaspadai.
”Contraflow hingga one way mengindikasikan kondisi jalanan padat, kemungkinan hari ini dan besok adalah puncak tetap ada,” kata Arif Toha Tjahjagama.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Nomor 223 Tahun 2018, Nomor 46 Tahun 2018, dan Nomor 13 Tahun 2018, jadwal cuti bersama dan libur Lebaran berakhir pada 20 Juni 2018. Dengan demikian, kemungkinan besar pemudik kembali ke Jakarta pada 19 atau 20 Juni.
Kecelakaan di jalur mudik
Sejak H-8 hingga H+3 Lebaran, data Penelitian dan Pengembangan Posko Tingkat Nasional Kementerian Perhubungan mencatat telah terjadi 297 kecelakaan di sepanjang jalur mudik. Dari jumlah tersebut, tercatat 75 korban meninggal, 147 orang luka berat, dan 413 orang luka ringan.
Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan data kejadian tahun lalu, yaitu 1.030 kejadian dengan rincian 354 orang meninggal, 90 orang luka berat, dan 835 orang luka ringan.
Total keseluruhan moda transportasi yang terlibat kecelakaan, baik di jalur mudik maupun jalur nonmudik, pada Lebaran 2018 tercatat sepeda motor mendominasi dengan 463 kejadian. Tertinggi kedua adalah kendaraan pribadi roda empat dengan 86 kejadian, selebihnya angkutan barang 50 kejadian, bus 22 kejadian, kendaraan tidak bermotor 8 kejadian, dan 48 kejadian tidak diketahui.
Tempat istirahat jadi promosi daerah
Untuk mengurangi angka kecelakaan akibat kelelahan, Kementerian Perhubungan telah menambahkan tujuh tempat istirahat di sepanjang ruas jalan nasional. Ketujuh tempat itu sebenarnya merupakan jembatan timbang yang pada masa arus balik ini dialihfungsikan sebagai tempat istirahat.
Sesuai usulan Kementerian Perhubungan, jembatan timbang di Balonggandu, Losarang, Tanjung, Wanareja, Kulwaru, Widang, dan Widodaren tersebut juga dijadikan wadah promosi potensi daerah.
Selain untuk menambah kenyamanan pemudik, menurut Pitra Setiawan dari Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, hal tersebut juga bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian daerah yang dilewati pemudik.
”Pengembangan program untuk selanjutnya kami serahkan kepada pemerintah daerah. Kementerian Perhubungan (selama arus balik ini) hanya memfasilitasi tempat di jembatan timbang,” ujar Pitra.