Boleh Menyetir, Perempuan Saudi “Rayakan” Kebebasan
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
RIYADH, KOMPAS — Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, Senin (25/6/2018) pagi, mengabarkan dari Riyadh, kaum perempuan Saudi kini memasuki era kebebasan mereka. Perempuan telah diizinkan menyetir mobil sejak Minggu (24/6/2018) pukul 00.00 waktu setempat.
Dubes Maftuh dalam percakapan dengan Kompas Senin pagi ini mengatakan, larangan menyetir bagi perempuan telah dicabut. Pangeran Waleed bin Talal, pria terkaya di Arab Saudi dengan aset mencapai lebih dari 18,7 miliar dollar AS, pun tak mau melewatkan hari bersejarah itu.
Pemilik saham jaringan Citibank, Four Seasons Hotel, Disneyland Paris, Hewlett-Packard, dan e-bay itu, menurut Dubes Maftuh, juga mengabadikan anaknya, Reem Waleed, untuk pertama kali mengendarai mobil dari kantor Waleed, Kingdom Tower, ke rumahnya di Riyadh.
Dalam video yang viral di media sosial, Pangeran Waleed terlebih dahulu mengecek SIM sang putri, juga waktu yang telah menunjukkan Minggu tengah malam lebih dari 1 menit. Pangeran Waleed yang pernah bertemu Presiden Jokowi pada Mei 2016 di Istana Bogor itu tampak ingin menunjukkan dan memastikan ketaatan pada aturan yang ada.
Menurut Dubes Maftuh, di video itu juga tampak ketiga cucu Waleed bin Talal duduk di bangku penumpang belakang. Pangeran Waleed menyampaikan apresiasinya kepada Raja Salman bin Abdul Aziz. Karena berdasarkan dekret Sang Raja-lah, para perempuan di Arab Saudi kini dapat menyetir mobil sendiri.
Pangeran Waleed juga memuji pemikiran-pemikiran Putra Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman, yang disebutnya telah menghadiahkan kebebasan kepada warga Arab Saudi, termasuk perempuan. Waleed juga menegaskan, Saudi telah memasuki perubahan besar di abad ke-21 ini.
Kami tidak akan menoleransi gerakan radikalisme dan intoleran. Kami akan hancurkan gerakan ekstremisme itu sekarang juga.
Para kaum perempuan tepat pada Minggu pukul 00.00 juga membunyikan klakson secara massal sebagai pertanda dimulainya era baru di Kerajaan Arab Saudi yang sudah lama ditunggu-tunggu.
”Perasaan gembira penuh tawa menandai diberlakukannya aturan tersebut sejak Minggu (24/6/2018) pukul 00.00 waktu setempat,” kata Dubes Maftuh.
Terbuka bagi semua agama
Pada 25 Oktober 2017, di forum Future Invesment Initiative (FII) di Riyadh, Pangeran Muhammad bin Salman juga mengatakan, ”Kami berjanji mengembalikan Saudi kepada Islam yang sebenarnya, sebuah Islam yang moderat dan terbuka bagi semua agama dan peradaban dunia.”
”Dalam sisa usia kami ini, kami tidak akan menoleransi gerakan radikalisme dan intoleran. Kami akan hancurkan gerakan ekstremisme itu sekarang juga dan secepatnya,” kata Salman, seperti dikutip Maftuh yang hadir dalam forum tersebut dan mendengar langsung pidato bahasa Arab.
Mulai efektifnya peraturan perempuan boleh menyetir di Arab Saudi telah menjadi bukti pernyataan Putra Mahkota tersebut.
”Hal itu juga menjadi bukti kini para pemimpin Arab Saudi telah perlahan berjalan membawa negaranya menuju sebuah moderasi nyata dengan memberikan hak-hak perempuan,” kata Dubes Maftuh.
Dubes RI untuk Saudi itu yakin Indonesia akan menjadi mitra utama dalam kampanye Islam moderat yang sedang digalakkan Kerajaan Arab Saudi. ”Kedua negara sudah sepakat dalam nota kesepahaman (MOU) untuk memberantas gerakan terorisme, gerakan intoleran, serta jaringan ektremis,” kata Dubes Maftuh.