NIZHNY NOVGOROD, SABTU — Kemenangan telak Belgia atas Tunisia, 5-2, pada penyisihan Grup G Piala Dunia 2018 di Moskwa, Rusia, Sabtu (23/6/2018), memberi tekanan pada Inggris menjelang laga kedua mereka melawan Panama di Stadion Nizhny Novgorod, Minggu (24/6) ini. Inggris membutuhkan kemenangan untuk memastikan lolos ke babak 16 besar. Jika sampai seri, apalagi kalah dari Panama, skuad ”Tiga Singa” ini akan kesulitan karena harus menghadapi Belgia di laga terakhir.
Inggris menghadapi laga melawan Panama dengan situasi positif berbekal penampilan cukup impresif saat mengalahkan Tunisia, 2-1. Namun, tim asuhan Gareth Southgate ini kemungkinan besar tidak bisa diperkuat gelandang menyerang Dele Alli. Pemain klub Tottenham Hotspur itu masih berjuang memulihkan cedera pada bagian paha, seperti terlihat saat tim Inggris menjalani latihan di Stadion Spartak Zelenogorsk, Saint Petersburg, Sabtu.
Pada awal latihan, Alli melakukan pemanasan bersama rekan-rekannya yang lain. Namun, ketika pemanasan usai, Alli menjalani latihan terpisah. Ia berlari pelan melintasi tengah lapangan sambil mengangkat kakinya tinggi-tinggi.
Pemain berusia 22 tahun itu mengalami cedera saat Inggris mengalahkan Tunisia, 19 Juni. Jika ia tidak bisa tampil pada laga kontra Panama, Southgate kemungkinan akan menggantinya dengan Ruben Loftus-Cheek.
Bermain tanpa Alli yang cerdik memberikan umpan terobosan dan punya naluri mencetak gol menjadi kerugian bagi Inggris. Southgate pun harus memodifikasi susunan pemain serangnya. Ketajaman Belgia, yang telah mencetak delapan gol dari dua pertandingan, membuat Inggris harus menang besar atas Panama jika ingin maju ke babak 16 besar sebagai juara Grup G.
Tak mau jadi bulan-bulanan
Di kubu Panama, tim debutan ini enggan kembali menjadi bulan-bulanan setelah kalah telak dari Belgia. Tim yang mewakili zona Amerika Tengah-Utara ini bahkan menjanjikan total football saat bertemu Inggris yang bertabur bintang.
Panama membutuhkan kemenangan untuk menjaga harapan mereka lolos ke babak kedua. Pelatih Panama Hernan Gomez mengatakan, pihaknya telah belajar dari kekalahan melawan Belgia. Mereka tidak gentar untuk menghadapi Inggris yang dibela sejumlah talenta berkelas dunia, seperti Harry Kane, Dele Alli, dan Jesse Lingard.
”Jujur saja, secara pribadi, Inggris adalah tim favorit saya. Saya sering melihat mereka berlaga. Mereka punya sekelompok talenta muda dengan kualitas hebat dan berkembang bersama. Jelas, melawan mereka bakal berat. Namun, di lapangan hanya akan ada satu bola. Kami akan berjuang untuk merebutnya dan tidak memberikan ruang gerak ataupun peluang bagi mereka,” ungkap Gomez dalam jumpa pers di Nizhny Novgorod, Sabtu.
Panama akan kembali mengandalkan kekuatan fisik para pemainnya untuk meredam gempuran serangan Inggris yang cukup cepat dan dinamis. Pendekatan itu sukses dipakai Panama, setidaknya hingga turun minum dalam laga melawan Belgia. Namun, memasuki babak kedua laga, fisik para pemain Panama menurun sehingga Belgia mampu menceploskan tiga gol. Gomez pun mengakui kelemahan itu dan berupaya memperbaikinya dengan menggenjot latihan fisik.
”Dalam sepak bola modern, fisik dan kebugaran sangatlah penting. Anda bisa melihat itu pada tim-tim seperti Kroasia, Serbia, dan Swiss. Jika tidak cukup bugar untuk menjalani laga, yang terjadi adalah operan melenceng dan membuat kesalahan di lini belakang,” ujar Gomez.
”Pemain-pemain seperti (Luka) Modric dan Ivan (Rakitic) di tim Kroasia sama bagusnya saat menyerang dan bertahan. Tim dengan pemain seperti mereka bisa menyerang dengan 11 pemain dan bertahan juga dengan 11 pemain. Inilah total football, hal yang ingin kami lakukan nanti,” katanya.
Edgar Barcenas, gelandang Panama, sependapat dengan pelatihnya. Menurut Barcenas, timnya perlu berjuang bersama saat menghadapi Inggris. Mereka ingin mengukir gol pertama di Piala Dunia.
”Kami sempat grogi pada laga pertama melawan Belgia. Untuk itu, kali ini kami perlu bermain lebih lepas dan berusaha menikmati setiap laga di Piala Dunia. Secara matematis, kami masih punya peluang ke babak selanjutnya,” tutur Barcenas.
Meksiko
Dua gol dari tendangan penalti Carlos Vela dan serangan cepat yang diselesaikan pemain serang Javier ”Chicharito” Hernandez membawa Meksiko mengalahkan Korea Selatan, 2-1. Kemenangan ini menempatkan Meksiko di posisi terdepan Grup F untuk lolos ke babak 16 besar.
Gol yang dicetak Chicharito membawanya sebagai pemain Meksiko pertama yang mencetak 50 gol. Catatan prestasi itu diperoleh setelah memperkuat Meksiko dalam 104 laga.
Gol hiburan Korsel dicetak Son Heung-min lewat tendangan melengkung dari luar kotak penalti pada menit 90+2. Namun, meski berusaha keras, sudah terlambat bagi Korsel untuk mengatasi ketertinggalan.