TANGERANG, KOMPAS — Kebijakan pemerintah memperpanjang masa cuti bersama Lebaran mampu menekan lonjakan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Kebijakan itu sekaligus membuat pola pergerakan penumpang pesawat berubah. Persebaran penumpang menjadi lebih merata karena mereka memutuskan mudik pada masa awal cuti bersama dimulai.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Sabtu (23/6/2018), memaparkan, pada masa angkutan Lebaran 2018, persebaran penumpang lebih merata. Hal itu, menurut dia, disebabkan kebijakan pemerintah yang memperpanjang masa cuti bersama pada 11 hingga 20 Juni 2018.
Awaluddin menjelaskan, pergerakan penumpang yang mudik pada tahun ini sudah terjadi di awal-awal masa cuti bersama dimulai atau H-8 Lebaran. Pengalaman angkutan Lebaran tahun-tahun sebelumnya, lonjakan penumpang pesawat biasanya terjadi pada H-3 atau H-2 Lebaran.
Karena periode cuti bersama menjadi lebih panjang, masyarakat memilih mudik jauh-jauh hari sebelum Lebaran. Menurut Awaluddin, hal itu menyebabkan bandara tidak mengalami lonjakan penumpang.
”Tahun ini kami tidak merasakan arus puncak karena masyarakat berangkat di awal cuti bersama. Akibatnya, penumpang tersebar pada H-8 hingga H-5. Pola pergerakan penumpang berubah,” tutur Awaluddin di Bandara Soekarno-Hatta.
Tahun ini kami tidak merasakan arus puncak karena masyarakat berangkat di awal cuti bersama. Akibatnya, penumpang tersebar pada H-8 hingga H-5. Pola pergerakan penumpang berubah.
Berdasarkan data PT Angkasa Pura II, jumlah penumpang pesawat pada H-8 tercatat 204.345 orang. Jumlah tersebut tidak mengalami lonjakan berarti hingga H-2 yang tetap konsisten pada kisaran 200.000-an penumpang.
Kondisi itu berbeda dibandingkan tahun lalu. Pada masa angkutan Lebaran 2017, pada H-8 penumpang pesawat tercatat mencapai 177.577 orang. Angka itu melonjak drastis mencapai 213.774 penumpang pada H-2.
Kemudian, Awaluddin mengungkapkan, jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta secara keseluruhan pada masa angkutan Lebaran 2018 tercatat sebanyak 3.002.914 orang. Angka tersebut masih mungkin bertambah mengingat masa angkutan Lebaran akan berakhir Minggu (24/6/2018).
Referensi baru
Perubahan pola pergerakan penumpang pesawat akibat perpanjangan cuti bersama membuat manajemen PT Angkasa Pura II memiliki referensi baru dalam mengantisipasi angkutan Lebaran tahun depan.
Awaluddin mengatakan, berbekal pola baru pergerakan penumpang di bandara itu, pengelola bandara bisa mengatur sumber daya secara lebih efisien. Namun, dengan catatan, pemerintah juga memberlakukan kebijakan perpanjangan cuti bersama pada tahun depan.
”Dengan adanya referensi ini, kami bisa membuat perencanaan, lalu mengerahkan sumber daya secara lebih efisien,” ucap Awaluddin.
Referensi pola pergerakan penumpang dari masa angkutan Lebaran tahun sebelumnya menjadi penting bagi pengelola bandara. Sebagai contoh, PT Angkasa Pura II pada tahun ini memprediksi kepadatan penumpang pesawat bakal terjadi pada H-2.
Nyatanya, kebijakan perpanjangan cuti bersama mengakibatkan persebaran penumpang menjadi lebih merata. Bahkan, di awal masa angkutan Lebaran yang biasanya jumlah penumpang hanya berada pada kisaran 170.000-an, pada tahun ini meningkat lebih dari 200.000 penumpang.
Awaluddin sebelumnya tidak menyangka akan terjadi peningkatan jumlah penumpang pada hari pertama angkutan Lebaran.
Kebijakan perpanjangan cuti bersama mengakibatkan persebaran penumpang menjadi lebih merata.
”Jika kami sudah mengetahui pada hari-hari awal masa angkutan Lebaran jumlah penumpang sudah mencapai 200.000 orang, seharusnya kami bisa menyiagakan sumber daya lebih banyak. Maka, referensi pola pergerakan penumpang ini menjadi penting,” ujar Awaluddin.
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso menyebutkan, kebijakan perpanjangan cuti bersama berdampak besar terhadap persebaran penumpang di bandara.
Menurut Agus, sebelum adanya kebijakan memperpanjang cuti bersama, penumpukan penumpang selalu terjadi beberapa hari menjelang Lebaran.
Dengan persebaran penumpang yang lebih merata, kualitas pelayanan menjadi lebih baik. Selain itu, kemungkinan penundaan penerbangan juga bisa lebih diminimalkan.
Performa ketepatan waktu di Bandara Soekarno-Hatta rata-rata 80 persen. Hal itu karena selama masa angkutan Lebaran tahun ini relatif tidak ada faktor alam yang menyebabkan penerbangan terganggu.
Awaluddin mengungkapkan, performa ketepatan waktu di Bandara Soekarno-Hatta rata-rata 80 persen. Hal itu karena selama masa angkutan Lebaran tahun ini relatif tidak ada faktor alam yang menyebabkan penerbangan terganggu. Selain itu, sistem operasi bandara juga berjalan normal dan tidak ada kerusakan sistem.