RIYADH, RABU -- Arab Saudi kembali menahan perempuan pembela HAM. Pemerintah negara juga melarang sejumlah aktivitis HAM untuk bepergian.
Dalam pengumuman pada Rabu (20/6/2018), Human Rights Watch (HRW) menyatakan, Saudi menahan Nouf Abdelaziz dan Mayaa al-Zahrani. Abdelazis ditahan sejak 6 Juni 2018, sedangkan al-Zahrani ditahan menyusul Abdelazis.
Mereka ditahan beberapa pekan menjelang pencabutan larangan perempuan untuk mengemudikan kendaraan pada 24 Juni mendatang. Saudi menyebut pencabutan kebijakan itu menunjukkan perlakuan yang setara untuk perempuan.
Dengan penahanan dua orang itu, maka sudah ada 12 perempuan aktivitas HAM ditahan pemerintah Saudi. Sebagian yang ditahan adalah orang-orang yang mengampanyekan hak perempuan untuk mengemudikan mobil. Para aktivis yang ditahan antara lain Loujain al-Hathloul, Eman al-Nafjan, serta Aziza al-Yousef. Saudi juga menahan pria aktivis seperti Ibrahim al-Modaimeegh, Mohammad al-Rabea, dan Abdulaziz al-Meshaal.
“Pemerintahan Arab Saudi tidak memberikan ruang bagi warga untuk menunjukkan dukungan pada aktivis lewat penangkapan yang tidak bisa dimaafkan itu,” kata Direktur Timur Tengah HRW Sarah Leah Whitson
Dengan penahanan dua orang itu, maka sudah ada 12 perempuan aktivis HAM ditahan pemerintah Saudi.
Pemerintah Saudi menyebutkan, ada 17 orang yang pernah diperiksa. Dari 17 orang itu, 8 warga di antaranya dikenakan wajib lapor sampai penyelidikan selesai. Adapun 9 aktivis masih ditahan setelah dinyatakan mengakui tuduhan seperti berhubungan dengan organisasi yang dinilai berbahaya oleh pemerintah Saudi.
Mereka juga dinyatakan sebagai pengkhianat dan mata-mata dari kedutaan asing. Pernyataan itu dibantah para aktivis dan disebut sebagai kampanye untuk menjelekkan para aktivis. (AFP/REUTERS)