Bandara Ngurah Rai Tutup Hari Ini Pukul 03.00-19.00 Wita
BADUNG, KOMPAS — Hasil rapat evaluasi erupsi Gunung Agung Komunitas Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali, yang dipimpin Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali Nusa Tenggara pada Jumat (29/6/2018) pukul 00.05 Wita, memutuskan untuk menutup sementara Bandara Internasional Ngurah Rai pada pukul 03.00-19.00 Wita.
Hal ini karena pertimbangan ruang udara masih tertutup abu vulkanik. Karena itu, demi keselamatan penerbangan, aktivitas Bandara Ngurah Rai ditutup.
Hingga Kamis (28/6/2018) malam, sebanyak 48 penerbangan dengan 8.334 penumpang tertunda untuk datang dari dan menuju Ngurah Rai. Ke-48 penerbangan itu terdiri dari 38 penerbangan internasional dan 10 penerbangan domestik.
Arie Ahsannurohim dari Humas Angkasa Pura I Ngurah Rai mengatakan, rapat evaluasi dihadiri pihak Otoritas Bandara Wilayah IV, pengelola Bandara Ngurah Rai, AirNav, Pangkalan TNI AU, KP3U Ngurah Rai, Airline Operator, Bea dan Cukai, serta ground handling operator.
”Jumat ini, pihak otoritas bandara segera menggelar jumpa pers untuk menjelaskan detail penutupan bandara,” kata Arie, Jumat pukul 02.45 Wita.
Berikut daftar penerbangan yang tertunda:
Kedatangan internasional 19 penerbangan dengan pax 3.454:
1. Air Asia: 9 penerbangan dengan pax 1.560
2. Jet Star: 7 penerbangan dengan pax 1.474
3. Qantas: 2 penerbangan dengan pax 285
4. Virgin: 1 penerbangan dengan pax 135
Keberangkatan internasional 19 penerbangan dengan pax 3.157:
1. Air Asia: 9 penerbangan dengan pax 1.350
2. Jet Star: 7 penerbangan dengan pax 1.406
3. Qantas: 2 penerbangan dengan pax 310
4. Virgin: 1 penerbangan dengan pax 91
Total internasional 38 penerbangan dengan pax 6.611.
Kedatangan domestik 5 penerbangan dengan pax 884:
1. Air Asia: 5 penerbangan dengan pax 884
Keberangkatan domestik 5 penerbangan dengan pax 839:
1. Air Asia: 5 penerbangan dengan pax 839
Total domestik 10 penerbangan dengan pax 1.723.
Keseluruhannya, domestik dan internasional, 48 penerbangan dengan pax 8.334.
Adapun penjelasan dari rilis yang dibagikan pada Jumat dini hari dari pihak Angkasa Pura I selaku pengelola Ngurah Rai sebagai berikut:
1. Aktivitas Gunung Agung Level III (Siaga), dan erupsi berlangsung terus-menerus sejak 10.00 Wita, dan VONA masih kategori Orange karena ketinggian hanya mencapai 2.000 meter di atas puncak gunung.
2. Plotting VAAC Darwin memprediksi terjadi sebaran ke atas permukaan dengan ketinggian 23.000 kaki yang mempunyai kecepatan 10 knot, sudah menutupi ruang udara Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
3. Dari rekaman laporan pilot pada ketinggian 15.000-23.000 kaki, masih ditemui adanya abu vulkanik di ruang udara dengan arah angin cenderung ke arah barat dan barat daya.
4. Data RGB citra satelit terakhir, sejak Kamis pukul 19.00 Wita-Jumat pukul 00.00 Wita bahwa abu vulkanik sudah tersebar dengan cepat yang hampir menutupi ruang udara Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dengan kecenderungan bergerak ke barat-barat daya.
5. RGB citra satelit cuaca Himawari, pukul 01.00 Wita pergerakan debu vulkanik terdeteksi ke arah barat-barat daya dan menutupi aerodrome Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai. Sampai dengan pukul 00.38 Wita, hasil aerodrome observation dalam bentuk paper test menunjukkan NIL adanya abu vulkanik di area Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
6. Sebaran abu bulkanik berdasarkan model trayektori BMKG, diprediksi sebaran abu vulkanik akan terdapat di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada pagi tanggal 29 Juni 2018.
7. Ramalan arah angin dari BMKG pada ketinggian angin dijelaskan sebagai berikut: 5.000 kaki arah angin dari timur, ketinggian 14.000 kaki dari timur, ketinggian 18.000 kaki dari timur laut-timur, ketinggian 24.000 kaki dari timur,
tetapi dengan pertimbangan ruang udara bandara masih tertutup oleh sebaran abu vulkanik ke arah barat-barat daya atau mengarah ke Bandara I Gusti Ngurah Rai sesuai dengan plotting ASHTAM VAWR 5626, maka Notam Closed Bandara terhitung mulai 29 Juni 2018 pukul 03.00 Wita sampai dengan pukul 19.00 Wita.
8. Evaluasi atas perkembangan situasi penyebaran abu vulkanik dan arah angin akan tetap dievaluasi secara berkala.
Hingga Jumat dini hari, Gunung Agung masih mengeluarkan asap putih dan kelabu dengan munculnya sinar merah di kawah 100-2.500 meter dari puncak kawah.
Sinar merah ini, menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana, merupakan cairan magma gas dan cair yang menuju permukaan kawah.
Namun, status Gunung Agung masih Siaga. ”Risiko bahaya masih di 4 kilometer dan meningkatkan kewaspadaan saja,” ujar Devy.
Warga lingkar Gunung Agung di radius 6 kilometer pun mengungsi. Sebanyak 300-an orang memilih mengungsi. Mereka mendengar gemuruh terus-menerus sepanjang hari dan melihat visual sinar api di puncak kawah sehingga warga khawatir dan memilih mengungsi.