Puluhan ribu penumpang di Bandara Ngurah Rai, Bali, sempat tertunda berangkat akibat ancaman abu dari erupsi Gunung Agung. Namun, Jumat sore, situasi mulai normal kembali.
BADUNG, KOMPAS - Sebanyak 26.862 penumpang domestik dan mancanegara dari 318 penerbangan yang sempat tertunda berangkat, berangsur tertangani. Operasional dan aktivitas penerbangan di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, dibuka kembali pukul 14.30 Wita setelah sempat ditutup sejak pukul 03.00 Wita, Jumat (29/6/2018).
Bandara ditutup karena ada ancaman abu vulkanik dari erupsi Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, sekitar 70 kilometer dari bandara. Saat ini, erupsi Gunung Agung mereda dan sebaran abu vulkanik bergeser dari barat daya ke barat laut.
Hingga Jumat malam, aktivitas penerbangan lancar. ”Pemantauan arah angin dan sebaran abu di area penerbangan terus dilakukan demi keselamatan penerbangan. Abu vulkanik berbahaya bagi mesin pesawat,” kata Ketua Otoritas Bandara Ngurah Rai Herson, kemarin, di bandara.
Penanganan penumpang semakin baik ketimbang saat penutupan bandara akibat erupsi Gunung Agung akhir November 2017. Pihak bandara, maskapai penerbangan, konsulat berbagai negara, serta imigrasi berupaya maksimal melayani penumpang.
Penumpang mendapatkan gratis satu malam di hotel tempatnya menginap sebelum terdampak penutupan bandara. Penumpang juga diberi pilihan menumpang bus gratis menuju Terminal Bus Mengwi (Badung), Pelabuhan Padang Bai (Karangasem), Bandara Internasional Juanda (Surabaya), dan ke Jakarta. Sebanyak 611 orang memanfaatkan pelayanan bus dari pemerintah setempat.
Puluhan warga desa dalam radius 5 kilometer sekitar puncak Gunung Agung mengungsi karena khawatir dengan suara gemuruh dan embusan abu. Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Devy Kamil Syahbana mengatakan, ada penurunan kegempaan setelah pukul 05.00 Wita, kemarin. Namun, pihaknya mengimbau warga tetap waspada dalam radius 4 kilometer dari kawah. Citra satelit termal merekam titik panas di dalam kawah dengan energi 819 megawatt (MW). Energi ini terbesar sejak erupsi akhir November 2017 sebesar 97 MW.
Bandara lain
Asisten Manager Safety Risk and Quality Control Bandara Banyuwangi Edy Febriansyah mengatakan, hingga kemarin sore, Bandara Banyuwangi tidak ditutup. Namun, sejumlah maskapai penerbangan membatalkan penerbangan atas alasan keselamatan.
Di Jember, Otoritas Bandara Notohadinegoro menutup bandara pukul 09.30-17.00 akibat sebaran abu dari erupsi Gunung Agung. Empat penerbangan terdampak, yakni Garuda dan Wings rute Surabaya-Jember pergi-pulang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pengoperasian bandara akan dilakukan buka tutup sesuai dengan kondisi alam.
Sementara itu, Bandara Juanda, Surabaya, menyiapkan pusat krisis untuk menampung para calon penumpang pesawat yang menempuh perjalanan darat dari Denpasar, Bali. Pusat krisis ini menjadi tempat istirahat sementara sekaligus pusat informasi tentang berbagai pelayanan.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Juanda Heru Prasetyo mengatakan, Bandara Juanda juga menyiapkan parkir pesawat untuk mengantisipasi pengalihan penerbangan.