Panama babak belur dihajar Inggris dengan skor 1-6 pada laga Grup G Piala Dunia 2018 di Stadion Nizhny Novgorod, Nizhny Novgorod, Rusia, Minggu (24/6/2018) malam WIB. Namun, di antara puing-puing mental tim "Gelombang Merah" yang porak-poranda, bek veteran Felipe Baloy (37) mengembangkan senyum bagi negerinya.
Kekalahan itu sekaligus memastikan Panama tersingkir dari persaingan menuju babak 16 besar. Dari dua partai yang sudah dijalani di Rusia, skuad "Pasukan Kanal" belum meraih poin sama sekali. Pada laga pertama, mereka juga kalah telak dari Belgia, 0-3.
Akan tetapi, gol pelipur lara dari Baloy pada menit ke-78 itu memiliki makna spesial. Itulah gol pertama Panama di pentas sepak bola terbesar dunia tersebut. Panama, bersama Eslandia, merupakan tim debutan pada Piala Dunia kali ini.
Gol sang kapten bermula dari tendangan bebas gelandang Ricardo Avila dari rusuk kanan pertahanan Inggris. Bola lambung tersebut disongsong Baloy yang merangsek ke kotak penalti tim "Tiga Singa". Sambil menjatuhkan diri, kaki kanan Baloy menyambut bola yang meluncur ke sudut kiri gawang. Kiper Inggris Jordan Pickford pun tak kuasa mencegahnya.
Meski "hanya" gol hiburan yang menipiskan kedudukan menjadi 1-6, semua pemain dan ofisial Panama menyambut girang gol bersejarah itu. Pendukung Panama di stadion pun bersorak sorai. Mereka bertepuk tangan menunjukkan respeknya untuk Baloy.
Pelatih Panama Hernan Dario Gomez juga tampak tersenyum lebar di tepi lapangan. Itu sekaligus menjadi gol ketiga Baloy yang dibuat pada laga ke-100-nya untuk Panama.
Selain gol istimewa itu, pemain kawakan tersebut juga berperan besar mengantar Panama lolos dari babak kualifikasi Piala Dunia 2018. Penampilan internasional Baloy dimulai pada tahun 2005.
Saat itu, Baloy langsung berkontribusi membawa Panama menjadi juara kedua Piala Emas, kompetisi sepak bola antarnegara Amerika Utara, Tengah, dan Karibia. Pemain yang kerap melancarkan operan jauh itu juga ikut serta membela Panama pada babak kualifikasi Piala Dunia 2006, 2010, dan 2014.
Pada level klub, Baloy pernah memperkuat sejumlah klub Brasil dan Kolombia. Namun, sukses terbesar dinikmatinya saat bergabung dengan klub-klub Meksiko. Pemain yang akrab disapa Pipe itu pernah memperoleh dua titel juara liga dengan klub berbeda. Saat ini dia membela klub Guatemala, Municipal.
Keunggulan Baloy yakni tak gentar untuk maju dari garis belakang. Baloy adalah pemain yang konsisten menginspirasi barisan pertahanan untuk memainkan performa terbaiknya. Baloy juga dipercaya sebagai kapten di berbagai klub yang dibelanya.
Kekurangan Baloy yaitu temperamennya yang tinggi. Dia beberapa kali terlibat bentrok saat pertandingan hingga membuat lawannya cedera. Fisik Baloy yang sudah mencapai usia 37 tahun memang tak lagi prima. Meski demikian, Baloy tak pernah berhenti menunjukkan semangat juangnya seperti saat melawan Inggris. (AP/fifa.com)