ISTANBUL, KOMPAS Pertarungan sengit pemilu parlemen dan pemilu presiden dini Turki pada Minggu (24/6/2018) sangat dirasakan di sejumlah tempat pemungutan suara di Istanbul, kota terbesar dengan penduduk 15 juta jiwa di Turki. Antrean panjang penduduk kota Istanbul sejak pagi hari di beberapa tempat pemungutan suara menggambarkan wajah pertarungan sengit di antara partai politik dan di antara calon presiden pada pemilu tersebut. Dijadwalkan, TPS ditutup pada pukul 17.00 waktu setempat (pukul 21.00 WIB). Hasil awal pemilu presiden dan pemilu parlemen keluar pada pukul 22.00 waktu setempat.
Calon presiden petahana, Recep Tayyip Erdogan, dari Koalisi Kerakyatan kini mendapat perlawanan sengit dari lima capres. Koalisi Kerakyatan terdiri dari tiga partai politik, yaitu Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Partai Gerakan Nasionalis (MHP), serta Partai Persatuan Besar (BBP).
Lima capres yang melawan Erdogan itu adalah Muharrem Ince dari Partai Rakyat Republik (CHP); Temel Karamollaoglu dari Partai Saadet (SP); Meral Aksener dari Partai IYI; Selahattin Demirtas, yang masih meringkuk di penjara sejak 2016, dari Partai Rakyat Demokratik (HDP); dan Dogu Perincek dari Partai Patriotik (Vatan). Sejumlah pengamat mengatakan, banyaknya capres akan membuat Erdogan sulit menang dalam satu putaran.
Partai-partai politik dalam pemilu parlemen kali ini akan memperebutkan 600 kursi.
Menurut Komite Tinggi Pemilu, terdapat 59.369.960 juta dari sekitar 80 juta penduduk Turki yang memiliki hak suara. Wanita yang punya hak pilih 50,76 persen dari keseluruhan rakyat Turki yang mempunyai hak pilih.
Dari jumlah tersebut, 3.047.328 warga Turki yang memiliki hak suara berada di luar negeri. Sebanyak 1.486.408 juta warga Turki di luar negeri telah memberikan hak suaranya atau 48,78 persen.
Kompas, yang mengunjungi TPS di Distrik Huviyet Bekir Ilkokulu di pusat kota Istanbul, terkejut melihat pemandangan berjubelnya warga Turki, yang seperti di pasar, hendak memberikan suara mereka.
Di TPS tersebut tidak terlihat satu pun polisi atau aparat keamanan. Hal itu menunjukkan kebebasan warga menyalurkan aspirasi politiknya tanpa ada pantauan dari aparat negara.
Pencoblosan suara cukup sederhana dan cepat. Setiap warga Turki cukup menyerahkan kartu tanda penduduk (KTP) dan sehelai surat panggilan mencoblos kepada panitia pemilu. Kemudian panitia pemilu mencocokkan nama yang tertera di KTP itu dengan daftar calon pemilih yang ada pada panitia.
Pantauan Kompas dan berita yang berkembang di Turki, jalannya pemilu hingga Minggu siang kemarin berjalan aman dan damai. ”Saya warga
Kurdi dan saya pendukung Partai Rakyat Republik (CHP) dan capres Muharrem Ince,” kata Omer Demirtas (44) kepada Kompas seusai memberikan suara di TPS Distrik Huviyet Bekir Ilkokulu.
Sebaliknya, sejumlah orang meyakini Erdogan dan AKP akan menang pada pemilu presiden dan parlemen kali ini. Mereka mengatakan, Erdogan figur terkuat di Turki saat ini dan telah berhasil membawa kemajuan Turki sejak dia berkuasa.
”Erdogan dan AKP masih punya pendukung kuat di Turki, khususnya di kota Istanbul,” kata Polat seusai memberikan hak suaranya di TPS Distrik Huviyet Bekir Ilkokulu.