Gol semata wayang Luis Suarez pada menit ke-23 membawa Uruguay menang dengan skor 1-0 atas Arab Saudi pada laga Grup A Piala Dunia 2018, di Rostov Arena, Rostov-On-Don, Rusia, Rabu (20/6/2018) malam WIB. Gol penting itu terjadi pada momen spesial bagi striker andalan skuad berjuluk "La Celeste" tersebut.
Gol tersebut tercatat sebagai gol ke-52 yang dicetak Suarez pada laga ke-100 pemain itu bersama timnas Uruguay. Suarez pun memastikan Uruguay lolos ke perdelapan final turnamen setelah pada laga pertama Uruguay juga menang 1-0 atas Mesir.
Uruguay mendampingi Rusia yang memastikan lolos setelah menggempur Arab Saudi 5-0 dan Mesir 3-1. Kedua tim sama-sama mengantongi poin sempurna hasil dua laga: enam. Laga ketiga antara Uruguay vs Rusia pada Senin (25/6) malam WIB, di Samara Arena, Samara, akan menjadi penentuan siapa yang menjadi juara Grup A.
Pertandingan ketiga itu sekaligus menentukan peluang mereka di babak 16 besar karena akan menghadapi wakil dari Grup B. Di grup itu, Portugal masih bersaing ketat dengan Spanyol yang sama-sama mengumpulkan 4 poin dari dua laga. Sementara Iran berada di peringkat ketiga dengan 3 poin.
Kalangan publik sepak bola mengetahui Suarez sebagai sosok kontroversial. Namun, bagi warga Uruguay, lelaki bernama lengkap Luis Alberto Suarez Diaz itu adalah pahlawan. Pemain kelahiran Salto, Uruguay, 24 Januari 1987 itu adalah pemain terbaik sekaligus turut mengantar timnas menjuarai Piala Amerika 2011.
Catatan golnya di level klub dan internasional mengilap tetapi sekaligus kerap dibarengi aksinya yang "nakal". Pada Piala Dunia 2018, publik mengharapkan sikap tidak terpuji Suarez menghilang, tetapi mampu berbicara banyak bersama La Celeste.
Di Rusia, publik mendambakan ketajaman Suarez beradu dengan penyerang Mesir Mohamed Salah. Apalagi, keduanya sama-sama memiliki keterkaitan dengan klub Liverpool. Bersama "Si Merah", julukan Liverpool, sepanjang 2011-2014, Suarez mencetak 69 gol dalam 110 laga.
Salah, yang baru semusim bersama Liverpool, mencetak 44 gol di 52 laga. Pantaslah jika publik kemudian ingin melihat sejauh mana Suarez dan Salah beradu tajam. Sayang, di laga Mesir vs Uruguay, Salah tak dimainkan. Suarez juga gagal mencetak gol.
Dengan 52 gol di 100 laga internasional, Suarez adalah pencetak gol terbanyak bagi negaranya. Status itu menjadikannya "pahlawan". Namun, sikap "kurang ajar"-nya terus bergema. Pada Piala Dunia Afrika Selatan 2010, Suarez berperan penting mengantar Uruguay ke semifinal dengan catatan 3 gol sepanjang turnamen.
Namun, di perempat final, Suarez bertindak sangat tidak terpuji ketika menghadapi Ghana. Skor saat itu 1-1 dan laga memasuki babak tambahan waktu. Suarez menggagalkan peluang emas gos Ghana dengan tangannya sehingga disanksi kartu merah. Laga kemudian berakhir dengan kemenangan Uruguay 4-2 lewat adu penalti.
Pada November 2010, saat membela Ajax Amsterdam, Suarez dijatuhi sanksi larangan bertanding selama dua laga karena menggigit pemain PSV Otman Bakkal. Setahun kemudian, Suarez mengantar Uruguay menjadi juara ke-15 kali Piala Amerika. Uruguay pun menjadi penguasa benua Amerika Latin dengan capaian piala yang melebihi Argentina (14 kali).
Tahun 2011, saat membela Liverpool, Suarez dikenai sanksi larangan bertanding di 8 laga dan denda 40.000 Poundsterling karena pernyataan rasial terhadap Patrice Evra, pemain Manchester United.
Ulahnya tak berhenti. April 2013, Suarez menggigit bek Chelsea, Branislav Ivanovic, sehingga dijatuhi sanksi larangan bertanding 10 laga. Setahun kemudian, di Piala Dunia Brasil 2014, Suarez kembali berulah ketika timnya menghadapi Italia di penyisihan grup.
Suarez lagi-lagi menggigit. Kali ini bek Italia, Giorgio Chiellini, yang menjadi korbannya. Suarez mendapat sanksi berat dilarang beraktivitas terkait sepak bola, termasuk latihan bersama klub barunya kala itu, Barcelona, sampai 26 Oktober 2014. Sampai waktu itu, ia juga dilarang masuk stadion, termasuk sebagai penonton.
Di Rusia, Suarez untuk sementara tak berulah. Tampaknya, Suarez yang mengawali karier di klub Nacional itu lebih matang dan dewasa. Gol teramung kontra Arab Saudi di Piala Dunia 2018 menjadikannya pemain terbaik laga versi pilihan fans di situs FIFA.
“Saya ingin menang dan membawa tim ke babak selanjutnya. Piala Dunia adalah turnamen yang sulit dimenangi,” kata pemain yang sejak edisi 2010 selalu mencetak gol itu.
Suarez mengawali karier di Nacional (Uruguay) musim 2005/2006 dengan catatan apik, yakni 10 gol di 26 laga. Musim berikutnya, Suarez hijrah ke Groningen (Belanda) dan mencetak 10 gol di 29 laga. Kurun 2007-2011, Suarez membela Ajax Amsterdam (Belanda) dengan total 81 gol di 110 laga.
Selanjutnya, bersama Liverpool, dia mencetak 69 gol di 110 laga. Sejak 2014, Suarez mengabdi di Barcelona dengan catatan lebih impresif: 110 gol di 130 laga. Gelar liga dan piala domestik pun sudah didapatnya bersama klub.
Gelar internasional klub (Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub) didapatnya bersama Barcelona. Gelar turnamen besar Piala Amerika juga sudah diraihnya. Akankah Piala Dunia dapat pula direbutnya? (AFP/REUTERS)