SAMARA, KAMIS — Denmark membuka peluang lolos ke babak perdelapan final Piala Dunia 2018 setelah menambah satu poin dari hasil imbang 1-1 melawan Australia di Stadion Cosmos Arena, Samara, Rusia, Kamis (21/6/2018). Tambahan poin itu membuat Denmark kini mengumpulkan empat poin dan untuk sementara menduduki puncak klasemen Grup C.
Meski demikian, posisi Denmark belum aman karena harus menghadapi Perancis pada laga terakhir. Denmark harus mengalahkan Perancis atau setidaknya memaksakan hasil imbang jika ingin lolos ke perdelapan final.
Bagi Australia, hasil imbang itu sangat merugikan karena peluang mereka lolos ke babak 16 besar semakin sempit. Australia masih dapat lolos dari fase grup jika menang atas Peru dengan keunggulan dua gol atau lebih pada laga terakhir dan Denmark kalah dari Perancis. Namun, syarat untuk lolos cukup berat karena menunggu hasil laga tim lain.
Pada laga itu, Christian Eriksen membuat Denmark unggul lebih dulu dengan golnya pada menit ketujuh. Namun, Mile Jedinak mengubur keinginan Denmark untuk memastikan tiket ke 16 besar dengan golnya lewat titik putih pada menit ke-38.
Australia, yang sempat bermain cenderung bertahan saat kalah 1-2 dari Perancis pada pekan lalu, berubah menjadi tim yang agresif saat menghadapi Denmark. Tim ”Kanguru” yang memerlukan kemenangan untuk membuka peluang lolos dari fase grup bermain lebih terbuka dan berinisiatif menyerang.
Laga menjadi semakin ketat karena Denmark juga bermain menyerang demi memastikan tiket ke perdelapan final. Denmark tidak mau kembali didikte di awal laga, seperti saat melawan Peru, sehingga juga berusaha keras membalas setiap serangan Australia.
Inisiatif serangan Australia hampir berbuah gol pada menit kelima melalui sundulan Mathew Leckie, tetapi bola melayang sedikit di atas mistar gawang. Denmark yang membalas serangan itu justru berhasil unggul lebih dulu melalui Christian Eriksen.
Eriksen memanfaatkan umpan pendek Nicolai Jorgensen untuk melepas tendangan sentuhan pertama dan menjebol gawang yang dijaga kiper Mathew Ryan sehingga kedudukan menjadi 1-0.
Tim ”Dinamit” Denmark hampir menggandakan keunggulan pada menit ke-24. Umpan silang Henrik Dalsgaard di depan gawang disundul Jorgensen, tetapi bola masih melebar ke samping gawang.
Australia yang tertinggal satu gol berusaha keras untuk menyamakan kedudukan. Usaha itu berbuah positif setelah pemain Denmark, Yussuf Poulsen, menyentuh bola di kotak terlarang. Wasit Antonio Mateu Lahoz sempat meminta masukkan dari petugas video assistant referee (VAR) sebelum menghukum Denmark dengan penalti.
Bagi Yussuf Poulsen, kesalahan itu merupakan kesalahan kedua yang dilakukannya sehingga menyebabkan penalti. Saat menghadapi Peru, Poulsen juga melakukan pelanggaran dan menyebabkan Denmark dihukum penalti. Beruntung, algojo Peru saat itu gagal mencetak gol.
Kali ini, keberuntungan serupa tidak dimiliki Denmark. Mile Jedinak yang menjadi algojo berhasil menaklukkan kiper Kasper Schmeichel sehingga skor berubah menjadi 1-1. Bagi Jedinak, gol itu merupakan gol keduanya dan semuanya melalui titik penalti. Gol pertamanya dicetak ke gawang Perancis.
Serangan Australia semakin gencar pada babak kedua. Masuknya Daniel Arzani, Tomi Juric, dan Jackson Irvine membuat lini serang ”Socceroos” semakin tajam. Tendangan Tomas Rogic, Daniel Arzani, dan Mathew Leckie hampir membuat Denmark kehilangan kemenangan jika Schmeichel tidak lihai menyelamatkan gawangnya.
”Saya merasa kami seharusnya menang. Ini seperti melawan Perancis. Saya kecewa dan bangga, serta merasa kami layak mendapatkan lebih. Sejujurnya, saya pikir kami layak mendapat empat poin dari dua laga ini. Jadi, saya sangat kecewa. Ini hanya potongan puzzle terakhir yang kami hilangkan. Kini, kami harus konsentrasi pada Peru. Sisanya apakah kami dapat lolos, kami tidak dapat memengaruhinya,” tutur Bert van Marwijk, Pelatih Australia.
Denmark juga berusaha membalas serangan Australia lewat tendangan keras Pione Sisto, Christian Eriksen, dan Martin Braithwaite. Namun, semua tendangan itu gagal menambah gol bagi Denmark dan laga harus diakhiri dengan hasil imbang.