Pemerintah Pusat Serahkan Rp 227 Miliar Lebih Bantu Pengembangan Pariwisata NTB
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Kementerian Pariwisata menyerahkan dana Rp 227.468.900.000 sebagai dukungan untuk pengembangan sumber daya manusia dan daya tarik wisata di sejumlah obyek wisata di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizki Rahman menyerahkan dana dukungan itu kepada Kepala Dinas Pariwisata NTB HM Faozal saat acara dialog dengan Komisi X DPR, Jumat (29/6/2018), di Mataram, Lombok. Dari total dana itu, sebesar Rp 185 miliar untuk pelatihan dan sertifikasi kompetensi pariwisata di Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram.
”Kita sadar satu daerah destinasi seperti NTB ini perlu layanan dukungan oleh SDM yang profesional,” kata Dadang perihal peruntukan dana yang sebagian besar untuk mempersiapkan tenaga terdidik bidang pariwisata.
Dalam kunjungan sehari itu, anggota DPR mengunjungi obyek wisata di Lombok Tengah, seperti permukiman tradisional suku Sasak, Lombok di Dusun Sade, dan Pantai Kute Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.
Pertimbangan dana untuk menopang pariwisata NTB itu, ujar Dadang, karena semua pihak, masyarakat, pengusaha, strategi pemasaran, dan pers memiliki semangat yang sama untuk pengembangan pariwisata di daerah itu. Bahkan, Pemerintah Provinsi NTB memilih pariwisata halal yang diperkuat regulasi: Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pariwisata Halal.
Sisa dana dukungan itu digunakan untuk pembangunan fasilitas umum bagi wisatawan di daerah tujuan wisata, seperti ketersediaan toilet, panggung kesenian, jalur pejalan kaki, rambu-rambu arah, dan kegiatan promosi di destinasi yang terbesar di Pulau Lombok dan Sumbawa.
Sementara anggota DPR RI, Ratih Sanggarwati, dan Mustafa Kamal antara lain menyoroti beberapa hal guna mengantisipasi kemajuan pariwisata NTB. Misalnya, daya dukung sektor pertanian menjadi prioritas dalam mendukung pariwisata. Kemudian produk-produk tenun tradisional perlu mendapat perlindungan di tengah masuknya produk-produk impor yang dijual dengan harga murah menjadikan produk kain songket lokal kalah bersaing.
Kepala Dinas Pariwisata NTB HM Faozal mengutarakan perkembangan pariwisata NTB seperti melengkapi fasilitas umum di daerah tujuan wisata serta membuka akses penerbangan langsung di dalam dan luar negeri. Untuk penerbangan domestik, maskapai penerbangan dalam negeri membuka rute penerbangan dari Lombok ke berbagai jurusan di Pulau Jawa, termasuk Makassar, Sulawesi Selatan.
Sementara untuk penerbangan luar, seperti Singapura dan Malaysia, dilayani perusahaan penerbangan Silk Air dan AirAsia. Dari upaya itu terlihat dampak yang cukup baik terhadap kunjungan wisata ke Lombok. Misalnya, tahun 2016, kunjungan mencapai 3.094.437 wisatawan yang meliputi 1.404.328 wisatawan mancanegara dan 1.690.109 wisatawan Nusantara. Jumlah kunjungan itu meningkat tahun 2017 menjadi 3.508.903 wisatawan yang terdiri dari 1.430.249 wisatawan mancanegara dan 2.078.654 wisatawan Nusantara.