Surat Keterangan Mendorong Partisipasi Pemilih
GRESIK, KOMPAS — Pemerintah daerah bersama Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur dan KPU kabupaten/kota mendorong partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah serentak pada Rabu (27/6/2018).
Sebanyak 8.600 surat keterangan pengganti kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) telah dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Gresik agar bisa digunakan untuk pemilihan gubernur/wakil gubernur.
Ketua KPU Gresik Akhmad Roni, Senin (25/6/2018), mengatakan, 8.600 surat keterangan yang diterbitkan oleh disdukcapil itu sangat berguna bagi para pemilih yang sampai saat ini KTP-el miliknya belum jadi. Selain terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT), para pemilih saat datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada pilgub nanti juga harus membawa formulir C-6 dan menunjukkan KTP-el atau surat keterangan.
Menurut Roni, sesuai surat dari KPU pusat, mereka yang hanya membawa C-6, tetapi namanya masuk dalam DPT dan dipastikan orang yang bersangkutan, boleh mencoblos.
”Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh kebiasaan para pemilih lansia yang kadang jarang membawa KTP saat keluar rumah. Jadi, panitia yang ada di TPS diharapkan bisa memastikan bahwa yang bersangkutan memang pemilih yang terdata di DPT,” katanya.
Bupati Gresik Sambari Halim Radianto berharap masyarakat Gresik menyukseskan pelaksanaan pilgub Jatim. Warga diharapkan datang ke TPS dan ikut memberikan pilihan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim 2018-2023. ”Angka partisipasi pemilih diharapkan mencapai 70 persen lebih,” katanya.
Di Lamongan tercatat ada 15.675 surat keterangan yang dikeluarkan sebagai pengganti KTP-el. Kepala Disdukcapil Lamongan Sugeng Widodo menyebutkan, pihaknya juga telah mengeluarkan KTP-el yang sudah jadi kepada penghuni lembaga pemasyarakatan. Baik surat keterangan yang dimiliki warga maupun KTP-el bisa digunakan untuk syarat mencoblos.
Sementara itu, KPU Lamongan dan KPU Jatim mendorong partisipasi pemilih dengan simulasi tata cara mencoblos. Simulasi, di antaranya, digelar pada Kamis pekan lalu di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro.
Ketua KPU Kabupaten Lamongan Imam Ghozali menyebutkan, Tenggulun juga mewakili segmen umum, perpaduan antara daerah pertanian, tetapi banyak buruh migran. Selain dilakukan simulasi, di Lamongan juga terus disosialisasikan pilkada serentak.
Imam menyebut, pada pilgub ini di Lamongan ada 2.347 TPS. Distribusi logistik di Lamongan dari Panitia Pemilihan Kecamatan ke TPS dilaksanakan satu hari menjelang pemilihan. Kartu suara yang disiapkan sebanyak 1.065.954 lembar. ”Kami berharap pemilih menggunakan hak pilihnya dengan baik,” ujarnya.
Camat Solokuro Anton Sudjarwo menyebutkan, khusus di Solokuro, pada pemilihan gubernur 2013, tingkat partisipasi pemilih mencapai 63 persen. Ia berharap partisipasi pemilih pada pilgub kali ini meningkat. ”Di Solokuro tercatat ada 12.000 perantau. Semoga nanti mereka bisa pulang untuk mencoblos,” katanya.
Warga Tenggulun, Ali Fauzi, mengapresiasi KPU Lamongan dan KPU Jatim serta semua perangkat pilkada yang menggelar simulasi di Tenggulun. Ia ingin memberikan contoh sebagai warga negara yang baik dengan ikut andil dalam pilgub dan menggunakan hak pilihnya.
”Saya kenal baik Gus Ipul (Saifullah Yusuf) maupun Bu Khofifah (Khofifah Indar Parawansa). Semua calon baik, tetapi saya akan pilih yang terbaik di antara keduanya. Jadi, jangan golput. Partisipasi kita memilih menentukan nasib rakyat Jatim ke depan,” kata salah satu panglima Jamaah Islamiyah itu.
Pendiri Yayasan Lingkar Perdamaian itu menuturkan, di Tenggulan ada sekitar 20 eks narapidana terorisme dan mantan kombatan. Dulu memang mereka antidemokrasi, tetapi kini semua berubah. ”Saya memberi contoh nyata ikut memilih,” katanya.
Simulasi di Tenggulun dinilai unik karena banyak pekerja migran, ada pula mantan napi terorisme. Simulasi pencoblosan memperagakan semua proses pemilihan, mulai dari pendaftaran pemilih yang membawa surat undangan (formulir C6), pemberian surat suara, pemilih masuk ke bilik suara, pemilih memasukkan ke kotak suara, sampai mencelupkan jari ke tinta.
Dalam simulasi itu diperagakan Ali datang ke TPS, tetapi tidak membawa formulir C6. Namanya juga tidak masuk dalam DPT. Ia masih bisa menggunakan hak pilih dengan menunjukkan KTP-el.
Sementara itu, KPU Jatim memastikan secara teknis siap melaksanakan pilkada serentak, khususnya pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jatim, pada 27 Juni mendatang. Masalah surat suara sudah selesai. Tidak ada persoalan lagi. Yang rusak sudah diganti. Distribusi logistik juga sudah berjalan, termasuk di wilayah kepulauan.
Ketua KPU Jatim Eko Sasmito menyebutkan, pilgub Jatim relatif tak ada kendala, termasuk distribusi logistik ke kepulauan di Kabupaten Sumenep. Distribusi ke kepulauan hanya terhambat cuaca buruk dan gelombang tinggi lebih dari 3 meter.
Logistik pilgub untuk wilayah Pulau Bawean telah dikirimkan pada Rabu (20/6) menggunakan Kapal Motor Penumpang Gili Iyang dari Pelabuhan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Paciran.
Logistik pilgub untuk Pulau Masalembo dan Arjasa menggunakan KM Sabuk Nusantara, Kamis (21/6). Hanya saja, truk yang memuat logistik tidak bisa masuk kapal sehingga muatannya dibongkar dulu.
Ia berharap inisiasi kampanye damai dan simulasi di sejumlah daerah, baik oleh KPU kabupaten/kota maupun provinsi, bisa mendorong pemilih untuk memberikan suaranya. KPU Jatim menggelar simulasi di lima daerah yang mewakili beberapa segmen atau kalangan.
Simulasi digelar di Bangkalan mewakili kalangan nelayan Madura, di Jember mewakili kultur masyarakat Pendalungan, di Blitar mewakili pemilih pemula, di Madiun mewakili penyandang disabilitas, dan di Tenggulun mewakili daerah kantong pekerja ke luar negeri. Tenggulun juga dipilih sebagai salah satu daerah tempat pembinaan eks narapidana terorisme dan mantan kombatan. ”Jadi, kami sasar komunitas beragam,” kata Eko.