ISTANBUL, KOMPAS — Pendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan serta Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa hingga Senin (25/6/2018) dini hari memadati jalanan kota Istanbul untuk merayakan kemenangan besar dalam pemilu presiden dan parlemen dini pada Minggu. Bunyi klakson kendaraan para pendukung Erdogan dan AKP itu membuat hiruk-pikuk jalanan kota Istanbul pada Minggu malam hingga Senin pagi.
Setelah proses penghitungan suara mencapai 98,7 persen sekitar pukul 23.00 waktu setempat (pukul 04.00 WIB), Erdogan mendapat 52,6 persen suara pilpres. Capres dari Partai Rakyat Republik (CHP), Muharrem Ince, mendapat 30,8 persen suara, sedangkan capres Partai Rakyat Demokratik (HDP) yang berbasis kaum Kurdi, Selahattin Demirtas, mendapat 8,3 persen suara.
Capres dari Partai IYI, Merak Aksener, mengantongi 7,4 persen; capres Partai Saadet, Karamollaoglu 0,9 persen; dan capres dari partai Vatan, Dogu Perincek 0,2 persen.
Hasil tersebut membuat Erdogan berhasil menang dalam satu putaran. Hal itu berbeda dengan hasil sebagian besar jajak pendapat selama ini yang menunjukkan Erdogan meraih antara 45 persen dan 50 persen, atau akan ada putaran kedua pemilu presiden karena tidak satu pun dari enam capres yang mendapat lebih dari 50 persen.
Kemenangan juga diraih kubu Erdogan dalam pemilu parlemen. Koalisi Kerakyatan meraih 53 persen suara atau mayoritas mutlak, berbanding 33 persen suara yang didapat Koalisi Keumatan, dan 10 persen suara yang diraih Partai Rakyat Demokratik (HDP) setelah proses penghitungan suara mencapai 93 persen.
Koalisi Kerakyatan menghimpun AKP, Partai Gerakan Nasionalis (MHP), dan Partai Persatuan Besar (BBP). Koalisi Keumatan menghimpun CHP, partai Saadet, Partai Demokrat (DP), dan Partai IYI.
Hal itu berbeda dari hasil sebagian besar jajak pendapat selama ini yang menunjukkan apabila HDP bisa meraih 10 persen suara dan dapat masuk parlemen, maka Koalisi Kerakyatan akan mendapat kurang dari 50 persen suara karena HDP mengambil porsi suara Koalisi Kerakyatan. Namun, hasil pemilu parlemen itu menunjukkan, suara Koalisi Keumatan yang justru tergerus, yakni hanya meraih 33 persen suara, akibat HDP mendapat 10 persen suara dan bisa masuk parlemen itu.
Presiden Erdogan setelah merasa unggul ketika proses penghitungan suara mencapai 90 persen langsung mengklaim memenangi pilpres. Erdogan dalam pidato kemenangan di Ankara mengatakan, rakyat Turki hari ini tidak hanya memilih presiden, tetapi juga memilih sistem politik baru Turki.
Seperti diketahui sistem politik baru Turki adalah sistem presidensial yang telah mendapat dukungan rakyat Turki melalui referendum pada April 2017.