TOKYO, RABU — Jepang dan Korea Selatan berusaha membujuk Amerika Serikat untuk membatalkan sanksi bagi Iran. Sanksi itu akan memukul Jepang dan Korea Selatan sebagai konsumen minyak Iran.
AS mengumumkan sanksi baru atas Iran pada Selasa (26/6/2018) malam waktu Washington DC atau Rabu (27/6/2018) WIB. Lewat sanksi baru itu, AS melarang pihak mana pun membeli minyak Iran mulai 4 November 2018. Sanksi baru merupakan tindak lanjut keputusan AS untuk keluar dari kesepakatan nuklir Iran.
Larangan tersebut akan menyulitkan konsumen minyak Iran, seperti Korea Selatan dan Jepang. Karena itu, mereka berusaha membujuk AS agar memberi perkecualian.
Lewat sanksi baru itu, AS melarang pihak mana pun membeli minyak Iran mulai 4 November 2018.
”Jepang dan AS sedang membahas penerapan ulang sanksi terhadap Iran dan saya menolak mengungkap perincian diskusi. Kami mengawasi dengan sangat hati-hati terhadap dampak yang akan ditimbulkan keputusan AS. Kami ingin bernegosiasi dengan negara-negara yang terlibat, termasuk AS, sehingga tidak ada dampaknya bagi perusahaan-perusahaan Jepang,” kata Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga.
Korea Selatan juga melakukan hal serupa dengan Jepang. Mereka berusaha mendapatkan perkecualian.
Iran merupakan eksportir terbesar ketiga di antara anggota OPEC. Konsumen utama Iran adalah Jepang, Korea Selatan, China, dan India.
”Langkah lebih agresif dari Trump ini bermakna Jepang dan Korea Selatan akan bergerak lebih cepat untuk menuntaskan impor dari Iran. Di sisi lain, China, India, dan Turki akan membatalkan pemangkasan impor lebih banyak sampai November,” demikian paparan konsultan politik Eurasia Group.
Kala sanksi Iran dicabut pada 2016, Jepang dan Korea Selatan mengimpor hingga 700.000 barrel minyak per hari dari sana. Belakangan, impor merosot menjadi 200.000 barrel per hari.
Iran merupakan eksportir terbesar ketiga di antara anggota OPEC.
Sementara Iran meyakini sanksi AS mustahil dilakukan. Negara itu mengekspor 2,5 juta barrel minyak setiap hari. Jumlah sebanyak itu tidak mudah digantikan produsen lain.
Meskipun demikian, rencana larangan itu sudah berdampak ke Iran. Nilai tukar rial Iran terhadap dollar AS terus merosot di tengah kekhawatiran ada kelangkaan dollar AS di Iran dan dampak sanksi baru itu. Kelangkaan dapat terjadi jika Iran tidak bisa menjual minyak, sarana utama Iran untuk mendapatkan dollar AS. (AFP/REUTERS)