SAMOSIR, KOMPAS — Meskipun dipusatkan di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pencarian tetap dilakukan dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, Kamis (21/6/2018), atau hari ketiga setelah tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun. Warga ikut membantu mencari lokasi kapal tersebut di dasar laut.
Berdasarkan pantauan, jumlah warga dan keluarga korban yang mendatangi Pelabuhan Simanindo berkurang dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Namun, posko tetap dibuka bagi keluarga yang hendak melapor apabila ada anggota keluarga yang hilang. Hingga Kamis, pelaporan orang hilang di Simanindo sebanyak 153 orang.
Pencarian terus dilakukan tim gabungan, antara lain dari polisi perairan, Badan SAR Nasional, serta sejumlah warga yang menggunakan kapal motor kayu. Namun, belum ada korban lagi yang ditemukan. Per Rabu, 20 Juni, 18 orang selamat dan 3 orang tewas.
Relawan pencarian korban KM Sinar Bangun, Dahuruk, mengatakan, pihaknya menggunakan dua kapal untuk mencari lokasi kapal tersebut di dasar danau. ”Kami menjatuhkan jangkar hingga dasar, lalu ditarik dua kapal kayu yang berjarak 100 meter. Kami coba teknik tersebut agar pencarian bisa optimal,” ucapnya.
Dahuruk menuturkan, pihaknya bermaksud membantu tim gabungan yang juga terus mencari, termasuk dengan menyelam. Menurut dia, terdengar bunyi hantaman saat pihaknya menarik jangkar tersebut. Setelah itu, pihaknya hanya melaporkan kepada aparat.
Kepala Polsek Simanindo Ajun Komisaris Kp Anak Ampun mengatakan, selama masa pencarian belum dihentikan, tim gabungan dari Pelabuhan Simanindo terus bergerak dari pagi hingga sore. Terutama siang, dengan harapan jasad korban muncul ke permukaan.
Robert Sidauruk (53), ayah dari Hotlan Parasian Jaya (23)—salah seorang korban yang tengah dicari—mengatakan sudah merelakan anak sulungnya tersebut apabila memang sudah meninggal. Namun, dia akan terus menunggu dan berharap jasad Jaya ditemukan agar bisa dimakamkan.
KM Sinar Bangun merupakan kapal berukuran 35 gros ton yang beroperasi di perairan Danau Toba, menghubungkan Pelabuhan Simanindo dan Tigaras, dengan kapasitas angkut 43 orang. Namun, Senin (18/6/2018), kapal itu terbalik dan menyebabkan lebih dari 100 penumpang dilaporkan hilang. Jumlah laporan telah mencapai 192 orang.