Membaca Kemenangan Syamsuar di Delapan Kabupaten dan Kota di Riau
Oleh
Syahnan Rangkuti
·5 menit baca
Tidak lama lagi, Riau akan memiliki gubernur baru. Berdasarkan hitung cepat lembaga Polmark Research Center, pasangan Syamsuar-Edy Nasution meraih suara terbanyak 38,17 persen. Angka itu terpaut hampir 14 persen dibandingkan rival petahana Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno sebesar 24,35 persen, Firdaus-Rusli Effendi 20,23 persen, dan Lukman Eddy-Hardianto 17,25 persen.
Penghitungan versi Polmark tentu bukan hasil resmi. Keputusan resmi hanya milik KPU. Namun, lazimnya sebuah survei dari lembaga tepercaya, penghitungan riil KPU biasanya terpaut sedikit saja. Menurut Polmark, margin of error hanya 1 persen. Jadi, hasil KPU nanti diperkirakan berkisar dari 37,17 persen sampai 39,17 persen.
Kemenangan Syamsuar sebenarnya sudah diprediksi menurut survei Polmark pada awal Juni 2018. Tingkat elektabilitas Syamsuar mencapai 27,4 persen atau yang tertinggi. Firdaus berada di posisi kedua dengan 13,3 persen (terpaut 14 persen ), Lukman Eddy 8,9 persen, sementara Arsyadjuliandi Rachman mendapat suara 8,5 persen. Margin of error mencapai 2,9 persen dan warga yang belum menentukan pilihan (undecided voters) mencapai 41 persen.
Berdasarkan perbandingan survei elektabilitas dengan versi hitung cepat, posisi Syamsuar tidak tergoyahkan. Namun, suara petahana Arsyadjuliandi Rachman mengalami perubahan signifikan. Andi, sebutan akrab Arsyadjuliandi, justru menjadi runner-up mengalahkan Firdaus dan Lukman Eddy yang unggul dalam angka elektabilitas.
Menurut Maikal Febrian, Direktur Operasional Polmark, kenaikan angka Andi lebih disebabkan faktor undecided voters, memilih Andi saat pencoblosan. Lagi pula, angka elektabilitas Andi masih tidak terlalu jauh dari margin of error 2,9 persen.
Yang menarik dari Pilkada Riau adalah kemenangan Syamsuar di Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau. Syamsuar yang merupakan Bupati Siak mampu meraup suara 46,33 persen atau hampir setengah pemilih Pekanbaru. Adapun Firdaus yang masih menjabat sebagai Wali Kota Pekanbaru hanya mendapat 23,4 persen, Andi 20,93 persen, dan Lukman Eddy 9,32 persen.
Muncul pertanyaan, mengapa Firdaus yang merupakan tokoh utama di Kota Pekanbaru keok di tangan ”pendatang” Syamsuar? Pertanyaan yang sama juga ditujukan kepada Andi yang juga berkantor dan berdomisili di Pekanbaru, tidak mampu menyaingi suara seorang bupati Siak. Bahkan, total suara Firdaus ditambah suara Andi, di Pekanbaru, masih kalah dibandingkan perolehan suara Syamsuar.
Maikal ternyata punya jawaban. Berdasarkan survei Polmark pada awal Juni, pemilih Pekanbaru yang lebih cerdas memang tidak puas dengan kinerja Firdaus dan Andi. Namun, survei ketidakpuasan itu tidak dirilis sebelumnya.
Soal kinerja, beberapa hari menjelang pencoblosan Firdaus sempat digoyang pemberitaan media yang mengupas tunggakan biaya penerangan jalan umum oleh Pemerintah Kota Pekanbaru selama tiga bulan. Nilainya mencapai Rp 38 miliar. PLN pun mematikan lampu jalan protokol sehingga Pekanbaru menjadi gelap gulita di waktu malam. Kejadian pemadaman seperti itu sudah berlangsung tiga kali dan dua kali di antaranya terjadi semasa Firdaus menjabat wali kota.
