JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan pasar perdagangan secara elektronik atau e-dagang Indonesia dinilai cepat. Meski begitu, tingkat penipuan saat bertransaksi daring tinggi.
Perusahaan penyedia layanan pengelolaan informasi, Experian, dalam laporan Digital Consumer Insights 2018 (Juni 2018), menyebutkan, tiga perempat dari konsumen Indonesia pernah melakukan pembelian barang secara daring. Kategori barang yang paling banyak diminati dan dibeli adalah tiket perjalanan, makanan dan minuman, serta produk elektronik.
Laporan itu mengungkapkan bahwa paparan penipuan langsung yang dialami konsumen Indonesia yang berbelanja daring berada di urutan kedua teratas di Asia Pasifik. Urutan pertama adalah konsumen di Vietnam.
Laporan Digital Consumer Insights 2018 merupakan hasil survei konsumen yang dilakukan di sepuluh negara kawasan Asia Pasifik. Kesepuluh negara itu adalah Australia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Selandia Baru, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Survei bertujuan menggali pengalaman penipuan yang dialami oleh konsumen digital dan melengkapi kajian Fraud Management Insights 2017 yang menganalisa manajemen penipuan dari perspektif perusahaan. Fraud Management Insights 2017 menyurvei 3.200 konsumen layanan digital milik operator telekomunikasi dan ritel serta 80 organisasi di sepuluh negara kawasan Asia Pasifik.
”Tidak banyak konsumen Indonesia segera beralih ke penyedia layanan lain. Temuan kami menunjukkan hanya 35,5 persen akan berganti. Ini adalah persentase terendah di antara sepuluh negara Asia Pasifik yang kami survei,” ujar Managing Director Southeast Asia and Emerging Markets di Experian Asia Pacific Dev Dhiman melalui surat elektronik, Selasa (3/7/2018).
Dia berpandangan, orang Indonesia semakin nyaman bertransaksi jual-beli secara daring. Kenyamanan ini dibentuk oleh kemudahan mengakses aneka platform yang menawarkan layanan e-dagang. Para pemilik layanan pun menawarkan model pembayaran yang mudah dan cepat, seperti tanpa menggesek kartu debet atau kredit. Namun, pada saat bersamaan, ancaman penipuan semakin meningkat.
”Konsumen Indonesia dapat memanfaatkan teknologi pendeteksi penipuan yang canggih, seperti bukti identitas biometrik. Cara lain adalah meningkatkan literasi perlindungan data pribadi,” ujar Dev.
Menurut dia, perusahaan penyedia layanan daring yang resmi sebenarnya dapat membantu melindungi konsumen dari ancaman penipuan. Syaratnya adalah perusahaan memiliki informasi berkualitas tinggi tentang konsumen mereka. Dengan demikian, perusahaan bisa segera memverifikasi transaksi sah dan benar atau sebaliknya.
Secara terpisah, Vice President of Engineering Bukalapak Ibrahim Arief yang ditemui usai acara halalbihalal, Selasa (3/7/2018), di Jakarta, menyebutkan, rata-rata terdapat 400 uji coba pembaruan tampilan dan mekanisme pelayanan baru setiap tahun. Uji coba sebanyak itu bertujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap servis Bukalapak.
Dia menceritakan, sejak 1,5 tahun lalu, Bukalapak memasang fitur rekomendasi produk. Fitur ini bekerja berdasarkan teknologi kecerdasan buatan sehingga mampu membaca kebiasaan dan perilaku pelanggan. Hasilnya adalah efektivitas berbelanja sekarang meningkat menjadi empat kali lipat.
Masih terkait peningkatan kepuasan pelanggan, Associate Vice President of Customer Satisfaction Management Bukalapak Tine E Effendi menambahkan, terdapat 500 multisaluran suara konsumen, misalnya media sosial, telepon, dan walk in center. Semua saluran ini bisa melayani keluhan, kritik, dan pertanyaan pelanggan.
”Kami menggabungkan pendekatan teknologi dan manusia untuk menangani setiap kasus yang dilaporkan konsumen. Kami mengupayakan respons dan penyelesaian laporan semakin cepat,” ujar Tine.
Staf Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), Abdul Yasit, yang dihubungi terpisah, menceritakan, penipuan merupakan salah satu dari keluhan bertransaksi daring yang sering banyak diterima YLKI. Contoh penipuan yaitu korban menerima penawaran barang dari media sosial. Setelah mentransfer uang pembayaran, korban tidak dapat berkomunikasi dengan pelaku. Akun media sosial yang dipakai pelaku sudah terblokir.