SAINT PETERSBURG, KOMPAS - Empat tahun lalu, tim nasional Kosta Rika tampil gagah perkasa dengan menyandang predikat sebagai sang pembunuh ”raksasa”. Mereka bisa menaklukkan tim-tim juara dunia, seperti Uruguay dan Italia, di fase grup Piala Dunia 2014. Kini di Rusia, giliran mereka yang terancam dibunuh ”raksasa” lainnya, yaitu Brasil.
Kans tim berjuluk ”Los Ticos” itu untuk melaju ke babak 16 besar tergolong kecil. Di Grup E yang juga dihuni Brasil, Swiss, dan Serbia, Kosta Rika menjadi satu-satunya tim yang belum meraih poin. Pada laga pertama, mereka kalah 0-1 dari Serbia.
Celakanya, ketika sedang mendambakan poin, Kosta Rika justru akan dihadang Brasil pada laga kedua, Jumat (22/6/2018) pukul 19.00 WIB, di Stadion Saint Petersburg. Ini akan menjadi pertemuan ketiga kedua tim di Piala Dunia. Selama ini, Kosta Rika belum mampu mengalahkan Brasil. Terakhir di Piala Dunia 2002, Kosta Rika bahkan menelan kekalahan dari Brasil, 2-5.
”Saya bermimpi bisa mengalahkan Brasil dan saya yakin kami bisa mengalahkan mereka,” kata kapten Kosta Rika, Bryan Ruiz, ketika ditemui sesaat sebelum ia dan rekan-rekannya berlatih di Stadion Olimpiyets, Pavlovsk, Saint Petersburg, Selasa (19/6).
Tak hanya Ruiz, seluruh pemain dan rakyat Kosta Rika juga memiliki mimpi yang sama. Kemenangan atas Brasil merupakan sebuah penantian panjang.
Menurut Ruiz, Brasil memang layak menjadi favorit juara di Rusia karena memiliki sederet pemain bintang, seperti Neymar, Philippe Coutinho, Gabriel Jesus, atau Casemiro. Namun, bukan berarti Kosta Rika tidak punya harapan untuk mengalahkan tim ”Samba” itu. Buktinya, Brasil masih bisa ditahan imbang 1-1 oleh Swiss, Minggu lalu.
Keberhasilan Swiss menambah rasa percaya diri skuad Los Ticos. Di sisi lain, mereka sadar betul, Brasil sudah belajar dari laga pertama dan berusaha memperbaiki di laga kedua nanti. Jika Brasil berhasil berbenah, mimpi buruk bagi Kosta Rika.
”Yang perlu kami lakukan adalah berusaha secepat mungkin merebut bola dari kaki mereka (para pemain Brasil),” kata Ruiz.
Skuad Kosta Rika wajib percaya diri menghadapi Brasil karena laga itu merupakan laga yang bakal menentukan langkah mereka selanjutnya. Jika kalah, langkah mereka untuk melaju ke babak 16 besar akan terhenti. Ruiz mengatakan, mereka tidak mau kalah, tetapi masih bisa menerima hasil imbang dan mendapat satu poin. Jika hanya mendapat satu poin, mereka wajib menang atas Swiss pada laga terakhir fase grup.
Isu perpecahan
Namun, menjelang laga krusial itu, skuad Los Ticos justru diterpa isu perpecahan tim. Media massa Kosta Rika ramai memberitakan kabar bahwa dua pemain Kosta Rika, Johan Venegas dan Giancarlo Gonzalez, bertengkar saat latihan, Senin (18/6). Video yang memperlihatkan pertengkaran itu sudah menyebar di jagat maya.
Venegas, pada Selasa kemarin di Stadion Olimpiyets, juga angkat bicara. ”Tidak ada pertengkaran antara saya dan Pipo (julukan Giancarlo Gonzalez). Apa yang Anda lihat itu adalah hal yang biasa. Kami sekarang bersama-sama memikirkan cara mengalahkan Brasil,” katanya.
Pertengkaran yang dimaksud itu terjadi ketika para pemain Kosta Rika menjalankan permainan rondo ketika berlatih. Permainan itu untuk melatih penguasaan bola, satu pemain berada di tengah lingkaran dan berusaha merebut bola dari pemain lainnya. Namun, saat itu Venegas dan Gonzalez tampak beradu mulut.
Saat latihan Selasa kemarin, skuad Kosta Rika tampak kompak. Mereka melakukan permainan rondo dengan gembira. Mereka masih bisa tertawa dan bercanda saat berlatih.
Setidaknya, keceriaan itu harus menjadi modal untuk kembali bangkit dan memperbaiki penampilan mereka yang lumayan buruk. Dalam tujuh laga persahabatan sebelum menjalani Piala Dunia 2018, Kosta Rika hanya menang dua kali atas Skotlandia dan Irlandia Utara. Namun, mereka kalah dari Spanyol, Hongaria, Tunisia, Inggris, dan Belgia.
Polandia disengat Senegal
Polandia kehilangan kekuatan lini belakang tanpa bek senior, Kamil Glik, yang belum pulih dari cedera bahu. Celah di lini belakang tim asuhan Adam Nawalka itu dieksploitasi oleh Sadio Mane dan kawan-kawan untuk memetik kemenangan 2-1 di laga pertama mereka di Grup H di Stadion Spartak, Moskwa, Selasa.
Gol pembuka Senegal merupakan gol bunuh diri bek Polandia, Thiago Cionek, yang membelokkan bola tendangan keras Idrissa Gana Gueye. Gol kedua diceploskan Mbaye Niang yang berada di luar radar pemain Polandia karena masuk dari samping setelah diizinkan oleh wasit kembali ke lapangan. Satu gol balasan Polandia dicetak oleh Grzegorz Krychowiak yang membuat kesalahan yang berujung gol kedua Senegal.
Ini merupakan awal yang sangat meyakinkan bagi Senegal seperti di penampilan pertama mereka pada Piala Dunia 2002. Waktu itu, Senegal yang dipimpin oleh kapten Aliou Cisse, yang kini melatih Senegal, mengalahkan juara bertahan Perancis. Itu pencapaian bersejarah yang selalu dikenang sebagai penampilan terbaik Senegal di panggung dunia.
Cisse menyuntikkan keberanian ke dalam skuad ”Singa Teranga”. Senegal siap menerkam lawan selanjutnya, Kolombia dan Jepang.