Para pendukung Belgia bersorak sorai saat Adnan Januzaj (23) melepas tendangan keras yang agak melengkung ke sudut kanan gawang Inggris. Kiper Inggris Jordan Pickford berusaha melompat untuk menghalaunya, tetapi bola meluncur deras ke dalam gawang.
Gol itu menjadi satu-satunya gol yang tercipta pada laga antara Belgia melawan Inggris, laga terakhir Grup G Piala Dunia 2018, Jumat (29/6/2018) dini hari WIB. Gol di Stadion Kaliningrad, Rusia, itu membuat Belgia menang 1-0 atas Inggris. Kemenangan itu mengantarkan Belgia ke puncak klasemen Grup G. Belgia akan berhadapan dengan Jepang pada babak 16 besar.
Bagi Januzaj gol itu menjadi gol internasional pertamanya untuk Belgia. Gol itu juga menjadi pembuktian kepada Pelatih Belgia, Roberto Martinez, bahwa dia layak dimainkan sebagai pemain utama skuad "Setan Merah".
Dari tiga laga yang sudah dijalani Belgia pada Piala Dunia 2018, baru kali ini Januzaj dimainkan oleh Martinez. Januzaj selalu kalah bersaing dengan Dries Mertens untuk memperebutkan posisi sayap kanan.
Saat Belgia memastikan langkah ke perdelapan final usai partai kedua kontra Tunisia, Martinez merasa perlu mengistirahatkan Mertens pada laga terakhir. Saat itulah Januzaj baru dimainkan. Meski begitu, Januzaj tetap bersikap positif.
Kesempatan bermain sejak menit pertama tersebut digunakannya dengan sangat baik. Banyak serangan Belgia dari sayap kanan yang digerakkannya. Beberapa umpan silang dilepaskan Januzaj kepada penyerang Michy Batshuayi. Januzaj juga beberapa kali melepaskan tendangan ke arah gawang Inggris.
Saat semua usaha terlihat gagal, mantan pemain Manchester United itu memberanikan diri menusuk sendiri ke kotak penalti. Memanfaatkan renggangnya pertahanan Inggris karena para bek menjaga pemain Belgia lainnya, Januzaj melepas tendangan langsung ke gawang dan menghasilkan gol.
Setelah gol itu, Januzaj masih mencoba melepas dua tendangan ke gawang, tetapi tidak berbuah gol lagi. Januzaj akhirnya digantikan oleh Mertens pada menit ke-86, tetapi tetap tidak ada gol tambahan tercipta hingga peluit akhir.
Perlu kepercayaan
Sebagai pemain muda, Januzaj sangat memerlukan kepercayaan untuk dimainkan di timnas agar dapat tumbuh sebagai pemain yang matang dan berpengalaman. Selama ini, kepercayaan bagi Januzaj sangat sedikit sehingga kemampuannya tidak tumbuh dengan pesat.
Pemain Real Sociedad itu baru dimainkan sembilan kali di timnas. Enam kali pada 2014 dan tiga kali pada 2018. Padahal, di sela waktu empat tahun itu, Belgia menjalani banyak laga kualifikasi Piala Eropa dan Piala Dunia serta laga-laga persahabatan.
Jika para pelatih Belgia mau memberi kepercayaan kepada Januzaj, dia akan menjadi pemain masa depan yang berperan besar bagi negaranya. Jika kepercayaan hanya diberikan kepada para pemain senior, regenerasi para pemain muda Belgia bakal terhambat.
Talenta Januzaj muda sudah dilirik oleh para pemandu bakat Manchester United saat dia berusia 16 tahun sehingga dia diajak pindah dari Akademi Anderlecht ke Akademi Manchester United. Pada usia 18 tahun, pemain kelahiran Brussels, 5 Februari 1995, itu dipromosikan oleh pelatih Sir Alex Ferguson ke tim utama MU.
Pada musim 2013-2014 dan 2014-2015, Januzaj sering mendapat kepercayaan untuk bermain, baik sebagai pemain mula atau pemain cadangan. Pada musim 2015-2016, Januzaj kalah bersaing dengan para pemain lain dan dipinjamkan ke Borussia Dortmund, lalu dipinjamkan lagi ke Sunderland pada musim berikutnya.
Di Sunderland, Januzaj mendapat tempat di tim utama sehingga dapat mengasah kemampuannya dengan baik. Pada musim 2017-2018, Januzaj dibeli oleh Real Sociedad dan kembali menjadi pemain utama. Di La Liga, Januzaj merasakan ketatnya persaingan yang mengandalkan keterampilan individu dan permainan kolektif tim.
Kemampuannya meningkat dan ketajamannya mencetak gol juga menjadi lebih baik. Jika terus diberi kesempatan, Januzaj dapat menjadi solusi saat Belgia kesulitan menerobos pertahanan lawan dan kerepotan untuk mencetak gol.
“Kami tahu perbedaan yang akan dibuat dengan momen individual. (Gol) Itu dapat dicetak oleh siapa saja dan saya gembira saya yang mencetaknya,” kata Januzaj kepada FIFA.com saat menerima penghargaan sebagai pemain terbaik pada laga itu. (AP/AFP/REUTERS)