JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memastikan perluasan jangkauan kereta massal cepat atau MRT Jakarta tidak hanya menjangkau area selatan-utara Ibu Kota, tetapi juga barat-timur. PT Mass Rapid Transit Jakarta diminta terlibat untuk perluasan layanan tersebut dan diberi target menyelesaikan seluruh rute pada 2024.
”Saya meminta ke MRT (PT MRT Jakarta) untuk melaksanakan MRT dari utara ke selatan, dari timur ke barat, paling lambat selesai 2024,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau kemajuan proyek MRT Jakarta di depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu (1/7/2018).
Menurut dia, target waktu tersebut ditetapkan karena pada saat bersamaan, moda angkutan massal lain sudah lebih maju dan membuat lebih banyak pengguna kendaraan pribadi menggunakan angkutan umum untuk bepergian.
Budi memprediksi, kereta rel listrik (KRL) yang sekarang beroperasi untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta sudah meluas ke Lebak, Banten, bakal mengangkut 2,5 juta penumpang per hari di 2024 karena selang waktu antar-rangkaian kereta hanya 2-3 menit. Syaratnya, perjalanan kereta dalam kota dan luar kota sudah terpisah dan tidak ada lagi pelintasan satu bidang. Saat ini, KRL mengangkut sekitar 1,1 juta penumpang per hari.
Kereta ringan atau LRT Jabodebek yang sedang dibangun bakal membawa sekitar 400.000 penumpang per hari sehingga jika terdapat empat jalur LRT, kemungkinan 1,6 juta penumpang terangkut setiap harinya. Adapun MRT Jakarta rute utara-selatan diperkirakan bakal mengangkut 300.000-400.000 penumpang per hari. Dikombinasikan dengan rute barat-timur, penumpang MRT bisa mencapai 1 juta orang per hari.
Selain itu, sistem angkutan bus transjakarta, angkutan pengumpan, dan angkutan jalan raya lainnya juga diharapkan makin baik. Perpaduan semua moda tersebut diprediksi membuat 5 juta orang menumpang angkutan umum per harinya di Jakarta pada 2024. ”Artinya, paling tidak 50 persen pergerakan di Jakarta bisa diakomodasi. Insya Allah pada saat itu Jakarta tidak macet,” ujar Budi.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar menjelaskan, saat ini belum mendapat penugasan resmi untuk menggarap proyek MRT Jakarta rute barat-timur. Namun, dengan instruksi dari Budi, PT MRT Jakarta akan terlibat di semua proyek MRT di Ibu Kota. Basic engineering design rute tersebut masih dikerjakan Kementerian Perhubungan, dan kemungkinan selesai tahun depan.
MRT Jakarta rute timur-barat, menurut rencana, terhubung dari Ujung Menteng di Cakung, Jakarta Timur, hingga Kembangan di Jakarta Barat dengan panjang lintasan 27 kilometer. Rute ini akan berpotongan dengan rute utara-selatan di dekat Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Pengerjaan rute timur-barat diharapkan bisa dimulai 2020 dan selesai tahun 2024. ”Timur-barat bisa underground (bawah tanah), bisa elevated (layang), tergantung hasil studinya,” kata William.
Budi menuturkan, nilai investasi pembangunan MRT Jakarta rute timur-barat kemungkinan sama dengan rute utara-selatan dari Lebak Bulus (Jakarta Selatan) ke Kampung Bandan (Jakarta Utara), yakni sekitar Rp 40 triliun. Swasta bakal diajak bekerja sama mewujudkan rute tersebut agar mengurangi beban pada anggaran pendapatan dan belanja negara dan daerah.
Sementara itu, Budi menyebutkan, kemajuan proyek MRT Jakarta rute utara-selatan fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) sepanjang 16 kilometer sudah mencapai 94 persen. ”Pekerjaan rumah” utama yang belum terlaksana adalah pengetesan-pengetesan. ”Ini terkait dengan satu syarat keselamatan yang tinggi sekali, butuh waktu yang sangat panjang untuk melakukan pengujian,” katanya.
William mencontohkan, salah satu materi pengujian adalah memastikan pintu kereta tidak terbuka jika saat pengoperasian posisi pintu kereta dan pintu pada peron (platform screen door) tidak sama. Agustus nanti, pengujian pertama dimulai dengan menjajal seluruh sistem, persinyalan, telekomunikasi, dan listrik di jalur utama (main line).
Pada Desember, pengoperasian kereta pada rute Lebak Bulus-Bundaran HI diujicobakan. Targetnya masih sama, yaitu operasi komersial MRT Jakarta di Maret 2019.
Adapun rute utara-selatan fase 2 (Bundaran HI-Kampung Bandan), menurut rencana, dimulai dengan pencanangan pembangunan pada Desember tahun ini dan selesai 2024. William mengatakan, survei untuk rute Bundaran HI-Kampung Bandan sedang dalam proses.