Harga Daging Belum Terkendali, PD Dharma Jaya Perbanyak Toko
Oleh
Irene Sarwindaningrum
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Perusahaan Daerah Dharma Jaya akan membuka toko untuk menjual daging sapi dan daging ayam. Perusahaan milik Pemprov DKI Jakarta ini juga akan bekerja sama dengan karyawannya untuk membuka toko-toko yang menjual komoditas itu langsung ke masyarakat.
Langkah itu diharapkan bisa mengendalikan harga jual kedua komoditas itu. Selama ini, harga daging sapi dan daging ayam yang stabil tinggi menjadi pekerjaan rumah yang masih menghambat upaya mengendalikan inflasi.
Selama bulan puasa dan lebaran 2018, harga daging sapi stabil tinggi yakni Rp 120.000 per kilogram. Adapun harga daging ayam naik menjadi rata-rata Rp 37.000 per kilogram di pasar kendati pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi Rp 33.0000 per kilogram.
Kepala Biro Perekonomian DKI Jakarta Sri Haryati mengakui, kemampuan pengendalian harga daging masih lemah. Akibatnya, harga daging ayam masih menjadi faktor pemberat inflasi DKI Jakarta pada masa lebaran tahun ini. Inflasi Jakarta di masa lebaran diperkirakan sekitar 0,45.
“Mengendalikan inflasi daerah ini memang tugas pemerintah daerah. Kami hanya bisa mengendalikan dari sisi harga volatile, salah satunya pangan,” katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (22/6/2018).
Hal ini karena Perusahaan Daerah (PD) Dharma Jaya baru bisa memasok daging ke pasar tak lebih dari lima persen, di antaranya melalui subsidi pangan kartu Jakarta pintar (KJP). Bila daya pasok ke pasar lebih tinggi, diharapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mampu mengendalikan kenaikan harga daging dan ayam di pasaran.
Untuk beras, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai bisa mengendalikan harga. Pengendalian harga beras ini dilakukan melalui PT Food Station Tjipinang Jaya yang sudah mampu mencari pasokan, menyimpan, memproduksi, serta memasarkan beras langsung ke pasar.
Saat ini, salah satu badan usaha milik daerah DKI Jakarta itu dapat memasok beras 10-15 persen ke pasaran sehingga mempunyai daya tawar dalam menurunkan harga saat kenaikan harga dinilai terlalu tinggi. Dari pasokan pasar 0 persen hingga sekarang sudah 10-15 persen itu, dibutuhkan waktu sekitar dua tahun.
“Tidak lama untuk beras. Tapi daging kan berbeda, daya simpannya jauh lebih singkat dari beras,” kata Sri.
Hingga sekarang, PD Dharma Jaya baru mempunyai satu toko fisik di Cakung, Jakarta Utara. Akibatnya, daya jangkau penjualan langsung ke masyarakat yang menentukan kemampuan memasok pasar masih lemah.
Di kesempatan berbeda, Direktur Utama PD Dharma Jaya Johan Romadhon menargetkan membuka 10 toko daging Dharma Jaya pada bulan Juli. Ia juga membuka kesempatan kerja sama dengan karyawan PD Dharma Jaya untuk menjual daging dari PD Dharma Jaya.
“Mereka bisa jual dengan harga sampai Rp 98.000 per kilogram dari harga asli Rp 78.000 per kilogram. Daging dijual di rumah masing-masing. Modalnya hanya freezer untuk simpan daging beku,” katanya.
Selain daging sapi, ia juga berencana menjualnya langsung ke warga serta terus mencari pasokan. Selama masa puasa dan lebaran, PD Dharma Jaya menjual daging ayam Rp 33.000 per kilogram sesuai harga eceran tertinggi, namun belum mampu menurunkan harga di pasaran.