Malam hari sampai pagi hari-H pencoblosan, Pekanbaru diguyur hujan deras. Akibatnya, beberapa jalan dan wilayah terendam. Di TPS 032 dan 033, Kelurahan Sialang Manggu, Kecamatan Tampan, warga memilih dalam suasana kebanjiran. Di dua TPS banjir itu, suara Firdaus kalah dari Syamsuar.
Hasil survei menunjukkan, Syamsuar memenangi delapan kabupaten dan kota se-Riau kecuali Kampar, Rokan Hulu, Indragiri Hilir, dan Indragiri Hulu. Di Kabupaten Siak, Syamsuar yang masih menjabat bupati benar-benar menguasai daerah sendiri. Syamsuar meraup 71,23 persen suara. Sementara Arsyadjuliandi hanya 14,73 persen, Firdaus 6,67 persen, dan Lukman Eddy 7,37 persen.
Lima dari delapan kabupaten/kota kemenangan Syamsuar itu, yaitu Rokan Hilir, Dumai, Siak, Bengkalis, dan Kepulauan Meranti, merupakan wilayah pesisir Riau yang dikenal sebagai basis suara etnis Melayu.
Syamsuar merupakan tokoh Melayu yang paling terkenal di antara pasangan calon pada Pilkada Rau 2018. Namun, kemenangan di Rokan Hilir jelas merupakan kejutan karena ada tokoh kuat Suyatno, Bupati Rokan Hilir yang merupakan calon wakil gubernur berpasangan dengan Arsyadjuliandi Rachman. Seperti Firdaus, Suyatno ternyata tidak mampu menghadang Syamsuar di kandang sendiri.
Andi memenangi suara di Rokan Hulu dan Indragiri Hulu. Dua daerah ini merupakan basis suara Partai Golkar dan PDI-P yang mengusung gubernur petahana itu.
Namun, Andi jelas tidak mampu memperjuangkan kesolidan suara Golkar yang selama ini unggul mutlak di Riau. Syamsuar justru menang di banyak kantong Golkar. Namun, harus dipahami, Syamsuar adalah kader Golkar juga. Hanya, Syamsuar maju dengan perahu PAN, Nasdem, dan PKS karena Golkar lebih memilih Andi.
Kemenangan Firdaus di Kampar juga sudah diprediksi. Firdaus adalah putra asli Kampar. Ikatan primordial di daerah yang langsung berbatasan dengan Kota Pekanbaru itu sangat kental. Keunggulan Firdaus di Kampar mencapai 49,49 persen atau jauh di atas Syamsuar 20,69 persen, Andi 18,83 persen, dan Lukman 10,95 persen.
Lukman Eddy yang menempati posisi paling buncit menang di kampung halaman sendiri, Indragiri Hilir. Mantan Menteri Desa Tertinggal era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu meraih 42,84 persen, disusul Syamsuar 20,11 persen, Andi 19,59 persen, dan Firdaus 17,46 persen.
Tentang partisipasi pemilih, jumlah pencoblos di Riau mencapai 59,52 persen atau angka golput mencapai 40,48 persen. Angka pemilih itu meningkat lebih dari 8 persen dibandingkan Pilkada 2013 dengan tingkat partisipasi 51 persen. Meski demikian, target KPU Riau partisipasi pemilih sebesar 70 persen belum tercapai.
Kota Pekanbaru memiliki tingkat pemilih tertinggi sebesar 66 persen dan Indragiri Hulu terendah dengan partisipasi 54 persen.
Sekarang, pilkada sudah berakhir. Yang penting seluruh calon yang kalah menepati janji untuk siap menerima kekalahan. Buat yang menang, tidak ada salahnya mengajak pihak yang kalah untuk bersama membangun Riau yang lebih baik lima tahun ke depan. Selamat buat Syamsuar dan Edy Nasution.