Paolo Guerrero dan Kemenangan yang Tertunda Empat Dasawarsa
Setelah 40 tahun, tim nasional Peru kembali memenangi laga turnamen tertinggi. Satu dari dua gol keunggulan atas Australia di pertandingan ketiga penyisihan Grup C Piala Dunia 2018 dicetak oleh sang kapten Paolo Guerrero.
Laga ketiga berlangsung di Stadion Fisht, Sochi, Rusia, Selasa (26/6/2018) pukul 21.00 WIB. Pertandingan itu tidak menentukan langkah Peru ke fase selanjutnya. Di dua peraduan babak eliminasi, Peru kalah 0-1 dari Denmark dan 0-1 dari Perancis. Namun, kemenangan atas Australia amat berarti.
Dari 21 edisi sejak 1930, Peru hanya berhasil menembus di lima Piala Dunia termasuk yang terkini di Rusia. Sebelumnya “Los Incas” berpartisipasi pada 1930, 1970, 1978, dan 1982. Prestasi terbaik mereka dicapai pada Piala Dunia 1970 yakni terhenti di perempat final, menyusul kekalahan 2-4 dari Brasil.
Kemenangan terakhir yang dirasakan oleh Peru terjadi pada putaran pertama Piala Dunia 1978 yakni menang 3-1 atas Skotlandia dan 4-1 atas Iran. Dengan begitu, kemenangan terakhir Peru terjadi empat dasawarsa lalu di turnamen yang diselenggarakan di Argentina itu.
Saat laga kontra “Socceroos”, Peru unggul terlebih dahulu lewat gol tendangan sayap serang Andre Carillo pada menit ke-18. Guerrero, kapten dan ujung tombak Peru, menggandakan keunggulan pada menit ke-20.
Melalui akun Twitter, Squawka mengungkapkan, dalam laga kontra Australia itu, Guerrero yang berusia 34 tahun, mencatat 30 sentuhan, 17 operan, memenangi 3 duel udara, 2 tembakan, membuat 1 peluang, mencetak 1 gol dan 1 asis. Gol bersama Carillo adalah satu-satunya keberhasilan Peru membobol gawang lawan di Piala Dunia 2018.
Gol di laga pamungkas penyisihan grup itu sekaligus yang ke-36 dalam 92 laga Guerrero bersama timnas Peru. Catatan 36 gol menjadikan Guerrero top scorer bagi tim dari negeri di pesisir barat Amerika Selatan itu. Untuk jumlah laga bersama timnas, pemain bernama lengkap Jose Paolo Guerrero Gonzales itu berada di urutan keenam. Teratas ialah Roberto Palacios dengan 128 laga dan 19 gol.
Sebelum Piala Dunia 2018, Guerrero sempat dilarang bermain karena positif doping. Dia mengaku tak sengaja meminum teh yang terkontaminasi zat yang sama dengan yang ada di kokain. Minuman teh seperti itu lazim dikonsumsi rakyat Peru untuk menangkal efek buruk di ketinggian mengingat wilayah mereka dibelah oleh Pegunungan Andes. FIFA pada awalnya melarang Guerrero bermain selama 12 bulan sejak November 2017. Hukuman dikurangi setengahnya setelah pengajuan banding.
Nah, kelucuan terjadi, dengan pengurangan hukuman itu, Guerrero semestinya bisa tampil di Rusia. Guerrero juga sudah kembali bermain untuk Flamengo (Brasil) pada Mei 2018. Bahkan, mantan penyerang Bayern Muenchen (Jerman) itu sudah mencetak gol bagi Flamengo dalam laga kontra Chapecoense pada Senin (15/5/2018).
Dari sanalah masalah muncul lagi. Dalam perkembangan terakhir, FIFA menambah hukuman Guerrero setelah WADA atau Badan Antidoping Dunia mengajukan banding masa hukuman kepada Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Oleh CAS di Swiss, diputuskan hukuman Guerrero menjadi 14 bulan.
Itulah pada awalnya, Guerrero tak diperkenankan tampil di Rusia. Namun, larangan FIFA dilawan oleh sejumlah kapten timnas dan tentu rakyat Peru. Kapten Australia Mile Jedinak, kapten Perancis Hugo Lloris, dan kapten Denmark Simon Kjaer yang mewakili timnas lawan Peru di Grup C, menandatangani surat kepada FIFA agar mengizinkan Guerrero berlaga. Beratus-ratus ribu warga Peru berunjuk rasa di negeri itu, bahkan Presiden Peru Martin Vizcarra turut menggunakan sumber daya politiknya untuk melobi FIFA. Hasilnya, FIFA melunak dan Guerrero yang dianggap pahlawan sepak bola Peru pun bisa tampil di Rusia.
Ketika melawan Denmark, sebelum laga dimulai di Saransk, Guerrero memeluk Kjaer. Demikian pula ia lakukan terhadap Lloris dan Jedinak. Meski di laga ketiga Australia butuh kemenangan, tetapi Peru membalasnya dengan kekalahan. Meski Guerrero dan Peru “berutang budi” terhadap Australia, pertandingan adalah sesuatu yang layak diperjuangan, dimenangkan. Guerrero menunjukkannya.
Guerrero dilahirkan di Lima, Ibu Kota Peru, 1 Januari 1984. Ia merintis karier sepak bola di klub Alianza Lima kurun 1992-2002. Bakatnya terendus oleh raksasa Jerman, Bayern Muenchen yang kemudian memboyongnya ke Tanah Bavaria. Guerrero dimatangkan bersama Bayern Muenchen II kurun 2002-2006 dengan catatan 45 gol dalam 66 laga. Bersamaan, dalam rentang 2004-2006, Guerrero juga tampil di tim senior Bayern dengan catatan 10 gol di 27 laga.
Setelah itu, 2006-2012, Guerrero menuju Hamburger SV dengan menjalani 134 laga dan mencetak 37 gol. Guerrero kemudian kembali ke Amerika Selatan dan bermain untuk Corinthians (Brasil) kurun 2012-2015 dengan catatan 23 gol dalam 62 laga. Sejak 2015, Guerrero bermain di Flamengo dan sudah mencetak 19 gol dalam 57 laga.
Namanya harum terutama di turnamen Piala Amerika. Guerrero adalah pencetak gol terbanyak Piala Amerika edisi 2011 dan 2015. Guerrero juga penyelamat Peru, dan turut mengantar tim yang diasuh pelatih asal Argentina Ricardo Gareca itu, lolos ke Piala Dunia 2018. Itu pencapaian besar setelah Peru absen selama 36 tahun di Piala Dunia.
Bagi masyarakat Peru, Guerrero adalah pahlawan. Dia sudah menunjukkan kiprahnya di Piala Dunia Rusia, yang merupakan piala dunia pertama dan mungkin juga yang terakhir baginya. Setelah turnamen terakbar ini, Guerrero akan menjalani hukuman. Pundi-pundi golnya sementara terhenti. (AFP/REUTERS/FIFA)