Saint Petersburg, Kompas Bintang Argentina, Lionel Messi, mendapat ciuman di pipi dari pelatih Jorge Sampaoli, mengawali sesi latihan di Bronnitsy, Moskwa, Minggu (24/6/2018). Hari itu, pria yang telah lima kali menyabet gelar pemain terbaik di dunia itu berulang tahun yang ke-31.
Tidak jauh dari markas latihan tim Argentina, warga Bronnitsy dan beberapa warga Argentina juga menggelar pesta untuk Messi. Kue tar berukuran besar berbentuk figur Messi sudah disediakan. Messi tidak hadir, tetapi doa-doa dan harapan mengalir deras untuk sang bintang dari acara tersebut.
Namun, Messi tidak bisa berpesta karena tengah menghadapi masalah yang besar di hari ulang tahunnya. Ia kelelahan menanggung beban berat di pundaknya. Sebagai pemain yang dianggap pahlawan, Messi belum bisa memberikan kemenangan bagi timnya.
Argentina baru mendapatkan satu poin dari dua laga di Piala Dunia 2018. Tim ”Tango” mendapatkan satu poin dari hasil imbang, 1-1, melawan Eslandia. Selanjutnya mereka babak belur ketika berhadapan dengan Kroasia dan kalah 0-3.
Kini Argentina akan menjalani laga hidup-mati melawan Nigeria pada laga terakhir Grup D, Rabu (27/6) pukul 01.00 WIB di Stadion Saint Petersburg, Rusia. Kalah dari Nigeria, berarti Argentina harus angkat koper. Lawan mereka, Nigeria, sebelumnya menghajar Eslandia, 2-0, hal yang tidak bisa dilakukan Tim Tango di Rusia.
Messi juga belum bisa mencetak satu gol pun dalam dua laga ini. Bahkan, ia gagal mengeksekusi tendangan penalti saat melawan Eslandia. Sindiran tentang Messi pun bertebaran di media sosial. Ia dibandingkan dengan rivalnya, Cristiano Ronaldo (Portugal) yang sudah mengemas empat gol atau Harry Kane (Inggris) dengan lima golnya.
Legenda Argentina, Diego Maradona, pun gemas melihat situasi ini. Dalam wawancara dengan stasiun televisi Venezuela, Telesur, dia mengatakan ingin berbicara kepada para pemain. ”Kami harus bisa mempertahankan kehormatan tim,” kata Maradona, yang memberi Argentina trofi Piala Dunia 1986.
Tidak kompak
Keadaan menjadi lebih parah karena skuad Argentina justru terpecah. Para pemain dikabarkan bentrok dengan Sampaoli karena tidak menyukai strategi yang dijalankan. Presiden Federasi Sepak Bola Argentina Claudio Tapia langsung menggelar jumpa pers dan membantahnya.
”Tetapi, itu memang benar-benar terjadi, para pemain tidak setuju dengan cara Sampaoli. Tim menjadi tidak kompak. Kami memang punya Messi, tetapi seperti tidak punya tim,” kata Fernando Czyz, wartawan laman olahraga Doble Amarilla Argentina, yang dijumpai di Stadion Saint Petersburg, Senin. Namun, menurut Czyz, Sampaoli baru satu tahun menangani tim Tango, sehingga masih butuh waktu.
Pembelaan seperti itu tidak berlaku bagi para pendukung Tim Tango. Daniel Franco, pendukung Argentina yang datang ke Rusia, mengatakan, Sampaoli adalah masalah utama tim saat ini. ”Ya, dia masalahnya. Ia tidak mampu membuat tim menjadi solid, justru sebaliknya. Saya rasa, ia harus pergi,” katanya.
Namun, Franco masih optimistis Argentina bisa mengalahkan Nigeria. Alasannya, Argentina memiliki banyak pemain bintang dan mereka punya pengalaman untuk bangkit.
Sebaliknya, Nigeria justru merendah. ”Kami pernah mengalahkan Eslandia, tetapi kami harus rendah hati. Argentina tetaplah tim yang berkualitas dan sarat pengalaman,” kata pelatih Nigeria, Gernot Rohr, saat jumpa pers. Tim ”Elang Super” itu cukup membutuhkan hasil imbang melawan Argentina untuk lolos, tetapi Gernot mengisyaratkan tetap mengincar kemenangan.
Rasa percaya diri dan energi yang dimiliki Nigeria, yang diperkuat banyak pemain muda, akan menjadi ganjalan bagi Argentina. Adapun Messi, yang bisa jadi menjalani laga Piala Dunia terakhirnya, masih menantikan kado terindah. Tak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi negaranya.