JAKARTA, KOMPAS - Meski sebelumnya telah ditetapkan bahwa cabang atletik pada Asian Para Games digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Inapgoc berupaya bernegosiasi untuk memindahkan arena pertandingan ke Stadion Madya di GBK.
Presiden APC Majid Rasheed menyatakan Stadion Utama GBK sudah ditetapkan menjadi arena atletik Asian Para Games 2018 seusai kunjungan delegasi tim teknis pada awal tahun ini. Pertimbangannya, Stadion Utama memiliki fasilitas lengkap, meliputi ruangan klasifikasi kondisi tubuh atlet, ruang pemeriksaan doping, ruang tambahan untuk keadaan darurat, ruang pelatih, dan ruang perlombaan. Selain itu, ada ruang khusus yang bisa digunakan atlet untuk pemanasan dan pendinginan.
”Kondisi Stadion Utama GBK bagus. Stadion itu brilian dan mempunyai semua fasilitas yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kejuaraan utama,” katanya saat meninjau pelaksanaan uji coba kejuaraan Asian Para Games untuk cabang atletik, Sabtu (30/6/2018), di Stadion Madya.
Uji coba Asian Para Games cabang atletik berlangsung 30 Juni-1 Juli. Uji coba itu untuk menguji kesiapan panitia, sistem perlombaan, serta aksesibilitas penonton, atlet, dan ofisial. Uji coba juga menjadi ajang kualifikasi atlet Asian Para Games.
Menurut Majid, Stadion Madya belum memiliki semua fasilitas yang dibutuhkan. Stadion yang lebih kecil ketimbang Stadion Utama itu lebih cocok untuk latihan dan pemanasan atlet.
Sementara Inapgoc justru berharap agar Stadion Madya dipakai untuk menyelenggarakan perlombaan atletik. Menurut Ketua Inapgoc Raja Sapta Oktohari, panitia penyelenggara akan lebih mudah memahami situasi dan kondisi di Stadion Madya karena tempat tersebut telah dipakai untuk uji coba kejuaraan.
Selain itu, kapasitas penonton di Stadion Madya yang lebih sedikit akan memudahkan panitia menyiapkan perlengkapan kejuaraan. Kapasitas penonton di Stadion Madya sekitar 10.000 orang, sedangkan Stadion Utama berkapasitas sekitar 75.000 penonton.
”Stadion Utama memang lebih besar dan bagus, tetapi kerjanya juga lebih banyak. Kami harus mengisi penonton sampai penuh. Itu tidak mudah,” katanya.
Menurut Okto, Inapgoc masih berusaha melakukan negosiasi terkait penggunaan Stadion Madya sebagai arena utama. Mereka masih menunggu keputusan akhir dari delegasi teknis, petugas teknis internasional (ITO), dan petugas teknis nasional (NTO).
Dari uji coba kejuaraan kemarin, remaja asal Kediri, Jawa Timur, Nanda Mei Solihah (19), yang turun pada kategori lomba T47 (keterbatasan anggota tubuh bagian atas) berhasil meraih medali emas pada nomor lomba lari 200 meter. Nanda yang menorehkan waktu 28,25 detik berlari lebih cepat dari sesama atlet pelatnas, Wahyu Nur Saputri, yang mencatat waktu 32,12 detik.
Nanda merupakan peraih tiga emas ASEAN Para Games di Singapura 2015 dan Kuala Lumpur 2017. Pada debutnya di Asian Games 2018, Nanda berharap dapat menampilkan yang terbaik.
”Tampil sebagai pemain tuan rumah tentu saja deg-degan. Namun, saya punya keinginan kuat untuk menampilkan yang terbaik demi Indonesia,” ujarnya.
Pada cabang renang, tim ”Merah Putih” berharap dapat meloloskan 28 atlet pelatnas untuk tampil pada Asian Para Games. Berdasarkan aturan, tim renang harus mengantongi tiket standar kualifikasi minimum (MQS) sebagai syarat tampil di Asian Para Games. Hingga saat ini baru 3 dari 28 atlet yang sudah mengantongi MQS. Pelatih tim renang Dimin BA mengatakan, banyak atlet belum mengantongi MQS karena jarang ikut kejuaraan berlevel internasional sehingga catatan waktunya belum diakui federasi internasional.
Uji coba renang akan berlangsung 1-2 Juli di Stadion Akuatik. Selain 28 atlet pelatnas, uji coba juga diikuti 45 atlet daerah. Uji coba digelar bekerja sama dengan APC sehingga hasil kejuaraan juga dipakai sebagai ajang kualifikasi Asian Para Games.
Asian Games
Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) meluncurkan lagu tema Asian Games. Lagu berjudul ”Meraih Bintang” dengan aliran dangdut modern tersebut diciptakan Pay Siburian dan dinyanyikan pedangdut Via Vallen pada ”Konser 50 Hari Menjelang Asian Games 2018” yang disiarkan TVRI, Sabtu malam.
Dalam acara yang sama, Inasgoc juga memperkenalkan medali Asian Games. Medali dengan ornamen batik itu menunjukkan kekayaan budaya Indonesia.
Ketua Inasgoc Erick Thohir yang menghadiri konser itu mengatakan, Inasgoc bekerja sama dengan sejumlah musisi dan penyanyi dalam menciptakan 13 lagu bertema olahraga guna menyemarakkan Asian Games. Lagu-lagu tersebut beraliran pop, rock, jazz, rap, dan dangdut. Dari 13 lagu tersebut, terpilihlah lagu ”Meraih Bintang” sebagai lagu tema resmi.
”Kami sudah melakukan riset, lagu ’Meraih Bintang’ lebih mudah dikenal masyarakat. Selain itu, kami ingin membawa musik dangdut agar lebih dikenal dunia,” katanya.
Direktur Utama TVRI Helmi Yahya mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah program, termasuk siaran Asian Games hingga 12 jam per hari.