Pola Pikir Masyarakat di Sekitar Danau Toba Perlu Diubah
Oleh
Aditya Putra Perdana
·3 menit baca
SIMALUNGUN, KOMPAS - Penataan Danau Toba di Sumatera Utara diharapkan tidak hanya tampak dari fisik, tetapi juga pola pikir masyarakat, operator kapal, dan pemerintah daerah. Ini penting agar insiden KM Sinar Bangun menjadi tragedi yang terakhir di danau itu.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi, di sela-sela tinjauan ke Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumut, Sabtu (30/6/2018), mengatakan, harus ada kemauan dari para pemangku kepentingan untuk mengubah mindest (pola pikir), yang selama ini menjadi kebiasaan dalam pelayaran di Danau Toba.
"Sesuai arahan Menko Kemaritiman, agar yang utama ialah adanya perubahan mindset masyarakat, pengguna jasa penyeberangan, operator dan pemerintah setempat. Karena itu, sebulan ini, budaya tertib keselamatan pelayaran didorong," kata Budi.
Budi mencontohkan, pihaknya akan mendorong kebiasaan penumpang kapal untuk langsung menggunakan pelampung atau life jacket saat menaiki kapal. Secara bertahap, Kemenhub akan menyediakan 5.000 life jacket untuk kapal-kapal di Danau Toba.
Selain itu, mulai Kamis (5/7), Kemenhub akan memberi pelatihan kepada pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Sumut maupun Dishub 7 kabupaten di sekitar Danau Toba. "Pelatihan ini tentang tanggungjawab kesyahbandaran. Setelah itu, akan ada juga pelatihan bagi para nakhoda," ujar Budi.
Operasi SAR
Kemarin, operasi SAR terus dilakukan guna mengevakuasi jenazah dan bangkai kapal KM Sinar Bangun dari dasar danau. Belum adanya alat penangkap visual bawah air (ROV) yang bisa mengevakuasi membuat tim SAR gabungan masih menggunakan jaring pukat harimau.
Berdasarkan pantauan, tim SAR gabungan mulai beroperasi sejak pukul 09.30. Tim sea rider baik dari Basarnas, TNI, dan Polri bergerak menggunakan perahu karet menuju kapal Dosroha 05.1, yang selama ini menjadi tempat kendali ROV dari atas danau.
Pada pukul 11.30, feri KMP Sumut I dan II berangkat dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir untuk melakukan evakuasi dengan menebar jaring pukat harimau. Pukul 14.30, saat cuaca masih cerah, pukat harimau dengan tali sepanjang 1.000 m pun ditebar.
Semakin sore, langit mendung. Pada pukul 16.30, tim gabungan yang antara lain terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan menarik jaring, setelah feri menyisir danau selama dua jam. Pukul 18.00, baru sebagian tali ditarik. Feri pun bersandar di Tigaras.
Hingga pukul 19.30, tim SAR gabungan beserta relawan masih bahu membahu menarik tali jaring pukat harimau ke feri KMP Sumut I. Penarikan tali tersebut juga dibantu truk derek yang masuk ke dalam feri.
Direktur Operasi Basarnas Bambang Suryo Aji menuturkan, pihaknya masih mengoptimalkan ROV yang ada untuk mencari kerangka KM Sinar Bangun. "Wilayah pencarian efektif yakni radius 1-2 km dari titik ditemukannya jenazah dan sepeda motor," katanya.
Kemarin, Basarnas memperpanjang operasi pencarian KM Sinar Bangun, selama tiga hari. Sebelumnya, perpanjangan pada 25-27 Juni, kemudian 28-30 Juni. Dengan perpanjangan ketiga, operasi hingga 3 Juli.
Bupati Simalungun JR Saragih, yang mengecek langsung alat kendali ROV, mengatakan, tali KM Sinar Bangun memang sudah ditemukan dan coba dikaitkan dengan jangkar. Namun, ada risiko tali putus apabila ditarik. Karena itu, tindakan masih dipikirkan bersama.
Selain itu, kata Saragih, pihaknya akan berbicara dengan keluarga korban tentang opsi-opsi yang ada beserta risikonya. "Kami akan telepon satu per satu, untuk membicarakan langkah apa yang terbaik selanjutnya. Sebab, saat ini tinggal 10 persen yang masih ada di posko," katanya.
Adapun KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba, dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, ke Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, pada Senin (18/6). Hingga kini, 164 dilaporkan masih hilang, 21 selamat, dan tiga tewas.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.